Angka Kasus Baru HIV/AIDS 3 Digit Sepuluh Bulan Terakhir
SINGARAJA, NusaBali - Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng mencatat 204 kasus baru HIV/AIDS dalam kurun waktu 10 bulan terakhir (Januari-Oktober) 2024.
Kasus baru yang tercatat pun didominasi kelompok umur usia produktif. Tertinggi pada usia 20-29 tahun lalu menyusul kelompok 30-39 tahun dan usia 40-49 tahun yang jumlah kasusnya 40 ke atas. Sedangkan kelompok usia di luar itu relatif lebih sedikit.
Dari 204 kasus baru yang tercatat di tahun ini, sebanyak 120 kasus HIV dan 84 kasus AIDS. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr Putu Arya Nugraha dihubungi Senin (2/11) kemarin mengatakan, memang ada trend peningkatan jumlah kasus baru yang terjadi lima tahun terakhir. Jika pada 2020 kasus baru hanya 173, sempat turun di tahun 2021 sebanyak 128, namun melonjak tajam di tahun 2022 sebanyak 221, lalu naik lagi di tahun 2023 sebanyak 256 kasus dan per Oktober 2024 sudah di angka 204 kasus.
“Memang ada trend peningkatan setiap tahunnya. Kalau kasus akumulasi sejak tahun 1987, jumlah kasus HIV/AIDS di Buleleng sudah di angka 4.000 an. Tapi kembali lagi ini kasus yang ditemukan yang rata-rata sudah stadium 3 dan 4. Saya yakin di luar ini masih banyak yang tidak terdeteksi masih seperti fenomena gunung es,” kata Arya Nugraha.
Tren kasus baru yang menurutnya terus meningkat tidak bisa terlepas dari perilaku seksual berisiko tinggi. Meski juga bisa ditularkan karena penggunaan jarum suntik bersama-sama, atau penularan pada bayi dari orangtuanya.
“Ini memang sudah rahasia umum, yang suka jajan di luar dan melakukan seks berisiko tanpa menggunakan alat pengaman. Apalagi sekarang cenderung dimudahkan dengan adanya aplikasi online yang mengarah prostitusi. Bahkan ini banyak digunakan kalangan remaja dan pemuda lajang. Sejalan juga dengan tren kasus yang lebih banyak menjangkiti anak muda,” jelas Arya Nugraha yang juga Dirut RSUD Buleleng ini.
Sejauh ini kasus yang terdata ditemukan saat sudah ada infeksi dan keluhan. Masyarakat umum sejauh ini masih tabu untuk memeriksakan diri secara mandiri. Sebab masih ada stigma di masyarakat takut mengetahui penyakitnya jika memeriksakan diri.
Sementara itu dari jumlah masyarakat yang terjangkit HIV/AIDS hanya 1.435 orang yang mengikuti pendampingan, terapi dan pemberian obat Antiretroviral (ARV). Selain RSUD Buleleng, pasien bisa mendapatkan obat ini di beberapa Puskesmas yang diberikan kewenangan oleh Dinas Kesehatan.7 k23
1
Komentar