Cegah Abrasi, Penataan Dimulai Desember
Meliputi Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak
Proyek ini direncanakan berlangsung dalam tiga area pengerjaan utama dengan durasi pengerjaan bertahap hingga 2026.
MANGUPURA, NusaBali
Badan Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dalam waktu dekat akan memulai penataan Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak. Penataan kawasan pantai dari abrasi ini merupakan proyek Package II Kuta-Legian-Seminyak Beach Conservation Works, yang memiliki nilai kontrak sekitar Rp 267 miliar.
Proyek yang bertujuan memperkuat garis pantai di kawasan wisata Kuta, Legian, dan Seminyak, dengan pembangunan breakwater sebagai salah satu bagian utamanya, secara resmi disosialisasikan oleh BWS Bali-Penida di Kantor Camat Kuta, Badung pada Rabu (20/11) pagi. Dalam agenda tersebut, hadir pula Sekretaris Camat Kuta, Lurah Kuta, Bendesa Adat Kuta, dan para stakeholder terkait lainnya.
PPK Sungai Pantai II BWS Bali-Penida, Danang Raditya, proyek ini rencana akan dimulai November hingga selesai nanti diperkirakan pada 2026. Dia menjelaskan telah memprediksi berbagai tantangan dalam pengerjaan proyek ini, mengingat Kuta merupakan kawasan pariwisata yang sering mengadakan berbagai acara, terutama menjelang akhir tahun.
“Makanya pembangunan breakwater kita tidak bisa mengikuti jam kerja normal, karena kondisi pasang surut tidak bisa dipastikan waktunya, apakah pagi, siang, bisa jadi malam atau subuh,” ujar Danang.
Menurut Danang, tahap awal proyek dimulai dengan demolish atau pembongkaran sand stopper atau penahan pasir di dekat Bandara Ngurah Rai dan breakwater di depan Discovery Mall, yang akan dimulai Desember 2024. Nantinya, material hasil pembongkaran akan digunakan kembali setelah melalui kajian teknis dan akan ditempatkan di area sekitar lokasi.
Danang menambahkan, pembongkaran ini akan berdampak pada pasang surut air laut karena keberadaan alat berat di lokasi. “Namun, kami sudah memiliki tabel pasang surut sebagai panduan untuk menentukan jam kerja yang optimal,” tambahnya.
BWS Bali-Penida dikatakan Danang telah melakukan kunjungan ke lokasi tambang (kuari) untuk memastikan ketersediaan material andesit dan limestone, yang akan digunakan dalam pembangunan. Material yang datang melalui jalur laut akan langsung ditempatkan di area dekat breakwater, sedangkan material dari jalur darat akan diletakkan di lokasi pengerjaan yang telah disiapkan. Pihak proyek juga telah berkoordinasi dengan perangkat desa dan instansi terkait untuk memastikan jalur akses alat berat tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
“Kami berharap aktivitas masyarakat tetap berjalan meskipun tidak seoptimal biasanya. Setelah beberapa ruas selesai, area akan kami bersihkan agar aktivitas kembali normal,” kata Danang.
Proyek ini direncanakan berlangsung dalam tiga area pengerjaan utama dengan durasi pengerjaan bertahap hingga 2026. BWS Bali-Penida optimistis proyek ini dapat selesai sesuai jadwal, sehingga memberikan manfaat maksimal bagi kawasan Pantai Kuta-Legian-Seminyak, baik dari segi perlindungan garis pantai maupun dukungan terhadap pariwisata Bali.
Dalam kesempatan yang sama, Bendesa Adat Kuta Komang Alit Ardana menyatakan dukungannya terhadap proyek pembangunan breakwater yang direncanakan oleh BWS Bali-Penida. Dia juga menekankan pentingnya pelaksanaan proyek yang sesuai dengan hasil sosialisasi serta koordinasi yang terus dilakukan selama proses pengerjaan.
“Kami selaku masyarakat Desa Adat Kuta mendukung kegiatan ini karena kami sudah mengetahui dan melihat langsung kondisi pantai yang sangat mengkhawatirkan, terutama akibat abrasi. Harapan kami, pengerjaan ini berjalan sesuai dengan apa yang disosialisasikan hari ini. Koordinasi harus tetap menjadi prioritas,” ujarnya.
Sebagai informasi, sosialisasi yang dilakukan BWS Bali-Penida kemarin dilakukan sebagai lanjutan setelah keluarnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Nomor: 004/SPMK/Bws 15.7.2/2024 tanggal 4 November 2024. Dari sosialisasi tersebut, disampaikan terkait lingkup pekerjaan yang akan dilakukan, di antaranya pembongkaran dan pemindahan struktur eksisting dengan luas 7.077 meter persegi. Kemudian, pengisian pasir dengan total volume 610.000 meter persegi, penimbunan pasir ke stokpile permanen Mertasari (Sanur) dengan volume 140.000 meter persegi. Selain itu, dilakukan pembangunan breakwater atau pemecah gelombang lepas pantai yang baru sebanyak empat buah, modifikasi pemecah gelombang yang ada sebanyak satu buah, serta perpanjangan gorong-gorong di satu lokasi. 7 ol3
Komentar