La Nina Lemah Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Bali
MANGUPURA, NusaBali - Fenomena La Nina lemah diperkirakan akan memengaruhi pola cuaca di Bali dalam beberapa bulan mendatang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa dampak fenomena ini dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah Pulau Dewata, khususnya selama puncak musim hujan.
Menurut Staf Forecaster Stasiun Klimatologi Bali, Heppy Febriana Abdi Bintari, La Nina lemah dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Bali hingga 40-60 persen dari rata-rata normal. Meskipun fenomena ini terjadi di Samudra Pasifik, pengaruhnya dapat dirasakan hingga ke Indonesia, termasuk Bali.
Staf Forecaster Stasiun Klimatologi Bali, Heppy Febriana Abdi Bintari mengecek cuaca wilayah Bali pada Senin (25/11) siang. –IST
“Ketika terjadi La Nina lemah, hujan di Bali sering kali berlangsung lebih lama dan intens. Misalnya, hujan yang biasanya turun dari pagi hingga sore hari, bisa berlanjut hingga malam. Intensitasnya pun cenderung deras,” ujar Heppy pada Senin (25/11) siang.
Heppy menambahkan bahwa berdasarkan teori, La Nina Lemah umumnya terjadi dalam siklus 3-7 tahun sekali. Namun, perubahan iklim global berpotensi membuat fenomena ini terjadi lebih sering. Contohnya, La Nina lemah sebelumnya tercatat berlangsung pada 2020-2022 dan kini kembali terdeteksi menjelang akhir 2024 hingga awal 2025. “Perubahan iklim bisa memengaruhi pola ini, sehingga dampaknya mungkin lebih sering dirasakan ke depannya,” tambahnya.
BMKG juga mengingatkan masyarakat Bali untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama puncak musim hujan. Fenomena ini dapat memicu hujan dengan intensitas tinggi yang sering kali disertai angin kencang, petir, atau kilat. Selain itu, potensi banjir, tanah longsor, dan kerusakan infrastruktur akibat angin kencang menjadi ancaman nyata. Heppy meminta masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, yang dapat memperburuk situasi seperti banjir.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG disebut terus memantau kondisi cuaca di Bali, khususnya selama peralihan musim dan puncak musim hujan. Heppy juga memberikan beberapa imbauan kepada masyarakat, seperti menghindari kegiatan di luar rumah saat hujan deras, tidak berteduh di bawah pohon atau tiang listrik saat terjadi petir, memastikan saluran drainase di sekitar rumah bebas dari sampah untuk mencegah banjir, dan menjaga kebersihan lingkungan untuk meminimalkan dampak bencana. Masyarakat juga diimbau untuk terus memantau informasi terkini melalui kanal resmi BMKG agar dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat.
“Kewaspadaan dan kesiapan masyarakat sangat penting untuk mengurangi risiko akibat cuaca ekstrem. Dengan langkah yang tepat, kita dapat menghadapi fenomena La Niña lemah ini dengan lebih baik,” katanya. 7 ol3
Komentar