Simpang Lukluk Macet, Adicipta Mau Bangun Shortcut Layang Sempidi-Abianbase-Penarungan
Adicipta
Adi Arnawa
Gus Bota
Simpang Lukluk
Kemacetan
Pariwisata
Badung Utara
Jalan Layang
Shortcut
Alih Fungsi Lahan
Sawah
Infrastruktur
MANGUPURA, NusaBali.com - Badung Utara memang lebih lengang dibanding wilayah selatan, namun bukan berarti tidak ada simpul kemacetan. Satu di antara simpul kemacetan yang parah di wilayah utara Gumi Keris adalah Simpang Lukluk.
Kemacetan di wilayah utara dapat mempengaruhi perekonomian Badung secara umum. Sebab selain produk pertanian, ada tenaga kerja, pelajar, dan mahasiswa yang tidak sedikit berasal dari wilayah utara. Selain itu, kemacetan ini juga bakal berdampak pada aktivitas pariwisata di Badung Utara.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Badung nomor urut 2 I Wayan Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta (Adicipta) menggagas jalan pintas (shortcut) demi mengurai kepadatan kendaraan di Simpang Lukluk, Kecamatan Mengwi, Badung.
“Salah satu tantangan dalam menjaga keberlanjutan pariwisata Badung adalah masalah kemacetan,” kata Adi Arnawa saat debat terbuka pertama Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Badung, Jumat (25/10/2024) malam di Kelurahan Seminyak, Kuta.
Gagasan ini disampaikan Adicipta ketika membeberkan visi, misi, dan program pemerataan dan keserasian pembangunan Badung antara wilayah selatan dan utara. Masalah kemacetan di selatan sudah dijatah pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS), di utara akan ada Shortcut Sempidi-Abianbase-Penarungan (SAP).
“Untuk menangani Simpang Lukluk, kami berkomitmen membangun Shortcut Sempidi-Abianbase-Penarungan,” ungkap Adi Arnawa yang juga eks Sekretaris Daerah Kabupaten Badung.
Lantas pertanyaannya, apakah Shortcut SAP ini akan mengorbankan lahan sawah di wilayah itu? Sebab, hanya ada bentangan lahan pertanian di utara Puspem Badung, Kelurahan Sempidi dan di utara RSD Mangusada, Kelurahan Kapal sampai ke Desa Penarungan, Mengwi yang mungkin dibangun infrastruktur jalan.
Jika iya, maka sama saja akan merangsang alih fungsi lahan. Belajar dari pembangunan shortcut di episenter pariwisata Canggu-Tibubeneng, Kuta Utara. Shortcut yang dibangun di atas lahan sawah akan diikuti dengan kemunculan bangunan-bangunan lain di sepanjang shortcut itu.
Kepada NusaBali.com usai debat terbuka, paslon yang diusulkan PDIP, Gelora, PBB, Demokrat, dan Perindo ini berjanji tidak akan mengorbankan lahan pertanian untuk Shortcut SAP. Meskipun, kemungkinan jalan pintas ini tetap dibangun di atas persawahan Subak Sempidi, Subak Anggungan (Lukluk), sampai Subak Penarungan.
“Kami tetap menjaga agar jangan sampai ada alih fungsi lahan. Oleh karena itu, kami akan membangun infrastruktur yang ada elevasinya (layang). Mungkin akan naik ke atas sehingga tidak mempengaruhi lahan-lahan yang ada di bawahnya,” tegas Adi Arnawa kepada NusaBali.com.
Adi Arnawa mengaku, sudah ada proses kajian soal rencana pembangunan Shortcut SAP. Elevasi atau ketinggiannya pun tidak seperti jalan layang (flyover) di kota-kota besar di Pulau Jawa. Kata Adi Arnawa, ketinggiannya disesuaikan agar tidak merusak lahan produktif di bawahnya dan juga tidak mengganggu tempat suci.
Shortcut SAP diwacanakan mengalihkan arus kendaraan dari arah Sempidi ke utara sampai Penarungan. Shortcut ini membentang dari utara Puspem Badung, Sempidi ke utara RSD Mangusada, Kapal sampai tembus ke Taman Bung Karno di utara Subak Penarungan yang sedang dalam proses pembebasan lahan.
“Harapannya, Simpang Luluk itu tidak (macet) seperti sekarang. Itu akan jadi satu arah dari barat arah Kelurahan Kapal menuju Kelurahan Sempidi,” imbuh Adi Arnawa, eks birokrat asal Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung ini.
Eks Kepala Satpol PP dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Badung ini berharap, shortcut layang ini akan jadi ikon pusat Kota Mangupura. Jadi, tidak hanya sekadar berfungsi sebagai infrastruktur jalan yang menjawab problem kemacetan.
“Tentu ini semua harus ada kajian yang kuat karena bagaimanapun Ketua Umum PDIP (Megawati Sukarnoputri) tidak senang kalau ada alih fungsi lahan,” tegas Adi Arnawa didampingi wakilnya Bagus Alit Sucipta (Gus Bota), Ketua Tim Pemenangan Adicipta I Gusti Anom Gumanti, dan pimpinan partai politik pengusul di Badung.
Selain kemacetan di Simpang Lukluk, Adicipta juga berjanji mengatasi simpul kemacetan lain di Badung Utara yakni Simpang Mambal-Latu, Kecamatan Abiansemal. Solusi yang ditawarkan pun sama yakni membangun jalan shortcut atau jalan lingkar yang mampu mengurai kepadatan kendaraan. *rat
Untuk mengatasi permasalahan ini, Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Badung nomor urut 2 I Wayan Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta (Adicipta) menggagas jalan pintas (shortcut) demi mengurai kepadatan kendaraan di Simpang Lukluk, Kecamatan Mengwi, Badung.
“Salah satu tantangan dalam menjaga keberlanjutan pariwisata Badung adalah masalah kemacetan,” kata Adi Arnawa saat debat terbuka pertama Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Badung, Jumat (25/10/2024) malam di Kelurahan Seminyak, Kuta.
Gagasan ini disampaikan Adicipta ketika membeberkan visi, misi, dan program pemerataan dan keserasian pembangunan Badung antara wilayah selatan dan utara. Masalah kemacetan di selatan sudah dijatah pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS), di utara akan ada Shortcut Sempidi-Abianbase-Penarungan (SAP).
“Untuk menangani Simpang Lukluk, kami berkomitmen membangun Shortcut Sempidi-Abianbase-Penarungan,” ungkap Adi Arnawa yang juga eks Sekretaris Daerah Kabupaten Badung.
Lantas pertanyaannya, apakah Shortcut SAP ini akan mengorbankan lahan sawah di wilayah itu? Sebab, hanya ada bentangan lahan pertanian di utara Puspem Badung, Kelurahan Sempidi dan di utara RSD Mangusada, Kelurahan Kapal sampai ke Desa Penarungan, Mengwi yang mungkin dibangun infrastruktur jalan.
Jika iya, maka sama saja akan merangsang alih fungsi lahan. Belajar dari pembangunan shortcut di episenter pariwisata Canggu-Tibubeneng, Kuta Utara. Shortcut yang dibangun di atas lahan sawah akan diikuti dengan kemunculan bangunan-bangunan lain di sepanjang shortcut itu.
Kepada NusaBali.com usai debat terbuka, paslon yang diusulkan PDIP, Gelora, PBB, Demokrat, dan Perindo ini berjanji tidak akan mengorbankan lahan pertanian untuk Shortcut SAP. Meskipun, kemungkinan jalan pintas ini tetap dibangun di atas persawahan Subak Sempidi, Subak Anggungan (Lukluk), sampai Subak Penarungan.
“Kami tetap menjaga agar jangan sampai ada alih fungsi lahan. Oleh karena itu, kami akan membangun infrastruktur yang ada elevasinya (layang). Mungkin akan naik ke atas sehingga tidak mempengaruhi lahan-lahan yang ada di bawahnya,” tegas Adi Arnawa kepada NusaBali.com.
Adi Arnawa mengaku, sudah ada proses kajian soal rencana pembangunan Shortcut SAP. Elevasi atau ketinggiannya pun tidak seperti jalan layang (flyover) di kota-kota besar di Pulau Jawa. Kata Adi Arnawa, ketinggiannya disesuaikan agar tidak merusak lahan produktif di bawahnya dan juga tidak mengganggu tempat suci.
Shortcut SAP diwacanakan mengalihkan arus kendaraan dari arah Sempidi ke utara sampai Penarungan. Shortcut ini membentang dari utara Puspem Badung, Sempidi ke utara RSD Mangusada, Kapal sampai tembus ke Taman Bung Karno di utara Subak Penarungan yang sedang dalam proses pembebasan lahan.
“Harapannya, Simpang Luluk itu tidak (macet) seperti sekarang. Itu akan jadi satu arah dari barat arah Kelurahan Kapal menuju Kelurahan Sempidi,” imbuh Adi Arnawa, eks birokrat asal Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung ini.
Eks Kepala Satpol PP dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Badung ini berharap, shortcut layang ini akan jadi ikon pusat Kota Mangupura. Jadi, tidak hanya sekadar berfungsi sebagai infrastruktur jalan yang menjawab problem kemacetan.
“Tentu ini semua harus ada kajian yang kuat karena bagaimanapun Ketua Umum PDIP (Megawati Sukarnoputri) tidak senang kalau ada alih fungsi lahan,” tegas Adi Arnawa didampingi wakilnya Bagus Alit Sucipta (Gus Bota), Ketua Tim Pemenangan Adicipta I Gusti Anom Gumanti, dan pimpinan partai politik pengusul di Badung.
Selain kemacetan di Simpang Lukluk, Adicipta juga berjanji mengatasi simpul kemacetan lain di Badung Utara yakni Simpang Mambal-Latu, Kecamatan Abiansemal. Solusi yang ditawarkan pun sama yakni membangun jalan shortcut atau jalan lingkar yang mampu mengurai kepadatan kendaraan. *rat
1
Komentar