Pipa Gas Metana di TPA Sente Dicabut
Saat musim hujan gas metana tidak keluar, di satu sisi tumpukan sampah di TPA sudah overload.
SEMARAPURA, NusaBali
Pipa penyaluran gas metana di tempat pembuangan akhir (TPA), Banjar Sente, Desa Pikat Kecamatan Dawan, Klungkung, ternyata dicabut sejak sebulan lalu. Akibatnya, puluhan warga setempat tidak lagi menikmati gas metana untuk memasak.
Padahal dari gas tersebut warga bisa menghemat pengeluaran untuk membeli gas elpiji. Kadus Sente I Nengah Sutaryajana mengakui hal tersebut. Semenjak pipa itu dicabut sekitar sebulan lalu, kata dia, kini 33 kepala keluarga (KK) Banjar Sente yang mendapat pasokan gas metana kini beralih memakai gas elpiji (LPG).
Diakui, kendati mendapat pasokan gas tersebut, warga penerima gas itu memang masih memanggunakan gas elpiji. Di mana gas metana sebagai cadangan saja. “Pencabutan itu sudah kami sampaikan kepada warga,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Pengawas TPA Sente Ketut Sudiarta membenarkan hal tersebut. Adapun alasan pencabutannya pipa itu karena beberapa hal. Di antaranya, saat musim hujan gas metana tidak keluar, di satu sisi tumpukan sampah di TPA sudah overload. Sehingga petugas kesulitan untuk membuang sampah ke lokasi tersebut dengan adanya pipa. “Kami sudah sampaikan kepada warga lewat Kadus Sente,” katanya.
Pihaknya masih menunggu arahan apakah pipa itu dipasang kembali atau tetap tidak dipasangi lagi. Karena sesuai perjanjian, TPA Sente beroperasi sampai akhir 2017, jika pipa metana yang menghubungkan ke rumah warga masih terpasang.
Sebelumnya, sampah yang dibuang bertahun-tahun di TPA Sente tersebut dimanfaatkan gasnya untuk disalurkan ke rumah-rumah warga melalui sambungan pipa, sejak Senin (26/12/2016) lalu. Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana berharap di TPA Sente tidak lagi ada gas yang terbuang. Melalui sambungan dan bantuan cuma-cuma kepada warga ini, setidaknya mampu meringankan beban masyarakat utamanya warga miskin dalam hal pengeluaran keluarga. Disebutkan, sesuai analisa oleh ahlinya gas metan di TPA Sente bisa bertahan sampai 20 tahun mendatang. *wa
Padahal dari gas tersebut warga bisa menghemat pengeluaran untuk membeli gas elpiji. Kadus Sente I Nengah Sutaryajana mengakui hal tersebut. Semenjak pipa itu dicabut sekitar sebulan lalu, kata dia, kini 33 kepala keluarga (KK) Banjar Sente yang mendapat pasokan gas metana kini beralih memakai gas elpiji (LPG).
Diakui, kendati mendapat pasokan gas tersebut, warga penerima gas itu memang masih memanggunakan gas elpiji. Di mana gas metana sebagai cadangan saja. “Pencabutan itu sudah kami sampaikan kepada warga,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Pengawas TPA Sente Ketut Sudiarta membenarkan hal tersebut. Adapun alasan pencabutannya pipa itu karena beberapa hal. Di antaranya, saat musim hujan gas metana tidak keluar, di satu sisi tumpukan sampah di TPA sudah overload. Sehingga petugas kesulitan untuk membuang sampah ke lokasi tersebut dengan adanya pipa. “Kami sudah sampaikan kepada warga lewat Kadus Sente,” katanya.
Pihaknya masih menunggu arahan apakah pipa itu dipasang kembali atau tetap tidak dipasangi lagi. Karena sesuai perjanjian, TPA Sente beroperasi sampai akhir 2017, jika pipa metana yang menghubungkan ke rumah warga masih terpasang.
Sebelumnya, sampah yang dibuang bertahun-tahun di TPA Sente tersebut dimanfaatkan gasnya untuk disalurkan ke rumah-rumah warga melalui sambungan pipa, sejak Senin (26/12/2016) lalu. Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana berharap di TPA Sente tidak lagi ada gas yang terbuang. Melalui sambungan dan bantuan cuma-cuma kepada warga ini, setidaknya mampu meringankan beban masyarakat utamanya warga miskin dalam hal pengeluaran keluarga. Disebutkan, sesuai analisa oleh ahlinya gas metan di TPA Sente bisa bertahan sampai 20 tahun mendatang. *wa
Komentar