DPRD Tabanan Sambangi Sekolah Rusak
Prioritaskan Perbaikan dari APBD Perubahan 2025
Terdapat 11 sekolah yang mengalami kerusakan berat di Kabupaten Tabanan, dan sekitar 55 sekolah lainnya masuk kategori kerusakan sedang
TABANAN, NusaBali
Perbaikan sekolah-sekolah rusak di Kabupaten Tabanan akan menjadi prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2025. Hal ini terungkap saaat kunjungan Komisi II DPRD Kabupaten Tabanan ke SDN 1 Geluntung di Kecamatan Marga dan SDN 1 Pandak Gede di Kecamatan Kediri, Sabtu (16/11) pagi.
Kunjungan langsung dipimpin Ketua Komisi II DPRD Tabanan, I Wayan Lara didampingi anggota DPRD lainnya, termasuk anggota DPRD asal Desa Geluntung, Putu Yuni Widyadnyani, pihak Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan Penataan Kawasan Permukiman (PUPRPKP), serta Dinas Pendidikan (Disdik). Kunjungan yang diagendakan secara mendadak ini adalah tindak lanjut dari laporan-laporan masyarakat agar ada kejelasan terhadap langkah yang akan di ambil oleh pemerintah Kabupaten Tabanan di dua sekolah ini.
“Kami prioritaskan perbaikan ini di APBD Perubahan 2025. Ini akan kami bahas lebih lanjut dengan pimpinan DPRD Tabanan dan bupati, termasuk di Komisi II,” ujar anggota Komisi II DPRD Tabanan, Nyoman Wiyarsa, saat ditemui usai kunjungan di SDN 1 Geluntung.
Kondisi kedua sekolah ini sangat memprihatinkan. Lokasi SDN 1 Geluntung misalnya, berada di tepi tebing dengan kedalaman hampir 60 meter yang juga menjadi akses menuju Setra Alit, Beji, dan Bendungan. Tebing tersebut sering longsor, terlebih di musim hujan. Selain itu, ruang kelas di sekolah tersebut, kata Wiyarsa juga tidak layak untuk menunjang proses belajar mengajar, apalagi di masa sekarang. “Disini kebutuhan prioritasnya ada dua, secara fisik ini tempatnya memang di jurang, cukup tinggi. Makanya kalau dibiarkan dengan anggaran segitu, akan sangat riskan sekali longsor disini,” ujar Wiyarsa.
“Disamping itu yang kedua masalah keadaan kelas juga tidak semestinya lah di tahun ini seperti ini. Jadi merupakan beban bagi pemerintah Kabupaten Tabanan. Kami dalam pengawasan DPRD tentu memfasilitasi, menggenjot kualitas untuk di pendidikan,” imbuh Wiyarsa.
Sementara itu, SDN 1 Pandak Gede juga sedang mengalami kerusakan akibat bencana tanah longsor. Senderan irigasi di belakang sekolah jebol, sehingga memicu erosi yang dapat mengancam bangunan sekolah. Wiyarsa menegaskan, kerusakan ini juga membutuhkan penanganan segera untuk menghindari bahaya bagi para siswa.
Apalagi menurut perkiraannya, jarak antara pagar yang longsor dengan permukaan saluran irigasi di bawahnya sekitar 3,5 meter. Ia ingin agar titik longsor itu segera ditutup agar tidak semakin terkikis oleh air sebab iklim sedang memasuki musim hujan. “Kalau gedung cukup lumayan bagus di SDN 1 Pandak Gede, cuma di belakang ada saluran irigasi itu jebol karena longsor, mungkin senderannya terlalu lama,” bebernya.
Lebih jauh, Wiyarsa juga mengatakan telah meminta para guru untuk menghimbau murid-muridnya agar tidak bermain di areal yang sedang longsor dan sudah diberikan tali pengaman untuk peringatan.
Dikatakan Wiyarsa, berdasarkan hasil koordinasi dengan perangkat daerah pengampu yakni Disdik, terdapat 11 sekolah yang mengalami kerusakan berat di Kabupaten Tabanan, dan sekitar 55 sekolah lainnya masuk kategori kerusakan sedang dan juga membutuhkan perhatian.
Dalam kunjungan tersebut, pihak Komisi II berkomitmen untuk memasukkan perbaikan kedua sekolah ini menjadi prioritas termasuk sekolah lainnya yang perlu penanganan lebih lanjut dalam APBD Perubahan 2025. Dan untuk mempertajam lagi koordinasi dengan pemerintah daerah, pekan depan rencananya akan dilaksanakan rapat teknis terkait dua temuan ini bersama Dinas PUPRPKP dan Disdik. “Mudah-mudahan minggu depan kita sela ada rapat teknis dengan PUPRPKP. Nanti kita rekomendasikan hasil dari temuan kita di bawah,” jelas Wiyarsa. cr79
1
Komentar