nusabali

Panitia Karya Pura Pasar Agung Membantah

Dinas PUPR Mengaku Sudah Perbaiki Pipa Embung

  • www.nusabali.com-panitia-karya-pura-pasar-agung-membantah

AMLAPURA, NusaBali - Dinas PUPR Perkim (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman) Karangasem menegaskan telah memperbaiki pipa penyadap air untuk dialirkan ke embung Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem. Namun, panitia Karya Nubung Daging di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, membantah penegasan itu.

Pipa itu dekat Telaga Mas, Gunung Agung, Karangasem, berketinggian 2.512 meter dari permukaan laut. Perbaikan dimaksud karena tahun 2022 pipa tersebut jebol sehingga tidak bisa digunakan menyadap air hujan. Karena embung di Banjar Sogra belum dapat kiriman air dari Gunung Agung, selama pelaksanaan Karya Nubung Daging di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, panitia terpaksa membeli air.

"Sudah diperbaiki pipa yang jebol itu. Ini ada bukti foto sedang melakukan perbaikan," jelas Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Perkim Karangasem I Made Wiguna, kepada NusaBali di Amlapura, Selasa (26/11).

Hanya saja, saat dikonfirmasi kembali ke warga menyebutkan embung di Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, itu tetap tanpa ada air kiriman dari Gunung Agung. Padahal belakangan ini hujan deras terus mengguyur di Gunung Agung, di wilayah Banjar Sogra dan sekitarnya. "Coba saya koordinasikan lagi, ya," pinta Wiguna.

Embung itu dibangun tahun 2000 saat kepemimpinan Bupati Karangasem I Gede Sumantara dengan kontraktor I Wayan Geredeg. Kapasitas tampung embung 4.432 meterkubik dengan biaya Rp 1,05 miliar. Namun kini belum berisi air. Padahal hujan terus mengguyur Gunung Agung dan sekitarnya. Biasanya sekali turun hujan deras, embung langsung dipenuhi air.

Pipa penyadap  air hujan di Gunung Agung dihubungkan ke bak penampungan air, selanjutnya air dialirkan ke embung Banjar Sogra. Awalnya, pangempon Pura Agung Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, mengandalkan air untuk kebutuhan sehari-hari dari embung itu.

Namun, akhirnya selama Karya Nubung Daging, puncaknya Purnama Kalima, Saniscara Paing Merakih, Sabtu (16/11), tiap hari membutuhkan 3 tanki air. Panitia membeli 2 tanki dan satu tanki suplai air dari Perumda Tirta Tohlangkir.

"Tidak ada perbaikan pipa embung yang jebol, buktinya beberapa kali turun hujan, embung tetap tanpa air," bantah Humas Pangempon Pura Pasar Agung Besakih Tohlangkir, I Wayan Suara Arsana.

Suara Arsana mengatakan, cubang di lereng Gunung Agung untuk menampung air hujan itu tergerus kemudian pipa 4 dim, panjang sekitar 1,5 kilometer itu, tidak lagi bisa digunakan mengalirkan air hujan ke embung. Kata dia, jika ingin mendapatkan suplai air seperti semula, cubang yang kecil itu mesti diperbaiki, selanjutnya baru pasang pipa kembali untuk mengalirkan air hujan ke embung.

Mengingat kebutuhan air sangat vital selama rangkaian Karya Nubung Daging di Pura Pasar Agung Besakih Tohlangkir, maka panitia membeli 2 tanki air tiap hari, per tanki Rp 500.000. ‘’Memang mahal, harga air per tanki, karena sulit mengangkut air di jalan tanjakan," katanya.

Bendesa Alitan MDA Kecamatan Selat I Komang Sujana berharap, walaupun Karya Nubung Daging disineb, Buda Pon Medangkungan, Rabu (27/11), pipa yang jebol selayaknya tetap diperbaiki. "Sebab, air di embung itu untuk kebutuhan masyarakat Desa Sebudi, dan untuk kebutuhan di Pura Pasar Agung," pintanya.7k16

Komentar