Perkuat Komitmen Regional untuk Eliminasi TBC
Forum TB Asia Pasifik 2024 di Bali
MANGUPURA, NusaBali - Forum TB Asia Pasifik 2024 yang diadakan pada 12-13 November di Bali, menjadi momen penting dalam upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di kawasan Asia Pasifik.
Forum ini mempertemukan anggota parlemen, pakar kesehatan global, organisasi masyarakat sipil, komunitas terdampak, serta pembuat kebijakan dari berbagai negara untuk membangun respons bersama dalam mengatasi TBC, yang masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Dengan tema The Future in Motion: 2024 Asia and the Pacific TB Forum, kegiatan ini memfasilitasi diskusi mendalam antara anggota parlemen dan pakar kesehatan utama. Para peserta diharapkan dapat memahami isu-isu mendesak seputar TBC dan mengidentifikasi langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mempercepat pengentasan TBC di wilayah ini.
Chair of Indonesia TB Caucus Putih Sari, mengatakan jika Indonesia memiliki beban insiden TBC tertinggi kedua di dunia. Maka, dia menilai sangat penting untuk bersama-sama, setidaknya secara regional, mencapai target eliminasi TBC. Dia juga menekankan pentingnya alokasi anggaran yang konkret untuk penanganan TBC, mengingat penyakit ini menjadi salah satu program prioritas di Indonesia.
Selain itu, dia mengatakan jika Indonesia akan melakukan uji coba vaksin generasi baru untuk mencegah insidensi TBC. Putih Sari menyebut bahwa uji klinis tahap ketiga akan dimulai pada Desember 2024, dengan Kementerian Kesehatan yang akan merilis target vaksinasi dan sasaran usia penerima vaksin setelah hasil uji coba keluar.
“Kami terus memastikan keamanan dan kualitas vaksin ini sebelum digunakan secara luas,” ungkapnya saat ditemui di Palma Ballroom, Hotel Courtyard by Marriott, Kawasan The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan pada Selasa (12/11) siang.
Diharapkan, vaksin generasi baru ini akan menjadi bagian dari langkah preventif terhadap TBC yang efektif di masa mendatang. Namun, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan besar dalam penanganan TBC. Wilayah yang luas dan keterbatasan sumber daya manusia, terutama tenaga kesehatan, menjadi salah satu kendala. Selain itu, stigma di masyarakat mengenai TBC masih tinggi, yang menyebabkan kurangnya pemahaman bahwa TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan meski membutuhkan perawatan yang ketat dan berkelanjutan.
“Kami di parlemen, bersama dengan negara-negara lain, akan terus mengawal komitmen pemerintah dalam penanganan TBC, terutama dalam mendukung alokasi anggaran yang memadai untuk mengatasi tantangan ini,” tuturnya.
Selain itu, Putih Sari juga menjelaskan sorotan utama Forum APC TB 2024 meliputi komitmen Kaukus TB Asia Pasifik untuk memperkuat advokasi TBC di tingkat nasional, memastikan penanggulangan berbasis komunitas, dan meningkatkan komitmen pendanaan dari pemerintah serta donor internasional. Forum ini juga menekankan inovasi dalam diagnostik dan pengembangan vaksin TB yang ditargetkan selesai sebelum 2030.
“Forum ini akan ditutup dengan penandatanganan rencana kerja bersama regional oleh anggota parlemen, mencakup langkah-langkah untuk mempercepat reformasi kebijakan, anggaran, dan kesadaran publik terkait TBC,” imbuhnya. 7 ol3
1
Komentar