Empat Aplikasi Inovasi Diluncurkan
Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyebut peluncuran keempat aplikasi ini menjadi tonggak penting Pemkab Buleleng mengoptimalkan teknologi dalam meningkatkan pelayanan publik.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak empat aplikasi inovasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Buleleng, diluncurkan secara bersamaan, Sabtu (23/11). Aplikasi ini difokuskan untuk mengefisiensikan pelayanan publik.
Keempat aplikasi tersebut yakni Sistem Terintegrasi Pelayanan Gawat Darurat (Si Tridatu). Aplikasi layanan yang diluncurkan RSUD Buleleng ini dirancang untuk mengatasi tantangan dalam pelayanan gawat darurat medis, dengan penyediaan solusi cepat, terkoordinasi dan efektif. Aplikasi ini mengintegrasikan antara rumah sakit, ambulans, dan stakeholder terkait lainnya. Si Tridatu memastikan respons medis yang lebih cepat dan akurat, memanfaatkan teknologi untuk akses informasi real-time bagi masyarakat dan tim medis.
“Pelayanan gawat darurat yang tepat dan cepat adalah kebutuhan utama masyarakat. Si Tri Datu hadir untuk memastikan bahwa kolaborasi semua pihak dapat mewujudkan layanan yang optimal,” ucap Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha saat memaparkan aplikasinya.
Aplikasi kedua yakni Sistem Navigasi Akses Pemanfaatan Layanan dan Informasi Terintegrasi (Singa Pinter) milik Dinas Kominfosanti Buleleng. Kadis Kominfosanti Buleleng Ketut Suwarmawan menjelaskan, aplikasi ini menjadi solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan integrasi aplikasi layanan publik di Buleleng.
Singa Pinter mengintegrasikan 44 aplikasi layanan publik yang terpisah dalam satu platform secara bertahap. Aplikasi Singa Pinter disebutnya memudahkan masyarakat mengakses layanan tanpa perlu datang ke kantor pemerintahan. Aplikasi ini juga membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan berbasis data yang lebih akurat dan cepat.
“Dengan Singa Pinter, kami berkomitmen untuk menjadikan pelayanan publik lebih mudah, transparan, dan efisien, seiring dengan kemajuan era digital,” terang Suwarmawan.
Lalu aplikasi ketiga yakni Sinergitas Revitalisasi Inovatif Kekayaan Arsip dan Nilai Daerah Integratif (SRIKANDI Buleleng) inisiasi Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Buleleng. Aplikasi ini disebut Kepala DAPD Made Era Oktraini, berfokus pada pelestarian arsip sejarah dan budaya lokal yang sering terabaikan. SRIKANDI Buleleng diluncurkan untuk mendigitalisasi arsip penting dan melibatkan masyarakat serta berbagai pihak, dalam menjaga warisan budaya.
Terakhir aplikasi Merajut Rantai Pangan (Juntai Pangan) dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng (DKPP). Kepala DKPP Buleleng Gede Putra Aryana menjelaskan, aplikasi ini mengintegrasikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satuan Tugas Ketahanan Pangan. Tujuannya untuk merespons dinamika harga kebutuhan pokok dengan cepat dan memastikan kelancaran distribusi bahan pangan.
“Ketahanan pangan adalah isu strategis yang harus dihadapi dengan serius. Juntai Pangan hadir untuk memperkuat koordinasi dan memastikan ketahanan pangan masyarakat tetap terjaga,” papar Putra Aryana.
Sementara itu, Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyebut peluncuran keempat aplikasi ini menjadi tonggak penting Pemerintah Kabupaten Buleleng mengoptimalkan teknologi dalam meningkatkan pelayanan publik. Aplikasi ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Buleleng untuk terus berinovasi. Selain tujuan utama memberikan solusi yang relevan dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat di era digital
Lihadnyana juga menekankan seluruh aplikasi pelayanan publik utamanya harus disosialisasikan kepada masyarakat. “Karena banyak sekali ada aplikasi tetapi masyarakat tidak paham terhadap pemanfaatan aplikasi tersebut. Contohnya aplikasi di bidang transaksi keuangan elektronik. Banyak yang dilayani atau masyarakat belum paham terhadap hal tersebut. Harus dimasifkan lagi sosialisasi sehingga masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya,” tegas Lihadnyana didampingi Sekda Buleleng Gede Suyasa dan pimpinan SKPD lainnya.7 k23
1
Komentar