Suyadinata Sodok Adi-Cipta Soal Kemiskinan
Debat Kedua Kandidat Cabup-Cawabup Badung
Mengenai kecelakaan kerja, Suyasa juga berkomitmen untuk menggratiskan pelayanan kesehatan untuk masyarakat
MANGUPURA, NusaBali
Adu cerdas dalam debat antara pasangan Cabup-Cawabup Badung di The Trans Resort, Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara Badung, Jumat (8/11) malam berlangsung sengit. Cabup Badung I Wayan Suyasa yang mendapatkan kesempatan dalam sesi melontarkan pertanyaan, menyodok soal angka kemiskinan yang masih tinggi di Badung. Padahal Badung adalah kabupaten kaya karena pariwisatanya yang mendunia. Mendapatkan ‘serangan’ dari Suyasa, Cabup Wayan Adi Arnawa yang juga eks Sekda Badung membeber bahwa angka kemiskinan di Gumi Keris (julukan Kabupaten Badung) sudah menurun.
Debat kandidat kedua kalinya antara Cabup-Cawabup Badung untuk Pilkada 2024 Jumat malam mengambil tema “Menuju Pelayanan Publik Cerdas dan Inklusif di Kabupaten Badung”, dengan menampilkan paslon I Wayan Suyasa-I Putu Alit Yandinata (Suyadinata) dan I Wayan Adi Arnawa - I Bagus Alit Sucipta (Adi-Cipta).
Ada 5 panelis yang terjun dalam debat yakni Dr Ir Luh Riniti Rahayu MSi, I Wayan Sudiarsa, ST MKom, Prof Dr Ir I Nengah Sinarta ST MT, Dr Ir I Putu Doddy Heka Ardana ST MT dan I Gusti Ngurah Putu Harisandi SPd MPd. Debat dipandu oleh moderator Dr Made Dwi Setyadi Mustika SE MSi dan Putu Dessy Fridayanthi ST MIKom.
Debat diawali dalam segmen penyampaian pertanyaan. Cabup Adi Arnawa mempertanyakan komitmen Suyadinata dalam mengatasi kondisi masyarakat yang terpuruk dan tidak produktif karena mengalami kecelakaan kerja. Menanggapi pertanyaan itu, Cabup Suyasa mengatakan bahwa sebagai bentuk perhatian Suyadinata akan membuat program Balai Latihan Kerja untuk menampung secara maksimal masyarakat yang mengalami kondisi tersebut, termasuk juga untuk masyarakat yang belum maksimal mampu melanjutkan pendidikannya.
“Mereka punya skill tersendiri, hobi tersendiri, sehingga kami rencanakan mendirikan Badan Latihan Kerja agar mereka lebih produktif. Kemudian kami akan salurkan mereka ke perusahaan yang memberikan kesempatan bagi mereka bekerja,” ujar Suyasa.
Mengenai kecelakaan kerja, Suyasa juga berkomitmen untuk menggratiskan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Kata dia, ada mindset yang ingin diubah yakni pelayanan lebih utama sedangkan administrasi belakangan. “Sekarang ini selalu berbicara administrasi lebih awal, pelayanannya belakangan. Nanti kami balik, pelayanan lebih utama. Karena orang sakit harus dilayani dan administrasi belakangan,” terang Suyasa.
Namun Cabup Adi Arnawa memiliki pandangan yang berbeda. Adi Arnawa sempat berkunjung ke beberapa masyarakat, ternyata ada kasus masyarakat yang secara mendadak kena serangan stroke dan akibat stroke ini ternyata tidak dilayani BPJS. Dari kondisi itu, pihaknya terinspirasi untuk memberikan bantuan sosial kepada yang bersangkutan untuk memenuhi kebutuhannya karena mereka sudah tidak produktif lagi. “Kami akan berikan layanan kesehatan dengan cara home care. Ketika yang bersangkutan kena stroke, otomatis pada saat itu akan melalui proses pemiskinan terhadap yang bersangkutan. Untuk itu kami akan memberikan bantuan sosial karena mereka sudah tidak produktif lagi yang besarannya ditentukan kemudian bersama kami dan DPRD,” ujar mantan birokrat ini.
Nah, saat giliran Cabup Suyasa mengajukan pertanyaan, langsung menyodok soal data kemiskinan di Badung. Suyasa menyebutkan Badung dengan pendapatan daerah yang tinggi ternyata masih kantongi belasan ribu warga miskin. Suyasa mengungkap data yang menyatakan data kemiskinan di Badung sekitar 16.000 . Dia pun meminta tanggapan Cabup Adi Arnawa dalam upaya mengentaskan kondisi kemiskinan di Badung.
Cabup Adi Arnawa langsung membeberkan bahwa angka kemiskinan di Badung sudah mengalami penurunan. Tahun 2022, saat Cabup Adi Arnawa masih menjabat Sekda Badung, angka kemiskinan saat itu ada di angka 18.000 dan tahun 2023 turun menjadi 16.000. Menurutnya, ini adalah progres yang baik dan signifikan yang telah dilakukan pemerintah. “Kalau kita berbicara tentang progres secara nasional, angka kemiskinan nasional itu berada di angka 11 persen, sedangkan di Badung angka kemiskinan yang terjadi adalah sekitar 2,23 persen. Angka ini sangat rendah sekali dan boleh dibilang angka kemiskinan Badung termasuk yang paling rendah di Indonesia,” kilah Adi Arnawa.
Namun Cabup Suyasa mengaku merasa terenyuh dengan angka belasan ribu tersebut. Apalagi kategori miskin di Badung dengan pendapatan per bulan sebanyak Rp 668.000. Kondisi ini sangat jauh di bawah UMK. Karena itu, Suyasa menegaskan bahwa pasangan Suyadinata berfokus pada pengentasan angka kemiskinan Badung, bahkan dalam lima tahun diharapkan zero. “Bayangkan yang kategori miskin itu pendapatannya sebanyak Rp 668.000. Angkanya belasan ribu masyarakat miskin kita. Kalau kami diberikan kesempatan, kami akan lakukan yang terbaik bahkan signifikan, masyarakat Badung tidak boleh ada yang miskin,” tegas politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi yang juga Ketua DPD II Golkar Badung ini.ind
Komentar