ASEPHI Minta Pemerintah Beri Perhatian UMKM
Butuh Modal untuk Perluas Pasar
DENPASAR, NusaBali - Asosiasi Eksportir dan Produsen Handycraft Indonesia (Asephi) Bali meminta pemerintah memberi perhatian lebih besar kepada pelaku usaha handcraft yang nota bene sebagian besar merupakan usaha berskala Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Perhatian yang diharapkan antara lain bantuan kemudahan akses mendapatkan permodalan atau pembiayaan dan bantuan promosi, baik promosi di dalam maupun di luar negeri. Ketua DPD Asephi Bali, Ketut Darma Siadja menyampaikan Rabu (23/10).
"Sampai saat ini bisnis, khususnya ekspor handycraft masih lemah," ujar pebisnis asal Desa Mas, Kecamatan Ubud,Gianyar. Lesunya perekonomian negara-negara tujuan utama ekspor handycraft Bali menjadi salah satu penyebabnya.
"Sehingga belum ada perkembangan yang signifikan," jelas pria yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor-Impor Provinsi Bali. Harapannya tentu saja perkembangan ke depan menuju ke arah yang positif. Seiring itulah, pemerintah diharapkan lebih maksimal memberi perhatian, khususnya dalam hal permodalan dan bantuan promosi tersebut.
"Akses permodalan agar simple, tidak njelimet prosesnya," kata Darma Siadja. Demikian juga tanggungannya agar dibuat ringan, mengingat skala usaha perajin yang sebagian besar merupakan pelaku usaha UMKM.
Dan yang kedua adalah bantuan pemasaran melalui fasilitasi promosi, baik di dalam negeri dan luar negeri. Wujudkan diharapkan stand grastis atau cuma-cuma, subsidi biaya pemberangkatan atau kepulangan dan subsidi lainnya.
"Ini terutama yang UMKM," jelasnya. Jadi fasilitas tersebut bukan diperuntukkan pengusaha besar yang sudah bisa menggelar pameran secara mandiri. "Itu harapan kita agar produk hanydcraft Bali tetap dan semakin luas peluang pasarnya," ujar Darma Siadja.
Data sementara dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali/Disdagprin Bali nilai ekspor komoditas kerajinan atau handycraft sebesar 54.248.239,55 dollar AS (Rp844,8 miliar).
Nilai tersebut total dari Januari-September 2024. Besaran nilai ekspor komoditas kerajinan berada di posisi kedua setelah ekspor komoditas pertanian sebesar 86.679.694,91 dollar AS.
Kontribusi ekspor komoditas kerajinan terhadap total ekspor Bali sebesar 28,14 persen. Sedangkan komoditas pertanian kontribusinya 42,88 persen atau yang terbesar dari 4 kelompok komoditas ekspor.
Dua kelompok komoditas ekspor lainnya adalah industri dan perkebunan, serta komoditas lainnya. Sedangkan total nilai sementara ekspor Bali dari Januari sampai dengan September 192.798.861,93 dollar AS. K17.
1
Komentar