Ketua Bhayangkari Ajak Warga Manfaatkan Internet yang Beretika
GIANYAR, NusaBali - Ketua Bhayangkari Polres Gianyar Ny Elisa Ika Yuniawati Umar mengajak warga memanfaatkan internet yang beretika. Bersama rekannya Sri Tiatri dan Jap Tji Beng, Elisa Umar menyoroti dampak positif dan juga negatif internet dari sudut pandang penerapan konsep kewarganegaraan digital cat zenship.
Menurutnya, pemanfaat teknologi mestinya harus bertanggungjawab dan beretika. Manfaat positif dan mudahnya mengakses berbagai informasi menjadi dampak positif bagi internet, namun harus diwaspadai juga terdapat dampak negatif dari penggunaan internet, munculnya perilaku negatif online seperti cyber bullying.
Pengaruh negatif ini dapat memberikan dampak tidak hanya pada psikologis namun juga sosial dan juga kognitif, seperti psikologis, mental pada pengguna. “Psikologis yang muncul yaitu adanya gangguan kesehatan mental pada korban seperti munculnya perasaan khawatir, cemas, perubahan perilaku yang sangat mencolok, ketakutan, kurangnya kepercayaan diri, depresi hingga keinginan untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri,” ungkap Ny Elisa Umar, Kamis (31/10).
Dijelaskan juga, dampak lain yang dapat ditimbulkan dari pengaruh negatif online cyber bullying ini yaitu menurunnya konsentrasi dalam belajar sehingga berpengaruh pada kesejahteraan hidup dan mengganggu kognitif pada akademik korban. “Bahkan mengutip dari survey yang dilakukan oleh UNICEF U-Report 2021 sepanjang tahun 2020 sebanyak 45% anak berusia 14-24 dan 20% berusia 13-17 mengalami cyber bullying di sekolah, rumah, maupun lingkungan sekitar yang kini mengkawatirkan semua pihak,” jelasnya.
Elisa dan kawan-kawan mengajak masyarakat bersama-sama mencegah dan mengurangi meningkatnya tindak kejahatan ini. Ny Elisa Umar, Sri Tiatri, dan Jap Tji Beng ikut memperkenalkan penerapan program khusus sebagai upaya pencegahan dan intervensi yang efektif dalam menurunkan perilaku cyber bullying. Konsep perilaku etika bertanggungjawab, digital citizenship ini juga mendorong seseorang untuk meningkatkan literasi digital, berpikir kritis kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan era digital ini.
Konsep digital citizenship ini memuat beberapa hal yaitu menghargai privasi orang lain di dunia digital. Tidak meretas informasi orang lain, menghormati pendapat dan perasaan orang lain saat online. Menjaga kesehatan fisik dan psikologis yang baik di dunia digital. Berkomunikasi dengan baik di dunia digital dan membangun relasi dengan orang lain. Dibutuhkan keterampilan baru terkait teknologi digital dengan baik, membuat kata sandi termasuk menyarankan pengguna secara rutin menggantinya untuk melindungi data pribadi.
Diharapkan juga pengguna khususnya remaja tidak mudah untuk mengekspos maupun terekspos perilaku yang tidak pantas dalam memanfaatkan teknologi. Dalam pendekatannya, Elisa dan kawan-kawan menyasar berbagai kalangan, utamanya pelajar SMP. Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan peserta didik tentang gambaran dan menemukenali jenis perilaku negatif online cyber bullying apa yang terjadi antarsiswa khususnya di lingkungan sekolah menengah pertama. “Tujuan lain yang ingin dicapai yaitu memberikan gambaran pada sekolah tentang perilaku digital citizenship sehingga dapat menjadi suatu pertimbangan bagi sekolah dalam membuat kebijakan dan mengubah perilaku negatif menjadi positif. Apabila penerapan konsep ini dapat disosialisaikan dan diterapkan sesuai target sasaran dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perilaku negatif online cyber bullying,” ujar Ny Elisa Umar. 7 nvi
Komentar