Petani Kopi Butuh Kepastian Pasar
ASKI usulkan Pemerintah fasilitasi pemasaran produksi saat pasaran kopi anjlok
DENPASAR, NusaBali
Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) Bali berharap pemerintah memberi perhatian lebih intensif kepada petani kopi. Salah satunya, meminta pemerintah membantu memfasilitasi pemasaran produksi kopi, apabila pasaran kopi anjlok. Dengan demikian, petani tetap ada kepastian pasar, yang menjamin rasa aman bagi petani kopi.
Ketua DPD ASKI Bali Dwi Atmika Arya Rumawan menyampaikan Senin (28/10). “Itu harapan kami, pemerintah juga berpihak kepada petani kopi,” ujarnya.
Dikatakan Dwi Atmika, sekarang ini harga kopi memang sedang bagus-bagusnya. Untuk kopi robusta harga perkilonya mencapai Rp70.000 lebih.
Harga tersebut meningkat jauh dibandingkan dengan sebelumnya, dimana harga biji kopi robusta hanya dikisaran Rp40.000.
“Harga kopi robusta yang meningkat. Sedang kopi arabica harganya stabil berkisar Rp120.000 sampai Rp125.000 perkilo,” terangnya.
Memang dengan kondisi harga kopi sekarang ini, petani kopi bergembira. Produksi kopi terserap pasar seluruhnya. Namun demikian, pihaknya juga mengantisipasi dinamika pasar. Terutama berjaga-jaga kalau pasaran kopi misalnya merosot, dan berakibat signifikan bagi petani.
“Itulah kami harapkan pemerintah membantu menyerap produk petani,” terangnya.
Soal tata caranya, Dwi Atmika menyerahkan pemerintah yang mengaturnya. Apakah pembelian melalui perusahaan daerah (perusda) atau yang lainnya.
“Ini untuk memastikan produk kopi terserap,” ujarnya. Tentunya juga dengan harga yang wajar, menguntungkan petani kopi. “Apalagi kopi merupakan salah satu komoditas ekspor,” lanjutnya.
Untuk diketahui kopi merupakan salah satu dari komoditas ekspor Bali dari sektor perkebunan bersama kakao dan panili.
Berdasarkan data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, dari Januari-September kopi memberi kontribusi terbesar pada ekspor dari sektor perkebunan.
Nilai ekspornya 334.286,50 dollar AS atau 0,17 persen dari total nilai ekspor komoditas ekspor perkebunan sebesar 403.502,10 dollar AS.
“Ya, jelas kopi termasuk salah satu komoditas ekspor. Masih sangat berpeluang ditingkatkan volume dan nilai ekspornya,” ujar Dwi Atmika.
Nilai ekspor komoditas perkebunan sendiri menjadi yang paling kecil, yakni 0.21 persen diantara nilai ekspor komoditas lainya. Sedangkan nilai ekspor Bali sementara secara keseluruhan dari Januari- September sebesar 192.789.861,93 dollar AS. K17.
Komentar