nusabali

Banjir-Longsor Landa Jembrana

Hujan Deras Semalaman, Jalur Denpasar-Gilimanuk Sempat Tersendat

  • www.nusabali.com-banjir-longsor-landa-jembrana

Banjir di Jalan Denpasar-Gilimanuk yang tepat terjadi di Simpang Klampuak, Kelurahan Tegal Cangkring ini disinyalir karena tersumbatnya drainase

NEGARA, NusaBali
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jembrana sejak, Sabtu (30/11) malam hingga Minggu (1/12) pagi mengakibatkan sejumlah bencana alam. Sesuai pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, ada 25 kejadian seperti pohon tumbang, banjir, longsor, hingga rumah rusak akibat angin kencang dan tersambar petir. 

Salah satu kejadian paling menonjol adalah longsor yang menimpa tiga rumah warga di Banjar Kedisan, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo. Tebing setinggi 20 meter di belakang rumah warga bernama Dewa Komang Suarta mengalami longsor pada, Sabtu malam sekitar pukul 20.30 Wita, menimpa rumah milik Gusti Made Rai Yasa, Made Arnawa, dan Nyoman Linggih. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. 

Namun rumah ketiga warga tersebut rusak parah dan harta benda mereka tidak dapat diselamatkan. Selain menimpa tiga rumah warga, bencana longsor ini juga membuat tanah di dua rumah sebelahnya ikut bergerak. Bahkan tembok salah satu rumah di sebelahnya dalam kondisi miring dan retak. Kemudian untuk bencana banjir, terparah adalah banjir yang menggenangi wilayah Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo. Air sungai meluap dan merendam puluhan rumah warga dengan ketinggian air mencapai sekitar 60 centimeter. Meskipun air tidak masuk ke dalam rumah, banjir ini menyebabkan aktivitas warga terganggu. 

Banjir itu terjadi mulai pagi sekitar pukul 06.30 Wita dan surut pada pukul 11.00 Wita. Banjir juga merendam sejumlah rumah di Banjar Baler Bale Agung, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana akibat meluapkan aliran sungai setempat. Banjir juga terpantau di Jalan Utama Denpasar-Gilimanuk di Kelurahan Tegal Cangkring, Minggu pagi kemarin. Banjir ini sempat menghambat kelancaran arus lalu lintas. Untuk mengantisipasi kemacetan dan kecelakaan, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jembrana langsung turun ke lapangan mengatur arus lalu lintas. Personel yang dipimpin langsung oleh Kasat Lantas AKP Oktamawan Abrianto ini sempat memberlakukan buka tutup arus lalu lintas. 

Banjir di Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk yang tepat terjadi di Simpang Klampuak, Kelurahan Tegal Cangkring ini disinyalir karena tersumbatnya drainase. Banjir di jalan raya tersebut berlangsung sekitar 2 jam pada pukul 08.30 Wita hingga pukul 10.30 Wita. "Kami fokus mengamankan jalur utama Denpasar-Gilimanuk karena ini merupakan akses vital bagi masyarakat dan kendaraan logistik," ujar AKP Oktamawan.

Kondisi lalulintas di tengah banjir yang terjadi di jalur Denpasar-Gilimanuk, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Minggu (1/12). –IST 

Saat terjadi banjir di jalan raya itu, personel Satlantas bekerja sama dengan kru Kancil 03 mengatur lalu lintas dan memberikan bantuan kepada pengendara yang membutuhkan. Mereka juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar berhati-hati saat melintas di jalan yang tergenang air. Berkat kerja keras petugas, situasi lalu lintas di kawasan yang terdampak banjir dapat dikendalikan dengan baik. Tidak ada laporan kecelakaan atau pelanggaran yang berarti selama kegiatan berlangsung. "Syukur berjalan aman dan lancar," ucap AKP Oktamawan. Selain longsor dan banjir, kejadian lainnya yang dilaporkan adalah rumah milik I Ketut Wiratika di Banjar Yeh Buah, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo yang tersambar petir. 

Kerusakan terjadi pada genteng, plafon, dan rangka atap dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 60 juta. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Putu Agus Artana, Minggu kemarin, mengatakan ada 25 kejadian yang terdata akibat cuaca ekstrem semalam. Di antarnya ada 10 kejadian pohon tumbang, 3 titik longsor, 7 titik banjir, 1 rumah rusak akibat tersambar petir, 1 rumah rusak akibat angin kencang, dan 3 kejadian dahan pohon patah. "Dari sejumlah bencana itu, yang terparah kejadian longsor," ujar Agus Artana.

Longsor yang merusak Pura Taman Beji Kauh di Banjar Tibu Beleng Kaler, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Minggu (1/12) –IST 

Di samping longsor di Banjar Kedisan, Agus Artana menyatakan bahwa 2 bencana longsor lainnya juga tergolong parah. Salah satu bencana longsor itu menutup akses jalan desa di Banjar Gianyar, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo. Meskipun tidak mengisolasi warga sepenuhnya karena masih ada jalur alternatif, namun jarak tempuh menjadi lebih jauh. Kemudian juga ada bencana longsor yang menggerus sejumlah pohon hingga merusak Pura Taman Beji Kauh di Banjar Tibu Beleng Kaler, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo. 

"Di Pura Taman Beji Kauh itu terjadi kerusakan sejumlah bangunan. Seperti Bale Pasayuban, Piyasan, dan tembok penyengker pura. Kerugian akibat kerusakan pura itu ditaksir mencapai Rp 150.000.000 (150 juta)," ujar Agus Artana. Secara umum, Agus Artana menyatakan tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam sejumlah kejadian tersebut. Selain melakukan reaksi cepat, pihaknya telah menurunkan alat berat untuk menangani longsor yang menutup jalan di Banjar Gianyar, Desa Yehembang Kauh. BPBD juga tengah melakukan pendataan kerugian material seluruh bencana tersebut. "Masih kita data. Rencananya kita akan mengajukan proposal bantuan ke BPBD Bali," ucapnya. 7 ode

Komentar