12,51 Kilometer Pantai di Tabanan Abrasi
Pantai Bebali
Abrasi
Pemkab Tabanan
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan
Pantai Nyanyi
Kepala DLH Tabanan
I Gusti Putu Ekayana
Kondisi pantai yang belum tertangani tersebut, tiap tahunnya akan dilakukan pengajuan perbaikan dengan membuat proposal. Proposal diajukan ke pusat melalui BWS Penida Provinsi Bali.
TABANAN, NusaBali - Pemkab Tabanan kebut penanganan abrasi di sepanjang pesisir pantai. Dari total panjang 12,51 kilometer pantai abrasi, sudah ditangani sepanjang 6,73 kilometer.
Sisanya sepanjang 5,78 kilometer belum ditangani. Dari data di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan, panjang pantai di Tabanan dari timur (Pantai Nyanyi Kecamatan Kediri) sampai ke barat (Pantai Selabih Kecamatan Selemadeg Barat). Total panjang 30,177 kilometer meliputi 12 desa pesisir.
Kepala DLH Tabanan I Gusti Putu Ekayana mengatakan penanganan abrasi tiap tahun dilakukan. Penanganan langsung dilakukan oleh pemerintah pusat melalui BWS (Balai Wilayah Sungai) Penida. "Kalau dari anggaran pemerintah daerah memang tidak dianggarkan dalam penanganan abrasi. Itu langsung kewenangan pusat," jelasnya Jumat (25/10).
Untuk itu setiap tahunnya DLH rutin melakukan pencatatan pantai mana saja yang mengalami abrasi. Kemudian dibuatkan proposal untuk diajukan ke pihak BWS. "Saat ini dari luas 12,51 kilometer pantai yang terdata abrasi, hanya 5, 78 kilometer yang belum tertangani," katanya.
Terhadap kondisi pantai yang belum tertangani tersebut, tiap tahunnya akan dilakukan pengajuan perbaikan dengan membuat proposal. Proposal diajukan ke pusat melalui BWS Penida Provinsi Bali. "Tiap tahun kami akan ajukan proposal. Dan untuk jumlah anggaran itu lebih lengkap pihak BWS yang mengetahui karena kami tinggal menerima," tegas Ekayana.
Di sisi lain untuk mencegah terjadi abrasi DLH Tabanan telah melakukan sejumlah upaya. Di antaranya, melaksanakan penanaman mangrove, meningkatkan pemeliharaan terumbu karang. Melestarikan kawasan sempadan pantai dan sungai bekerja sama dengan desa dinas, desa adat, dan pengelola objek wisata pantai.
Kemudian, kata Ekayana, mengelola ruang perairan laut menjadi zona lindung, zona penyangga, dan zona pemanfaatan. Dan, terakhir meningkatkan masyarakat untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. "Jadi ini kami upayakan untuk mencegah abrasi semakin luas," katanya.
Dia menambahkan pada dasarnya abrasi di Tabanan kebanyakan disebabkan oleh faktor alam. Pasang surut air laut, angin diatas lautan, gelombang laut, dan arus laut yang merusak. "Dampak dari semua itu, salah satunya menyusutnya garis pantai," tandasnya.7des
1
Komentar