Masuki Panen Raya, Petani Manggis Siap Ekspor
UMKM
Rumah Kemas Hortikultura Indonesia
Jro Putu Tesan
Hortikultura
Petani
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Kualitas dan harga bagus, sayang produktivitas menurun dibanding tahun lalu
DENPASAR, NusaBali
Kalangan petani manggis di Bali gembira, hal tersebut menyusul persiapan ekspor, karena panen raya segera tiba. Musim puncaknya diperkirakan antara Januari-Februari 2025. Malah di beberapa tempat di Bali, panen manggis sudah dimulai. Hal tersebut, karena faktor pengaruh cuaca.
Para petani berharap harga manggis tetap stabil, sehingga panen raya benar- benar dirasakan memberi keuntungan kepada petani.
“Ya, benar sekarang ini, kita petani manggis merasa senang,” ujar I Made Sianta, seorang petani manggis yang juga pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hortikultura dari Pupuan, Tabanan, Senin (2/12).
Wilayah Kecamatan Pupuan dan sekitarnya merupakan salah satu sentra tanaman manggis di Bali. Sianta mengatakan manggis merupakan salah satu tanaman utama budidaya perkebunan, selain tanaman keras lain yakni durian, kopi dan juga ada cengkeh.
Saat ini buah manggis sedang dalam masa kematangan, sebelum mulai panen Januari-Februari nanti.
Kondisi buah manggis juga relatif bagus, mulus. Tidak gores sebagaimana yang terjadi pada musim panen sebelumnya. Hanya saja produktivitasnya diperkirakan menurun dari masa panen setahun lalu.
“Buahnya kita lihat tidak sebanyak masa panen lalu,” terangnya. Sianta mengatakan di beberapa sentra manggis di Bali sudah ada mulai panen. Antara lain di Sudaji dan Bastala di Buleleng.
Harga manggis saat ini lumayan menggiurkan. Untuk grade 1 harga perkilo sampai Rp50.000. Sedang kualitas grade 2, antara Rp35.000 -Rp40.000 perkilo.
“Kalau sampai ekspor harganya tentu jauh di atas lagi,” ujarnya. Sianta mengatakan petani sendiri fokus merawat manggis yang disiapkan untuk ekspor. Tujuan dominan ke China.
“Kita pelihara kebun saja. Nanti wadah, keranjang packing dan lainnya disiapkan eksportir,” terang Sianta.
Dia berharap harga manggis dan durian tetap stabil, sekalipun jelang panen raya. “Agar petani tak rugi, karena biaya pemeliharaan juga lumayan banyak,” kata Sianta.
Sebelumnya Ketua Asosiasi Eksportir Manggis dan Rumah Kemas Hortikultura Indonesia (AEMRKI) Jro Putu Tesan, menyatakan komoditas manggis Bali akan segara masuk pasar China dan negara lainnya. Hal tersebut menyusul musim panen manggis yang segera tiba.
“Ini kabar gembira, karena manggis Thailand sudah menepis stoknya,” ungkap Jro Putu Tesan.
Dengan demikian, peluang manggis Bali dan Indonesia umumnya untuk ekspor semakin besar. “Tentunya juga untuk memenuhi pasar domestik,” kata Jro Putu Tesan. K17.
1
Komentar