Empat Sekolah Ikuti Program ADEM Anak Papua
Sebanyak empat sekolah menengah di Buleleng, mengikuti program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang diselenggarakan khusus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bagi anak-anak Papua.
Bantu Pemerataan Mutu Pendidikan Indonesia
SINGARAJA, NusaBali
Dengan program beasiswa dari pemerintah pusat, diharapkan setelah mengenyam pendidikan menengah di daerah dengan kematangan pendidikan dapat meratakan mutu pendidikan di seluruh Indonesia.
Program yang sudah berjalan sejak lima tahun silam dan memasuki angkatan ketiga di Buleleng, saat ini ada 20 siswa papua yang tersebar di SMA/SMK di Buleleng yang kini duduk di bangku kelas X-XII. Diantaranya di SMAN 2, SMAN4, SMKN 1 dan SMKN 2 Singaraja. Sedangkan untuk di Bali tahun ajaran 2017/2018 total ada 55 orang siswa Papua yang di-drop out di 26 sekolah di seluruh Bali. Buleleng pun mendapatkan jatah delapan orang siswa Papua tahun ini, tersebar merata di empat sekolah pengelola.
Seluruh siswa Papua tersebut akan menjalani masa pendidikannya di jenjang SMA/SMK selama tiga tahun penuh dengan tanggungan beasiswa langsung dari Kemendikbud sebesar Rp 24 Juta dalam setahun. Beasiswa tersebut dialokasikan untuk biaya hidup, dan keperluan mereka selama ada di perantauan.
Kepala SMKN 1 Singaraja, I Nengah Suteja ditemui Jumat (25/8), yang juga sebagai salah satu pengelola siswa Papua mengatakan sejauh ini sekolahnya bersedia mengikuti program ADEM untuk melihat beragam budaya yang dibawa oleh anak-anak Papua. Meski sesungguhnya tantangan cukup besar berada di pundak sekolah pengelola.
Sebagai sekolah yang menerima siswa Papua, harus bertanggung jawab atas keberhasilan mereka dalam mengenyam pendidikan menengah. Apalagi selama ini pemerintah pusat menfasilitasi pendidikan khusus anak Papua karena melihat tradisi belajar mereka yang sangat rendah. Motivasi untuk pergi ke sekolah menuntut ilmu yang sangat minim yang didasari oleh sifat pemalas. Sehingga banyak anak-anak papua yang bolos dari sekolah dan sampai saat ini pun masih terbawa saat mengenyam pendidikan di Bali.
“Memang kendalanya secara umum disampaikan oleh sekolah pengelolaa lain juga di Bali, mereka masih malas sekolah. Nah inilah tugas kami selaku sekolah yang ikut program ADEM, bagaimana bisa menjaminkan mereka bisa lulus dan kembali ke daerahnya dengan keberhasilan dan berbekal pengetahuan yang cukup,” ungkap Suteja.
Mengatasi kendala tersebut, Jumat (25/8) kemarin pihaknya pun menggelar seminar sehari yang melibatkan seluruh siswa Papua termasuk mahasiswa Papua di Undiksha, untuk pembentukan karakter dan jati dirinya. Selain juga menggugah potensi siswa papua, sehingga dalam mengenyam pendidikan di Bali mereka mendapatkan semangat baru dengan pola pikir yang baru.
Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Satyasa Indonesia (LPSSI) untuk memberikan pemahaman tentang bela negara, hidup yang bermoral dan berahlak, dan menjalani kehidupan yang baik yang lebih menukik pada pendidikan Karakter. Anggota LPSSI Pusat, Nyoman Sumantara menyatakan setelah mendapatkan pemahaman tersebut, mereka yang datang jauh dari daeahnya dapat memahami bagaimana budaya yang berbeda, latar belakang kehidupan dan cara beradaptasi dengan baik untuk ketahanan mental mereka.
“Sebenarnya ini lebih pada penguatan pendidikan karakter, bagaimana merubah mind set mereka ke arah yang lebih baik, sehingga tujuan pemerintah untuk meratakan mutu pendidikan dan saat mereka kembali diharapkan membangun daerahnya sendiri dapat tercapai,” kata Sumantara. *k23
1
Komentar