200 Prajurit Kodam Udayana Dikirim ke Gunung Lewotobi Laki-laki
Ditugaskan Bangun Hunian Sementara (Huntara)
DENPASAR, NusaBali - Untuk mengatasi kesulitan pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kodam IX/Udayana mengerahkan 200 personel untuk bangun Hunian Sementara (Huntara).
Ratusan prajurit ini akan bergabung dengan unsur lainnya di lokasi untuk segera meringankan beban para pengungusi.
Sebanyak 200 prajurit Praja Raksaka itu tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Zeni. Pasukan ini terdiri dari 165 personel Yonzipur 18/YKR, 24 personel Zidam IX/Udayana, 8 personel Denzibang 1/NTT, serta masing-masing 1 personel dari Denkesyah 09.04.01/Kupang, Denhubrem 161/WS dan Pendam IX/Udayana.
Pergeseran pasukan (Serpas) dilakukan pada Rabu (27/11) melalui jalur udara dan laut. Dari Lanud Ngurah Rai, pasukan diberangkatkan menggunakan Pesawat Hercules TNI AU. Apel pemberangkatan dipimpin oleh Kazidam IX/Udayana, Kolonel Czi Adang Purnama di Base Ops Lanud Ngurah Rai. Sementara itu, pemberangkatan dari Bandara Bizam (NTB) dipimpin oleh Dandenzibang II/NTB menggunakan pesawat Cassa TNI AU.
Setibanya di Kupang, pasukan melanjutkan perjalanan dengan embarkasi ke KRI Ahmad Yani dari Pelabuhan Tenau Kupang menuju Pelabuhan Larantuka, Flores Timur. Diperkirakan, Satgas tiba di lokasi pada Kamis (28/11). Tiba di lokasi mereka langsung segera bergerak membangun Huntara.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana, Kolonel Agung Udayana kemarin siang mengatakan pengerahan 200 personel TNI AD dalam Satgas Zeni merupakan bagian dari komitmen TNI untuk mendukung percepatan penanganan dampak bencana alam di Flores Timur. Sinergi antara TNI dan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pusat menjadi kunci dalam memastikan program ini berjalan efektif.
"Tugas ini bukan hanya tentang membangun hunian sementara, tetapi juga membantu memulihkan kehidupan masyarakat terdampak agar segera bangkit. Personel yang ditugaskan telah dipersiapkan secara matang, baik dari sisi kemampuan teknis maupun koordinasi logistik, untuk menjamin pembangunan Huntara dapat selesai sesuai target waktu," ujar Kapendam.
Kapendam menjelaskan misi operasi ini tidak hanya berfokus pada penyediaan tempat tinggal, tetapi juga menjadi bagian dari strategi memperkuat pertahanan wilayah guna mewujudkan ketahanan nasional. Langkah ini mencerminkan sinergi pemerintah dan TNI dalam memastikan para korban erupsi mendapatkan hunian yang layak sekaligus memperkuat kesiapsiagaan nasional. 7 pol
1
Komentar