Hujan Es Kagetkan Warga di Tabanan
Menurut BMKG fenomena hujan es seperti di Tabanan ini disebabkan massa udara basah lapisan rendah yang meningkatkan potensi terbentuknya awan cumulonimbus
TABANAN, NusaBali
Hujan es disertai hujan lebat landa Kabupaten Tabanan pada, Jumat (1/11). Namun hujan es tersebut terjadi tak merata hanya terjadi di kawasan Kecamatan Kediri bagian utara. Menyaksikan langsung fenomena hujan es, masyarakat pun kaget sebagian mengabadikan moment tersebut sampai viral di media sosial. Hujan es yang turun ini berukuran kecil sebesar biji kopi.
Salah satu warga, Agus asal Banjar/Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan menyaksikan sendiri adanya hujan es tersebut. Hujan es terjadi berbarengan dengan hujan lebat. "Terdengar keras bunyi dari genteng, saat lihat ternyata isinya hujan es," akunya. Menurutnya, fenomena ini tak berlangsung lama. Dimulai dari pukul 12.50 Wita sampai pukul 13.07 Wita, hujan es dan hujan lebat pun reda.
"Tidak berlangsung lama, hanya sebentar terus cerah lagi," imbuh Agus.
Warga lainnya, Madia mengatakan hujan esnya berupa butiran es kecil-kecil. “Sakit sirah tiyange kena biji es,” ujar Madia di salah satu grup whatsapp warga. Fenomena hujan ini pun menjadi perbincangan hangat, sebagian melihat langsung dan sebagian mengaku tidak melihat. “Pantesan di atap rumah ada bunyi-bunyi aneh saat hujan tadi,” ungkap warga lainnya Rania.
Akibat cuaca ekstrem, Pengelola Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan melarang aktivitas wisatawan di bibir pantai yang mengakibatkan hujan es dan ombak tinggi di daerah itu. Kepala Divisi dan Promosi Pengembangan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot Wayan Sanjaya Tampi, Jumat, mengatakan, hujan deras yang mengakibatkan hujan es hingga ombak di pantai DTW Tanah Lot mencapai dua meter.
Karena itu, pihaknya mewanti-wanti agar wisatawan tidak mendekati wilayah pantai di Tanah Lot. Sanjaya menambahkan, untuk mengawasi pergerakan ribuan wisatawan yang berada di lokasi objek wisata Tanah Lot, pihaknya melibatkan petugas Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) dari Polres Tabanan dan penjaga pantai.
"Berhubung kondisi cuaca ekstrem melanda Bali.Bilamana ada turis yang mendekati bibir pantai mereka langsung memberitahukan pada wisatawan itu untuk segera menjauh," imbuhnya. Selain petugas yang berjaga, DTW Tanah Lot Tabanan ini juga menempelkan sejumlah larangan untuk mendekati daerah pantai dan tebing pantai saat cuaca ekstrem terjadi. Dia mengatakan meski terjadi fenomena alam yang mengakibatkan hujan es dan ombak tinggi kunjungan wisatawan ke DTW Tanah Lot tidak terpengaruh.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan, I Nyoman Sri Nadha Giri mengatakan hujan es yang melanda Tabanan tidak merata. Terpantau dari laporan hanya di kawasan Kecamatan Kediri. "Di daerah saya (Kecamatan Selemadeg Timur) hanya hujan biasa saja," ujarnya. Sementara terkait dengan laporan bencana saat hujan deras melanda wilayah Tabanan, Jumat kemarin menurut Sri Nadha Giri baru masuk delapan titik bencana. Di Kecamatan Pupuan, pohon nyantuh tumbang hingga menutup akses jalan. Di Pura Beji, Banjar Bongan Kelod, Desa Bongan, pohon bambu tumbang dan menghalangi akses warga menuju pura. Di Terminal Kediri, Banjar Taman Sari Anyar, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, juga terjadi pohon tumbang hingga menimpa atap rumah warga. Di Banjar Demung, Desa Demung, Kecamatan Kediri, pohon sentol tumbang hingga menutupi jalan.
Di Desa Kaba-Kaba, Kecamatan Kediri yang berbatasan dengan Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung, pohon waru tumbang hingga menimpa palinggih Pura Anyar. BPBD Tabanan juga menangani pohon tumbang yang menimpa rumah dan garasi milik Eka Puspita di Perumahan BCA Multi Jadi Blok 9.
"Di Kecamatan Pupuan itu pohon tumbang menimpa kabel induk listrik dan ada juga senderan rumah yang longsor," terangnya.
Petugas BPBD lakukan penanganan pohon tumbang jenis taep yang menimpa rumah warga di Terminal Kediri, Banjar Taman Sari Anyar, Desa Banjar Anyar, Kediri, Tabanan, Jumat (1/11) siang –IST
Terhadap laporan tersebut anggota TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD Tabanan telah melakukan evakuasi secara bertahap. Dari kejadian ini tidak menimbulkan kerugian besar. "Laporan bencana baru delapan titik yang masuk, kami terus akan update," tegasnya. Saat ini jelas dia untuk kesiapsiagaan personel dengan mulainya musim penghujan, BPBD Tabanan menyiagakan dua regu dalam sehari. Satu regu ini terdiri dari 7-10 orang personel. "Mereka bekerja sesuai shif, ada shif pagi dan malam. Intinya kami siaga 24 jam," aku Sri Nadha Giri.
Dia pun berpesan kepada seluruh masyarakat memasuki musim penghujan untuk selalu waspada. Mengantisipasi banjir, seluruh masyarakat diimbau aktif dalam membersihkan saluran got dan irigasi. Sementara untuk menghindari adanya pohon tumbang dan tanah longsor Sri Nadha Giri meminta masyarakat mengecek situasi atau keadaan sekitar secara berkala. "Bila ada kejadian segera melapor ke kami atau bisa langsung ke aparat terdekat," pintanya.
Sedangkan berdasarkan infomasi dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan jika kejadian itu merupakan fenomena cuaca ekstrem pada masa pancaroba. Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah menjelaskan fenomena hujan es ini secara umum disebabkan karena adanya massa udara basah lapisan rendah terkonsentrasi di wilayah Bali, dimana hal ini meningkatkan potensi terbentuknya awan Cumulonimbus.
Awan cumulonimbus adalah sebuah awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin, cumulus berarti terakumulasi dan nimbus berarti hujan. Awan ini dikenal sebagai awan yang berpotensi menyebabkan hujan es, hujan lebat, angin kencang tiba-tiba, serta petir. Menurut Diana, hujan es dapat terjadi pada masa pancaroba, terutama di dataran tinggi dengan suhu permukaan yang dingin. “Fenomena ini memang jarang terjadi namun bisa muncul pada masa peralihan musim seperti sekarang," ujar Diana saat dimintai komentarnya, Jumat sore.
Masyarakat sekitar mengonfirmasi hujan es singkat di Kediri yang juga tercatat oleh data radar BMKG. Fenomena hujan es di Bali bukan yang pertama kali terjadi, beberapa tahun lalu, hujan es disebut juga melanda wilayah Pupuan, Tabanan. “Fenomena hujan es pernah terjadi di Pupuan, Tabanan beberapa tahun yang lalu, hujan es dapat terjadi pada masa pancaroba seperti saat ini, terutama di wilayah dengan suhu permukaan yang cukup dingin seperti di dataran tinggi,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan jika hujan es yang terjadi di Tabanan pada Jumat kemarin berdurasi tidak lama dan faktor yang mempengaruhinya adalah adanya aliran udara ke bawah dari awan Cumulonimbus yang didukung oleh suhu permukaan dingin suatu wilayah. Diana menekankan bahwa cuaca ekstrem ini bukan disebabkan oleh perubahan iklim, melainkan kondisi alamiah yang biasa terjadi saat peralihan musim. BMKG pun mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem lain, seperti hujan lebat, angin kencang, dan petir, terutama pada masa pancaroba ini.
“Hujan es merupakan fenomena lokal yang cukup sulit diprediksi. Akan tetapi ciri-ciri akan terjadinya dapat kita lihat, seperti jika ada pertumbuhan awan Cumulonimbus yang sangat kuat dan disertai dengan suhu permukaan yang cukup dingin. Hujan es jarang terjadi namun dapat terjadi pada peralihan musim ini,” pungkasnya.
BBMKG Wilayah III Denpasar sendiri menerbitkan peringatan dini cuaca buruk potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di Bali pada 1-3 November 2024. “Kami imbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, Jumat kemarin.
BBMKG Denpasar memperkirakan cuaca tidak bersahabat itu berpotensi terjadi di sembilan kabupaten/kota di Bali, yakni Kabupaten Tabanan, Jembrana, Buleleng, Badung, Bangli, Gianyar, Karangasem, Klungkung, dan Kota Denpasar. Adapun dampak bencana yang berpotensi timbul, yakni angin kencang, pohon tumbang, kilat atau petir, banjir, genangan air, dan tanah longsor.
Pihaknya juga meminta masyarakat, di antaranya nelayan dan pelaku wisata bahari untuk mewaspadai potensi peningkatan kecepatan angin di perairan selatan Bali dan Samudera Hindia selatan Bali. BBMKG Wilayah III mendata indeks El Nino Osilasi Selatan (ENSO) bernilai minus 0,61 yang berpengaruh terhadap peningkatan awan konvektif yang mendorong potensi hujan. Berdasarkan informasi indeks ENSO dari BMKG, nilai indeks minus 0,61 tersebut berada dalam rentang kriteria La Nina dengan kategori yang masih lemah. Sedangkan suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar 28-30 derajat Celcius dan massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga 700 milibar atau 3.000 meter.
Kemudian, angin pada 1-3 November 2024 diperkirakan bertiup dari arah timur-tenggara dengan kecepatan hingga 38 kilometer per jam. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk memperbarui informasi cuaca terkini melalui laman BBMKG Denpasar, yakni balai3.denpasar.bmkg.go.id atau web.meteo.bmkg.go.id. Kemudian, media sosial, di antaranya telegram @warningcuacabali, X di @bbMKG3, instagram @bmkgbali. Pihaknya akan memantau serta membarui informasi berdasarkan perkembangan cuaca dan dinamika atmosfer. 7 des, ol3, ant
Komentar