nusabali

Pemkab Klungkung Studi Tiru ke Buleleng

  • www.nusabali.com-pemkab-klungkung-studi-tiru-ke-buleleng

SEMARAPURA, NusaBali - Pemkab Klungkung studi tiru ke Pemkab Buleleng, Jumat (29/11). Rombongan studi tiru Pemkab Klungkung diterima Kadis Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfosanti) Buleleng Ketut Suwarmawan bersama Kadis Kebudayaan Nyoman Wisandika, dan Kadis Pariwisata Gede Dody Sukma Oktiva Askara di Rumah Jabatan Bupati Buleleng.

Kadis Kebudayaan Klungkung, I Ketut Suadnyana, mengatakan studi tiru untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Memahami implementasi metode pendidikan dan budaya di Buleleng serta penghargaan atas nilai-nilai budaya yang sudah dilestarikan. Kunjungan dimulai di Museum Gedong Kirtya yang dikenal sebagai pusat pelestarian naskah kuno Bali. Rombongan mendapatkan penjelasan mendalam mengenai sejarah dan tata cara ngelontar. Berharap dapat mengeksplorasi teknik dan filosofi di balik penulisan lontar sebagai salah satu warisan budaya Bali yang sangat berharga untuk dikembangkan di Kabupaten Klungkung.

Gedong Kirtya adalah perpustakaan lontar, terdapat koleksi dan salinan teks tulisan tangan yang berhubungan dengan kesusatraan Bali, mitos, pengobatan, mantra-mantra, sastra religius, dan lain-lain. Gedung ini terletak di kompleks Sasana Budaya yang merupakan istana tua kerajaan Buleleng, tepatnya di Jalan Veteran, Singaraja. Dilanjutkan ke Puri Kanginan, bukti peninggalan sejarah dari kerajaan Buleleng. Puri Kanginan berfungsi sebagai tempat kediaman keluarga bangsawan dan juga sebagai pusat pemerintahan pada jamannya.

Puri ini diperkirakan sudah ada pada akhir abad ke 18. Tetapi nama Puri Kanginan mulai sekitar tahun 1830-an. Kanginan dari kata Kangin berarti Timur. Puri Kanginan artinya istana di sebelah timur catuspata juga di sebelah timur pasar. Dulu lokasinya di Banjar Dangin Peken (timur pasar). Sekarang Puri Kanginan berada di Banjar Delod Peken (utara pasar). Bukan purinya yang pindah tetapi Pasar Buleleng dipindahkan ke tempatnya sekarang sekitar tahun 1898. 

Rombongan juga mengunjungi Museum Puri Ayodya dan situs cagar budaya Candi Budha Kalibukbuk. Ada beberapa artefak Buddhis berupa stupika, materai tanah liat, arca perunggu, alat-alat upacara, dan kompleks percandian di situs Kalibukbuk. Penemuan situs kompleks percandian Buddhis di Kalibukbuk sebagai tempat untuk pemujaan Buddha menunjukkan bahwa agama Buddha sudah berkembang di Bali Utara sejak abad VIII-XIV Masehi. @ wan

Komentar