Baru Dinikmati di 8 Desa
Dari 48 desa di Kecamatan Kintamani, baru 8 desa yang terlayani air bersih. Untuk memanfaatkan sumber air di Desa Lembean diperlukan anggaran Rp 52 miliar.
Layanan PDAM di Kintamani, Kabupaten Bangli
BANGLI, NusaBali
Layanan air bersih dari PDAM Bangli baru bisa dinikmati 8 desa dari 48 desa yang ada wilayah Kecamatan Kintamani, Kapupaten Bangli. Posisi di ketinggian mengakibatkan terkendalanya pengangkatan air. Untuk bisa mengangkat air dari sumber dan bisa didistribusikan kepada pelanggan, membutuhkan anggaran yang sangat besar.
Direktur PDAM Bangli I Wayan Gde Yuliawan Askara mengatakan layanan PDAM baru menjangkau 8 desa, di antaranya Desa Bunutin, Lembean, Catur, Blantih, Batur Utara, Batur Selatan, Batur Tengah, dan Kintamani. Pihaknya mengungkapkan, masih banyak desa yang belum terlayani, karena terbentur anggaran untuk mengangkat air dari mata air.
“Kalau sumber air sebetulnya banyak yang bisa dimanfaatkan, tapi perlu investasi yang besar untuk memanfaatkan sumber mata air tersebut,” ujar Yuliawan Askara, Minggu (27/8).
Meski demikian, pihaknya akan memperluas jaringan di Kecamatan Kintamani, sehingga layanan PDAM bisa dinikmati secara merata. Diakui kini pihaknya fokus akan menggarap mata air di Desa Lembean. Pihaknya telah melakukan kajian dan hasilnya dari sumber mata air Lembean menghasilkan debit air sebesar 60 liter per detik.
Dijelaskan, bila sumber mata air Lembean bisa dimanfaatkan, maka beberapa desa seperti Desa Suter, Abang Batu Dingding, Landih, Pengotan, Sekardadi, Bayung Gede, dan Bonyoh, yang selama ini belum mendapatkan layanan air bersih, akan terlayani. “Dana untuk itu dibutuhkan sebesar Rp 52 miliar,” ucapnya.
Anggaran sebesar itu sudah mencakup pemasangan jaringan pipa ke desa- desa yang akan mendapatkan pasokan air bersih. “Anggaran sebesar itu sudah kami mohonkan ke pusat. Mudah-mudahan bisa terealisasi,” imbuh Yuliawan Askara
Selain di Kecamatan Kintamani, pihaknya juga sedang menjajaki sumber mata air di Tempek Pantunan, Dusun Bangkiang Sidem, Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku. “Hasil kajian dibutuhkan anggaran Rp 4,3 miliar untuk bisa memanfaatkan sumber air di Tempek Pantunan,” tuturnya.
Anggaran sebesar itu untuk pengadaan mesin pompa air, mengganti jaringan pipa yang lama sehingga terbangun sistem yang baru. Debit air sebesar 25 liter per detik akan mampu mengcover kebutuhan air bagi 1.600 KK, imbuhnya. Menurutnya, sumber mata air dimaksud memang sudah sempat dimanfaatkan dan pengelolaannya dilakukan pihak desa, namun pemanfaatannya dirasa belum optimal. *e
Komentar