ASITA Bali Rugi Rp 1,7 Miliar, Dampak Erupsi Gunung Lewotobi
MANGUPURA, NusaBali.com - Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali mengungkap, belasan anggotanya telah mengalami kerugian sebagai dampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketua DPD ASITA Bali Putu Winastra menuturkan, erupsi salah satu gunung berapi kembar berjarak lebih 1.000 kilometer dari Pulau Dewata itu mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. Sebab, banyak penerbangan menuju ke Bali dibatalkan akibat semburan abu vulkanik, terutama penerabangan internasional dari Australia.
“Belasan anggota kami sudah ada yang mengalami kerugian sampai Rp 1,7 miliar dari 375 anggota ASITA di Bali,” ujar Winastra kepada NusaBali.com, ditemui di sela acara Dialog Ekonomi Calon Bupati Badung di Hotel Made, Kelurahan Sempidi, Mengwi, Jumat (15/11/2024).
Sebagai asosiasi perusahaan jasa perjalanan wisata, jumlah kunjungan ke Bali mempengaruhi tingkat penjualan paket perjalanan. Dengan banyaknya pembatalan penerbangan menuju Pulau Dewata, penjualan paket menurun dan terjadi pula pembatalan paket karena wisatawan urung melancong.
Tidak hanya itu, akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ini, penerbangan antara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali dan Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT turut terganggu. Pergerakan wisatawan ke Bali maupun penjualan paket wisata dari Bali ke Labuan Bajo menjadi buyar.
Kamis (14/11/2024) sampai pukul 14.00 WITA, PT Angkasa Pura I mencatat 52 penerbangan dibatalkan dari dan ke Bandara Ngurah Rai. Penerbangan yang urung ini terdiri dari 11 penerbangan domestik dan 41 penerbangan internasional. Dari puluhan penerbangan yang batal ini, lima di antaranya kedatangan domestik dan 19 kedatangan internasional.
“Paling tidak harus ada suatu konektivitas. Tidak harus datang langsung ke Bali, mungkin tibanya di Pulau Jawa baru kemudian ke Bali,” harap Winastra agar pariwisata Bali tetap bertahan di tengah situasi bencana alam ini. *rat
“Belasan anggota kami sudah ada yang mengalami kerugian sampai Rp 1,7 miliar dari 375 anggota ASITA di Bali,” ujar Winastra kepada NusaBali.com, ditemui di sela acara Dialog Ekonomi Calon Bupati Badung di Hotel Made, Kelurahan Sempidi, Mengwi, Jumat (15/11/2024).
Sebagai asosiasi perusahaan jasa perjalanan wisata, jumlah kunjungan ke Bali mempengaruhi tingkat penjualan paket perjalanan. Dengan banyaknya pembatalan penerbangan menuju Pulau Dewata, penjualan paket menurun dan terjadi pula pembatalan paket karena wisatawan urung melancong.
Tidak hanya itu, akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ini, penerbangan antara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali dan Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT turut terganggu. Pergerakan wisatawan ke Bali maupun penjualan paket wisata dari Bali ke Labuan Bajo menjadi buyar.
Kamis (14/11/2024) sampai pukul 14.00 WITA, PT Angkasa Pura I mencatat 52 penerbangan dibatalkan dari dan ke Bandara Ngurah Rai. Penerbangan yang urung ini terdiri dari 11 penerbangan domestik dan 41 penerbangan internasional. Dari puluhan penerbangan yang batal ini, lima di antaranya kedatangan domestik dan 19 kedatangan internasional.
“Paling tidak harus ada suatu konektivitas. Tidak harus datang langsung ke Bali, mungkin tibanya di Pulau Jawa baru kemudian ke Bali,” harap Winastra agar pariwisata Bali tetap bertahan di tengah situasi bencana alam ini. *rat
Komentar