Siswi SMP Meninggal Saat Nyetrika
Diduga Kesetrum, Terjadi di Sampalan Tengah, Klungkung
Ni Putu S yang merupakan siswi kelas VIII A dikenal sebagai siswi yang aktif, berprestasi dan disiplin di sekolah, dia juga dikenal aktif di lingkungan banjarnya
SEMARAPURA, NusaBali
Peristiwa tragis terjadi di Klungkung. Seorang siswi kelas VIII SMPN 2 Dawan, Klungkung, Ni Putu S,14, meninggal dunia diduga setelah tersengat aliran listrik saat menyetrika baju seragam sekolah di rumahnya di Dusun Papaan, Desa Sampalan Tengah, Kecamatan Dawan, Klungkung, Senin (2/12) pagi. Korban sempat dilarikan ke IGD RSUD Klungkung pasca tersengat listrik, namun nyawa siswi berusia 14 tahun tersebut tidak tertolong.
Saat ini jenazah korban masih dititipkan di ruang jenazah RSUD Klungkung. Jenazah korban rencananya akan diaben di Krematorium Kenangga Desa Adat Sampalan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Anggara Wage Matal, Selasa (3/12) hari ini. Informasi di lapangan menyebutkan kejadian ini bermula pada, Senin pagi sekitar pukul 07.40 Wita. Ketika itu ibunda Ni Putu S, yakni Ni Wayan Sukasmi,36, hendak mandi sebelum berangkat kerja di BUMDes Sampalan Tengah. Sedangkan, ayah korban sudah berangkat kerja lebih dulu. Sebelum ibu korban memasuki kamar mandi, korban Ni Putu S terlihat sedang sarapan. Namun saat ibu korban masuk kamar mandi tiba-tiba mendengar putrinya itu memanggilnya “Mak’.
Sukasmi pun langsung keluar kamar mandi dan mencari asal suara anaknya. Alangkah kagetnya sang ibu saat mendapati anaknya sudah tergeletak di lantai kamar dengan alat setrika menempel di leher. Ibu korban langsung mencabut kabel setrika yang masih nyantol dan memindahkan setrika tersebut dari badan anaknya. Selanjutnya sang ibu langsung menghubungi suaminya dan pihak keluarga. Selanjutnya korban langsung dilarikan ke IGD RSUD Klungkung untuk mendapatkan penanganan medis.
Pada pukul 08.00 Wita korban tiba di RSUD Klungkung dan langsung mendapatkan penanganan medis dari dokter dan perawat jaga. Korban kemudian menjalani observasi, namun beberapa saat kemudian korban dinyatakan meninggal dunia. Hasil pemeriksaan dokter korban didiagnosa Cardac Arrest Electrical Injury, Venticular Pibrilassi atau cedera listrik henti jantung. Kasi Humas Polres Klungkung, Iptu Agus Widiono mengatakan petugas kepolisian sudah turun menggelar olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi.
"Pihak keluarga tidak melaporkan peristiwa ini dan menerima dengan ikhlas. Keluarga menganggap kejadian tersebut sebagai musibah," ujar Iptu Agus Widiono. Sementara itu Kelian Banjar Dinas Papaan, I Wayan Suwira mengatakan korban merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan I Putu Eka Surnadi,35, dan Ni Wayan Sukasmi,36. Ibu korban bekerja di BUMDes Sampalan Tengah, sedangkan ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan di Klungkung.
Korban Ni Putu S selama ini dikenal aktif di banjar dan sering ikut lomba mebasa Bali, baca puisi dan lainnya. "Informasinya saat kejadian korban menyetrika baju sebelum berangkat ke sekolah mengikuti ulangan umum (ujian semester)," ujar Suwira. Terpisah, Waka Kesiswaan SMPN 2 Dawan, I Wayan Sudiana saat dihubungi mengatakan pihak sekolah sudah menerima kabar duka tersebut. Berpulangnya korban Ni Putu S tentu saja meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar SMPN 2 Dawan.
Suasana di SMPN 2 Dawan, Klungkung. –DEWA DARMAWAN
Sudiana mengatakan Ni Putu S merupakan siswi kelas VIII A (kelas unggulan), dan Senin kemarin merupakan jadwal ulangan mata pelajaran IPS dan Olahraga. "Siswi tersebut mendapatkan jadwal ulangan shift kedua pukul 10.30 Wita," ujar Sudiana. Terkait kejadian yang menimpa salah satu anak didik SMPN 2 Dawan ini, pihak sekolah akan rembug yang dipimpin kepala sekolah. Karena sampai meninggal dunia maka seluruh siswa, staf, guru, dan TU akan memberikan sumbangsih sukarela. "Tentu saja kita sangat berduka atas kejadian ini. Nanti dari perwakilan kepala sekolah, humas atau wali akan ke sana (rumah duka)," kata Sudiana, sembari berkata Ni Putu S dikenal sebagai siswa yang aktif, berprestasi dan disiplin di sekolah. 7 wan
Komentar