17 Warga Klungkung Terjangkit HIV/Aids
Tiga penderita meninggal tahun 2017, yakni anak, remaja perempuan, dan ibu rumah tangga.
SEMARAPURA, NusaBali
Penderita HIV/Aids di Klungkung makin bertambah. Periode Januari-Juli 2017, ditemukan 17 orang menderita virus mematikan ini. Dari 17 itu, 3 orang di antaranya meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung, grafik kasus HIV/Aids setiap tahun meningkat. Penderita HIV/Aids di Klungkung pada tahun 2002 hanya seorang. Tahun 2008 jadi 18 orang. Data lima tahun terakhir, pasien HIV/Aids di Klungkung pada tahun 2013 ada 43 orang, 2014 ada 39 orang, 2015 ada 30 orang, 2016 menurun jadi 16 orang. Januari-Juli 2017 mencapai 17 orang.
Dari 17 penderita HIV/Aids itu, tiga orang meninggal dunia pada 2017 ini. Mereka yakni seorang anak perempuan dan remaja perempuan di Kecamatan Nusa Penida dan seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Dawan. Khsusus anak malang tersebut terjangkit virus mematikan ini karena tertular dari orangtuanya yang sudah positif HIV/Aids.
Humas Diskes Klungkung Ni Wayan Murtini membenarkan hal tersebut. Kata dia, peningkatan jumlah penderita HIV/Aids diketahui berdasarkan data dari rumah sakit maupun pihak Puskesmas. “Kami sudah mengupayakan pencegahan dengan memberikan edukasi ke masyarakat, dalam hal ini juga menggandeng pihak rumah sakit maupun Puskesmas,” ujarnya, Jumat (25/8).
Kata dia, langkah penanganan kasus dan pendekatan secara persuatif di lapangan, lebih banyak dilakukan oleh Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Klungkung.
Setelah turun langsung ke lapangan, sebagian besar warga terjangkit virus HIV/Adis karena berhubungan seks berisiko alias tidak menggunakan pengaman (kondom). Penanganannya pun secara rahasia guna menghindari penderita dikucilkan dari pergaulan. “Setelah kami lakukan pendekatan, akhirnya mereka bersedia untuk mendapat pendampingan untuk berobat,” ujar Sekretaris KPA Klungkung Wayan Sumanaya, belum lama ini.
Dalam menangani masalah HIV/Aids pihaknya membuat program Jaga Gerbang (jangkau, gerakan dan bangkitkan). Dalam artian menjangkau sedini mungkin warga yang terserang HIV/Aids di mana data itu dihimpun baik di Puskesmas maupun RS di Bali. Gerakan, yaitu mengajak warga yang bersangkutan untuk berobat ke RS. Terpenting, membangkitkan mereka agar bangkit dari rasa minder karena penyakit itu.
“Penyakit HIV/Aids tidak serta-merta langsung membunuh karena prosesnya bertahap. Sedangkan di luar itu banyak penyakit lainnya yang lebih parah seperti diabetes dan lainnya,” katanya. Karena dengan obat rutin, bisa memperpanjang usia bahkan ada penderita HIV/Aids bisa bertahan hingga usia 80 tahun.*wa
Data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung, grafik kasus HIV/Aids setiap tahun meningkat. Penderita HIV/Aids di Klungkung pada tahun 2002 hanya seorang. Tahun 2008 jadi 18 orang. Data lima tahun terakhir, pasien HIV/Aids di Klungkung pada tahun 2013 ada 43 orang, 2014 ada 39 orang, 2015 ada 30 orang, 2016 menurun jadi 16 orang. Januari-Juli 2017 mencapai 17 orang.
Dari 17 penderita HIV/Aids itu, tiga orang meninggal dunia pada 2017 ini. Mereka yakni seorang anak perempuan dan remaja perempuan di Kecamatan Nusa Penida dan seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Dawan. Khsusus anak malang tersebut terjangkit virus mematikan ini karena tertular dari orangtuanya yang sudah positif HIV/Aids.
Humas Diskes Klungkung Ni Wayan Murtini membenarkan hal tersebut. Kata dia, peningkatan jumlah penderita HIV/Aids diketahui berdasarkan data dari rumah sakit maupun pihak Puskesmas. “Kami sudah mengupayakan pencegahan dengan memberikan edukasi ke masyarakat, dalam hal ini juga menggandeng pihak rumah sakit maupun Puskesmas,” ujarnya, Jumat (25/8).
Kata dia, langkah penanganan kasus dan pendekatan secara persuatif di lapangan, lebih banyak dilakukan oleh Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Klungkung.
Setelah turun langsung ke lapangan, sebagian besar warga terjangkit virus HIV/Adis karena berhubungan seks berisiko alias tidak menggunakan pengaman (kondom). Penanganannya pun secara rahasia guna menghindari penderita dikucilkan dari pergaulan. “Setelah kami lakukan pendekatan, akhirnya mereka bersedia untuk mendapat pendampingan untuk berobat,” ujar Sekretaris KPA Klungkung Wayan Sumanaya, belum lama ini.
Dalam menangani masalah HIV/Aids pihaknya membuat program Jaga Gerbang (jangkau, gerakan dan bangkitkan). Dalam artian menjangkau sedini mungkin warga yang terserang HIV/Aids di mana data itu dihimpun baik di Puskesmas maupun RS di Bali. Gerakan, yaitu mengajak warga yang bersangkutan untuk berobat ke RS. Terpenting, membangkitkan mereka agar bangkit dari rasa minder karena penyakit itu.
“Penyakit HIV/Aids tidak serta-merta langsung membunuh karena prosesnya bertahap. Sedangkan di luar itu banyak penyakit lainnya yang lebih parah seperti diabetes dan lainnya,” katanya. Karena dengan obat rutin, bisa memperpanjang usia bahkan ada penderita HIV/Aids bisa bertahan hingga usia 80 tahun.*wa
1
Komentar