nusabali

Isak Tangis Warnai Kremasi Siswi SMPN 2 Dawan

  • www.nusabali.com-isak-tangis-warnai-kremasi-siswi-smpn-2-dawan

SEMARAPURA, NusaBali - Isak tangis warnai upacara kremasi siswi kelas VIII SMPN 2 Dawan, Klungkung, Ni Putu S, 14, di Krematorium Kenangga, Desa Adat Sampalan, Kecamatan Dawan, Klungkung, Anggara Wage Matal, Selasa (3/12) pagi.

Ni Putu S meninggal diduga tersengat listrik saat menyetrika seragam sekolah di rumahnya, Dusun Papaan, Desa Sampalan Tengah, Kecamatan Dawan, Klungkung, Senin (2/12) pagi. Korban sempat dilarikan ke IGD RSUD Klungkung pasca tersengat listrik. Namun, nyawa siswi berusia 14 tahun itu tidak tertolong.

Informasi di lapangan, upacara dimulai pukul 06.30 Wita. Diawali upacara pengukab lawang di jaba setra atau ngulapin sang roh karena meninggalnya salah pati. Selesai ngulapin, dilanjutkan matur piuning di Pura Dalem lan Prajapati. Saat nyiramang layon, isak tangis keluarga, kerabat, dan warga sekolah SMPN 2 Dawan yang hadir pun pecah. Mereka tak kuasa menahan tangis melepas kepergian Ni Putu S buat selamanya. Setelah upacara nyiramang layon dilanjutkan upacara pangaskaran.

Owner Krematorium Kenangga Desa Adat Sampalan, Mangku Nyoman Sudiana, mengatakan upacara tersebut merupakan pengabenan sawa preteka dipuput Ida Pedanda dari Sidembunut, Bangli. Terpisah, Kasek SMPN 2 Dawan, Putu Buditayasa, mengatakan bersama 8 orang guru (perwakilan) dan siswa kelas VIIIA melayat ke Krematoriun Kenangga. “Kabar duka ini juga sudah kami laporkan kepada Bapak Kadisdikpora Klungkung,” ujar Buditayasa.

Dalam kesempatan itu pihak sekolah menyerahkan sumbangsih yang dikumpulkan dari semua siswa kelas VII, VIII, IX, para guru, dan TU. “Sumbangan diserahkan langsung oleh Waka Humas kami kepada ayah almarhum,” kata Buditayasa. Ni Putu S merupakan siswi kelas VIIIA dikenal sebagai siswi yang aktif, berprestasi, dan disiplin di sekolah. Dia juga dikenal aktif di lingkungan banjarnya. Korban merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan I Putu Eka Surnadi, 35, dan Ni Wayan Sukasmi, 36. Ibu korban bekerja di BUMDes Sampalan Tengah, sedangkan ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan kawasan Klungkung. 7 wan

Komentar