nusabali

Raden Cahyo Benahi Layanan Kesehatan

  • www.nusabali.com-raden-cahyo-benahi-layanan-kesehatan

BANGLI, NusaBali - Pasangan calon (paslon) nomor urut 1  Raden Cahyo Adhi Nugroho Martosubroto - I Gusti Made Winuntara (Santuy) ingin meningkatkan layanan kesehatan di Bangli. Bahkan layanan di tingkat Puskesmas bisa tersedia dokter spesialis.

Hal tersebut disampaikan usai simakrama di Banjar Tembuku Kaja, Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Bangli pada Sabtu (9/11) malam. Raden Cahyo yang juga didampingi anggota DPRD Bangli I Made Sudiasa mendengarkan berbagai aspirasi dari masyarakat. Salah satunya terkait layanan kesehatan serta BPJS Kesehatan.

Paslon yang diusung Partai Golkar dan Demokrat ini mengatakan ketika terpilih akan langsung mengkoordinasikan kepada pimpinan BPJS. Yang mana dirinya sempat mendapat aspirasi terkait adanya informasi himbauan kepada masyarakat agar BPJS Bangli hanya digunakan di Bangli saja.

Selain itu, di setiap kecamatan harus ada klinik atau setingkat Puskesmas yang ada dokter spesialis. "Itu akan kami pastikan, karena merupakan program pemerintah pusat. Hak masyarakat untuk mendapat kesehatan adalah sama untuk seluruh warga Indonesia. Jadi BPJS harus bisa digunakan dimana saja dan kualitas fasilitas kesehatan harus diperbaiki," jelasnya.

Menurut Raden Cahyo, kesehatan merupakan urusan hidup mati manusia. Ditegaskan jika pihaknya tidak akan mengambil keuntungan apapun dari hidup mati manusia. "Kita percaya dengan karma dan kita akan melakukan yang terbaik untuk kedepannya. Kita tidak menyalahkan siapa pun, kita tutup buku. Mari kita menatap kedepan dan kita benahi bersama masalah-masalah yang terjadi," ujarnya.

Terkait rujukan berjenjang yang kerap menyulitkan masyarakat, Raden Cahyo menyampaikan jika rujukan berjenjang itu, merupakan kebijakan yang mungkin nanti juga akan berubah. Raden Cahyo memastikan BPJS akan lebih cepat bisa digunakan. "Artinya seluruh fasilitas BPJS harus bisa digunakan dimana," teganya.

Lebih lanjut, ketika ada yang sakit harus diprioritaskan. Tidak boleh menunggu. Sebab, kadang-kadang kita bisa lupa bahwa waktu 5 sampai 10 menit adalah waktu yang kritis untuk seseorang.

Di mengaku mendapat pengalaman spiritual ketika istrinya melahirkan bulan Juni lalu secara prematur. Saat itu, istrinya harus berpindah rumah sakit untuk kelangsungan hidup anaknya dengan ambulance.

"Pada saat itu, kami berjanji dan bersumpah pada semesta alam, bahwa saya ingin memperbaiki fasilitas kesehatan. Saya dan istri yang sudah berkecukupan kadang-kadang juga kesulitan dengan fasilitas kesehatan. Apalagi masyarakat lain yang ada di desa dan pegunungan. Astungkara, ketika kami bersumpah seperti itu, Hyang Maha Kuasa memberikan kesehatan pada anak kami," tuturnya.
Dia mengajak masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan perubahan Bangli jadi lebih baik. 7esa

Komentar