65 Persen Memiliki Kemampuan di Bawah Standar
Dengan program tambahan leadership, entrepreneurship, community service, silent reading, research based school, kesamaptaan, pendidikan berbasis kesadaran, dan meditasi 2 kali sehari, siswa yang awalnya me-miliki IQ di bawah standar dapat menjadi anak-anak ‘generasi emas’
278 Siswa SMAN/SMKN Bali Mandara Buleleng Jalani Upacara Inaugurasi
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 278 siswa baru SMAN/SMKN Bali Mandara tahun ajaran 2017/2018 menjalan upacara inaugurasi (pelantikan) yang dilakukan langsung Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Kamis (24/8) pagi. Dari jumlah tersebut, 128 orang di antaranya lolos seleksi sebagai siswa SMAN Bali Mandara, sementara 150 orang lolos sebagai siswa SMKN Bali Mandara. Terungkap, 65 persen dari mereka memiliki kemampuan di bawah standar.
Mereka dinyatakan lolos sebagai siswa SMAN/SMKN Bali Mandara yang berlokasi di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini melalui proses seleksi panjang tiga tahap. Awalnya, ada 898 pelamar dari 9 kabupaten/kota se-Bali. Pada akhirnya, yang lolos seleksi seleksi paper based, home visit, dan boot camp hanya 278 orang. Mereka didominasi siswa asal Buleleng. Mereka yang diterima sebagai siswa SMAN/SMKN Bali Mandara dipastikan memang benar-benar miskin dan memerlukan perhatian khusus. Karenanya, paradigma penerimaan siswa SMAN/SM-KN Bali Mandara yang semula dari miskin berprestasi, diubah sepe-nuhnya hanya untuk siswa miskin saja.
Bahkan, menurut Kepala Sekolah (Kasek) SMAN/SMKN Bali Mandara, Drs I Nyoman Darta MPd, kemampuan awal siswa yang diterima masih banyak yang di bawah standar. “Dari total 278 anak yang diterima, sekitar 65 persen di antaranya berkemampuan di bawah standar saat mengikuti tes IQ,” ungkap Kasek Nyoman Darta dalam kata sambutannya, Kamis kemarin.
Menurut Darta, yang menempati kategori very superior hanya 1 siswa, seementara kategori superior 4 siswa, dan kategori bright normal 8 siswa. Sedangkan sisanya, masuk kategori average 124 siswa, kategori dull normal 62 siswa, dan kategori borderline 79 siswa.
“Hampir 65 persen siswa yang kami terima di SMAN/SMKN Bali Mandara tidak dapat menghafal perkalian 1-10 dengan baik. Sebab, mereka benar-benar berasal dari keluarga miskin yang minim fasilitas dan juga waktu untuk belajar,” papar Darta.
Dengan kondisi tersebut, kata Darta, SMAN/SMKN Bali Mandara yang memiliki slogan ‘mencetak pemimpin masa depan’ terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi anak-anak yang kurang beruntung ini. Bahkan, pihak sekolah mengorbankan waktu dua pekan untuk memberikan pelajaran dasar (foundation) kepada siswa baru, sebelum masuk ke materi pembelajaran. Pelajaran dasar itu meliputi matematika, bahasa Inggris, cara belajar, dan juga presentasi.
Selain itu, sebelum menjadi anak-anak yang mampu bersaing di tingkat provinsi, nasional bahkan internasional seperti keberhasilan siswa SMAN/SMKN Bali Mandara sebelumnya, para siswa baru ini juga akan dibekali dengan berbagai kecerdasan, melalui kegiatan akademik maupun non akademik. Mereka yang diterima dengan sistem asrama dan pembelajaran berbasis SKS, akan menentukan sendiri beban belajarnya sesuai kemampuan dan minat masing-masing. “Karenanya, ada anak yang dapat menamatkan diri 2-4 tahun,” katanya.
Selain itu, lanjut Darta, seluruh siswa juga akan mendapatkan tambahan pengetahuan pada kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran leadership, entrepreneurship, community service, silent reading, research based school, kesamaptaan, dan juga pendidikan berbasis kesadaran.
Menurut Darta, siswa baru yang memiliki kemampuan IQ di bawah standar juga disebut sangat tertolong dengan seluruh program tersebut, ditambah kegiatan meditasi 2 kali sehari. Dengan seluruh program tersebut, siswa baru yang awalnya memiliki IQ di bawah standar, dapat menjadi anak-anak ‘generasi emas’.
Sementara itu, Gubernur Mangku Pastika mengatakan memang begitulah kondisi yang selama ini terjadi di SMAN/SMKN Bali Mandara. Menurut Pastika, SMAN/SMKN Bali Mandara memang dibangun untuk masyarakat miskin. Siswa yang diterima di sekolah unggulan ini pun arus berjuang lebih keras dan bertanggung jawab, untuk menjadi manusia seutuhnya dan meningkatkan taraf kehidupan keluarganya di rumah.
“Yang lulus di sini 90 persen adalah miskin, sedangkan 10 persen karena kelengkapan administrasi. Jadi, kalian harus bertanggung jawab. Makan sampai pakaian gratis menggunakan uang masyarakat Bali. Teruslah berlatih, sehingga tamat dari sini bisa jadi ‘orang’,” pinta Pastika.
Pastika juga menegaskan, penambahan jumlah siswa di SMAN/SMKN Bali Mandara yang terus meningkat setiap tahunnya merupakan upaya Pemprov Bali untuk menampung lebih banyak lagi siswa yang benar-benar membutuhkan. Selama ini, pelamar yang tidak lolos kebanyakan akhirnya drop out, karena memang tidak bisa lagi melanjutkan sekolah lantaran terbentur biaya.
Selain itu, kata Pastika, kapasitas SMAN/SMKN Bali Mandara masih memungkinkan menerima siswa lebih banyak, meskipun tidak akan ada penambahan ruang kelas, kecuali asrama. “Pembelajaran ke depannya nanti saya minta berbasis IT, sehingga anak-anak tidak hanya belajar di dalam kelas, tapi di bawah pohon juga bisa,” tegas Gubernur asal Desa ‘Miskin’ Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini. *k23
Komentar