Pascaterbakar Pura Puseh, Desa Culik Gelar Guru Piduka
AMLAPURA, NusaBali - Pura Puseh dan Pura Panti Pasek Gelgel, di Banjar Amerta Sari, Desa Culik, Kecamatan Abang, Karangasem, terbajar, Jumat (29/11). Pascaperistiwa itu, krama Desa Adat Culik menggelar paruman dan disepakati melaksanakan upacara pangerebuan dan guru piduka di Pura Puseh pada Buda Kliwon Matal, Rabu (4/12).
“Saat paruman, Saniscara Umanis Medangkungan, Sabtu (30/11), memutuskan menggelar upacara pangerebuan dan guru piduka, Buda Kliwon Matal, seluruh krama Desa Adat Culik diwajibkan hadir di Pura Puseh," jelas Bendesa Adat Culik, I Nyoman Alit Biantara di Pura Puseh, Banjar Amerta Sari, Desa Culik, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu (1/12).
Setelah terjadi musibah dengan meludeskan 8 palinggih dan prasasti, katanya, wajib melaksanakan upacara guru paduka sembari mohon petunjuk untuk kelanjutan perbaikan palinggih berikutnya. “Mengenai rencana perbaikan palinggih akan dibicarakan kemudian,” tambahnya.
Pangliman Pawongan Desa Adat Culik I Wayan Jaya mengambahkan tahap pertama melaksanakan upacara pangerebuan dan guru piduka. "Selanjutnya membicarakan rencana perbaikan palinggih yang terbakar," jelas I Wayan Jaya.
Kerugian yang terjadi akibat kebakaran, Jumat (29/11), sebesar Rp 1,2 miliar. Kebakaran itu terjadi berawal dari Jro Mangku Santika, pamangku di Pura Puseh, Desa Adat Culik, pukul 08.00 Wita melayani dua krama melakukan persembahyangan terkait melaksanakan upacara matur piuning, setelah krama menghaturkan banten di seluruh palinggih disertai menancapkan dupa, Mangku Santika muput pamuspaan itu.
Mangku Santika sempat mengingatkan kepada kedua krama agar tidak menancapkan dupa di setiap palinggih, atau paling tidak usai melakukan persembahyangan dupa yang ditancapkan itu diambil dan dimatikan, menghindari terjadinya kebakaran.
Ternyata setelah melakukan persembahyangan kedua krama bersama Mangku Santika, meninggalkan Pura Puseh, menyusul ada pemberitahuan Pura Puseh terbakar, pukul 10.00 Wita.
Ada delapan palinggih beratap ijuk semuanya ludes terbakar, yakni palinggih menjangan seluang, limas catu, limas sari, meru timpang (tingkat) tiga linggih Ida Ratu Pasek, meru tumpang lima linggih Ida Bhatara Ulun Danu, meru tumpang pitu (tujuh) linggih Ida Bhatara Giri Tohlangkir, palinggih gaduh, dan panggungan.
Seluruh atap terbuat dari ijuk, dengan rangka berbahan kayu ludes, termasuk pratima juga ludes. Pratima yang terdiri dari 7 kotak masing-masing berisi benang tukelan, dan prasasti yang ditulis di daun lontar atau disebut pamunder, ditempatkan di dalam kotak.
Selain Pura Puseh juga terbakar kandang sapi milik I Wayan Ngetis Gede, dua ekor sapi berhasil diselamatkan. Hanya saja sapi mengalami luka-luka bakar, lokasinya 50 meter utara Pura Puseh.
Tampak dari kebakaran di Pura Puseh juga menjalar ke Pura Panti Pasek Gelgel, yang terpaut jarak sekitar 100 meter di utara Pura Puseh, menyebabkan 6 palinggih ludes terbakar.
Kelian Pangempon Pura Panti I Wayan Agustina Putra, menjelaskan, enam palinggih yang terbakar: Bhatara Ayu, meru tumpang tiga, pasamuan, menjangan seluang, limas catu dan limas sari.7k16
1
Komentar