Inovasi Lawar Bali, Rumput Laut Jadi Bahan Utama
DENPASAR, NusaBali - Lawar Bali sebagai hidangan ikonik yang kaya akan tradisi, terus berevolusi dengan sentuhan inovasi yang menggugah selera.
Salah satu contoh inovasi tersebut datang dari Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan. I Wayan Suaka, seorang peserta lomba ngelawar dalam rangka Karya Padudusan Agung lan Ngenteg Linggih di desa tersebut pada Saniscara Wage Tambir, Sabtu (23/11), memperkenalkan lawar berbahan dasar rumput laut. Rumput laut jenis latoni yang digunakan dalam olahan ini memiliki tekstur kenyal yang khas dan cita rasa yang unik.
Latoni, yang biasa dikenal sebagai makanan penyu dan bahan baku kosmetik yang diekspor ke berbagai negara, kini diolah dengan cara yang inovatif untuk dijadikan lawar.
“Tiyang membawa ciri khas kita di pesisir, khususnya di Desa Serangan, dengan rumput laut yang kami budidayakan sendiri,” ucap Suaka, Sabtu (23/11). Proses pengolahan latoni pun cukup sederhana, dimulai dengan penjemuran hingga kering, kemudian dicuci bersih dan direndam 3-4 kali untuk mengurangi kadar garam serta bau alami rumput laut.
Menariknya, meskipun mengikuti lomba ngelawar, tujuan Suaka bukan semata-mata untuk meraih juara, tetapi untuk memperkenalkan olahan lawar berbahan dasar rumput laut yang mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. “Saya ingin menunjukkan bahwa kuliner Bali, khususnya dari pesisir Serangan, memiliki potensi yang luar biasa dan layak untuk diperkenalkan lebih jauh,” imbuhnya.
Lawar berbahan dasar rumput laut ini dipadukan dengan daging ayam atau babi, sesuai dengan kriteria lomba. Namun, Suaka menambahkan bahwa sebenarnya latoni lebih cocok dipadukan dengan daging gurita atau cumi-cumi, yang akan memberikan rasa yang lebih segar dan khas.
Dalam penyajiannya, lawar ini tetap mengandung perpaduan bumbu rempah khas Bali, seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, ketumbar, lengkuas, kelapa, dan terasi, yang membuatnya kaya rasa dan menggugah selera. Dengan sentuhan inovasi ini, lawar tetap mempertahankan tradisi kuliner Bali yang sudah ada sejak lama, namun dengan rasa yang lebih segar dan kaya akan manfaat kesehatan.
Bagi Suaka, inovasi ini adalah cara untuk terus melestarikan kekayaan kuliner Bali sambil mengenalkan keanekaragaman rasa yang dimiliki Pulau Dewata. “Kami ingin agar kuliner Bali terus berkembang, tanpa kehilangan akar budaya yang sudah ada,” ucap Suaka.
Dengan berbagai inovasi kuliner seperti lawar berbahan rumput laut ini, Bali membuktikan bahwa tradisi kuliner bisa terus berkembang, bahkan di tengah arus zaman yang terus berubah, dan tetap menjaga identitas budaya yang tak lekang oleh waktu. 7 cr79
Komentar