Semangat Purna Bhakti Husada Wredi Menyala di RSUP Prof Ngoerah
Paguyuban Purna Bhakti Husada Wredi RS Ngoerah
Lansia
Purna Bakti
RSUP Sanglah
RSUP Prof Ngoerah
Perdosni
DENPASAR, NusaBali.com – Semangat para purna bhakti kesehatan tetap menyala meski telah memasuki masa pensiun. Hal ini tampak jelas dalam acara peringatan Hari Gangguan Gerak Sedunia 2024 yang digelar di Aula Gedung Poliklinik Lantai 5 RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah, Minggu (17/11/2024).
Lebih dari 100 anggota Paguyuban Purna Bhakti Husada Wredi RS Ngoerah hadir dengan antusias mengikuti serangkaian kegiatan, mulai dari seminar awam, senam bersama, hingga pemeriksaan kesehatan.
Turut hadir dalam acara ini Ketua Paguyuban, Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM, serta pembina paguyuban, dr. I Gusti Lanang Made Rudiartha, MHA, yang juga mantan Direktur Utama RSUP Sanglah (nama RSUP Prof Ngoerah sebelumnya). Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Kelompok Studi (Pokdi) Gangguan Gerak Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) Cabang Denpasar dengan KSM Neurologi RS Ngoerah/FK Unud.
Dr. I Gusti Lanang Made Rudiartha mengapresiasi kegiatan ini sebagai momen penting bagi para pensiunan untuk kembali aktif dan menjaga kesehatan. "Saya merasa kegiatan ini sangat bagus sekali. Bagi kami yang sudah jarang bergerak, diajak senam bersama dan berkumpul seperti ini sungguh luar biasa," kata sosok kelahiran Selat, Kabupaten Karangasem pada 9 September 1947 ini dengan penuh semangat.
Senam bersama menyambut Hari Gangguan Gerak Sedunia 2024 yang digelar di Aula Gedung Poliklinik Lantai 5 RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah, Minggu (17/11/2024).
Selain mempererat kebersamaan, acara ini juga memberikan edukasi penting terkait gangguan gerak, seperti Parkinson dan tremor, serta cara-cara mencegah dan mengelolanya. Para peserta terlihat antusias saat mengikuti sesi senam bersama, yang dirancang untuk mendorong mereka agar tetap aktif secara fisik.
Ketua Paguyuban, Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM, menilai acara ini sangat bermanfaat, tidak hanya untuk kesehatan tetapi juga untuk mempererat silaturahmi. "Acara ini menjadi bentuk perhatian yang sangat berarti bagi kami sebagai pensiunan. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut," ujar sosok kelahiran Banjar Susut, Kabupaten Bangli, pada 25 April 1952.
Peringatan Hari Gangguan Gerak Sedunia menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko gangguan gerak. Dengan dukungan RSUP Ngoerah dan Perdosni, acara ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi komunitas lansia dan kesehatan di Bali.
Semangat yang ditunjukkan para purna bhakti menjadi bukti bahwa usia bukan halangan untuk tetap peduli terhadap kesehatan.
Komentar