Lindungi Arsip Bersejarah, DAPD Siap Percantik Museum Soenda Ketjil
SINGARAJA, NusaBali - Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Buleleng sedang menyiapkan rencana untuk merevitalisasi arsip bernilai sejarah di Museum Soenda Ketjil kawasan Pelabuhan Tua Buleleng.
Sejumlah arsip bersejarah itu akan kemas dalam bentuk kekinian, untuk lebih memudahkan adaptasi dan penyesuaian kebutuhan generasi muda Buleleng.
Rencana itu masuk dalam agenda inovasi Sinergitas Revitalisasi Inovasi Kekayaan Arsip dan Nilai Daerah Integratif (SRIKANDI) Buleleng. Sistem aplikasi ini diluncurkan belum lama ini bertujuan untuk mengelola arsip yang ada di Bali utara secara kekinian.
Kepala DAPD Buleleng, Made Era Oktarini mengatakan, inovasi ini tercetus karena persoalan di lapangan yang banyak ditemukannya. Banyak arsip bersejarah yang menyimpan nilai, budaya, tradisi, dan perjalanan kehidupan masyarakat Buleleng, yang sudah diwariskan dari banyak generasi, namun tidak terjaga dengan baik.
Bahkan kesadaran generasi muda untuk menjaga arsip-arsip penting ini terus mengalami penurunan. Hal ini pun menjadi ancaman dalam hal pelestarian. Menurut Era, aplikasi ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan arsip termasuk dokumen penting, budaya, dan data pemerintah agar dapat diakses dan dimanfaatkan secara efektif oleh masyarakat. “Tidak hanya untuk pelestarian, tapi menghidupkan nilai sejarah dan budaya Buleleng,” ucap Era.
Dalam dua bulan ini, DAPD Buleleng sedang menyiapkan digitalisasi arsip prioritas, pembuatan diorama konvensional, dan virtual Museum Soenda Ketjil.
Museum Sunda Kecil dipilih karena memiliki nilai historis dan budaya relevan, dengan proyek SRIKANDI Buleleng. Kawasan museum berkaitan erat dengan sejarah Gubernur Soenda Ketjil pertama, Mr I Gusti Ketut Pudja yang juga 1 dari 8 orang anggota PPKI. Pahlawan nasional asal Buleleng ini memiliki peran penting dalam persiapan dan sesudah kemerdekaan Indonesia. “Kami berharap besar, inovasi ini mampu menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara, baik generasi muda dan tua, untuk mengunjungi Museum Sunda Kecil. Arsip dan format menarik yang mudah diakses, cepat, praktis dan interaktif akan kami suguhkan kepada pengunjung,” imbuh Era.
Selain itu juga akan ada sajian tur museum dalam bentuk virtual reality (VR) 3 dimensi. Hal ini memungkinkan untuk pemanfaatan arsip sebagai sumber belajar yang inspiratif.7 k23
Komentar