Rancang Penanganan Banjir di Perkotaan, Dinas PUTR Rencana Buat Sodetan Pecah Muara Air
Rencana pembuatan sodetan ini baru akan diusulkan pada tahun 2025. Sodetan ini diperkirakan menelan anggaran Rp 4 miliar.
SINGARAJA, NusaBali
Peristiwa banjir di wilayah perkotaan Singaraja, memerlukan rancangan penanganan banjir yang paten. Satu-satunya solusi yakni membuat sodetan drainase tepat di simpang Tugu Singa Ambara Raja menuju arah barat. Sodetan akan memecah volume air yang mengalir ke daerah hilir.
Hal tersebut dipaparkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, I Putu Adiptha Eka Putra, Selasa (3/12). Menurutnya, selama ini saluran drainase bermuara satu di kali mumbul wilayah Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Mulai dari drainase di depan DPRD Buleleng kemudian belok ke utara menuju Jalan Ngurah Rai, Jalan Ahmad Yani. Sehingga daerah hilir seperti Kelurahan Kampung Anyar, Kampung Bugis selalu menjadi dampak banjir.
“Dengan sodetan ini, air yang mengalir dari atas (Mayor Metra) akan di buang ke barat di Sungai Banyumala. Nanti sodetan dibuat dari depan gedung DPRD Buleleng dibuat lurus ke barat di Kelurahan Banjar Tegal dan langsung ke sungai. Dengan begitu volume air yang mengarah ke utara (daerah hilir) lebih sedikit,” ucap Adiptha.
Pembersihan saluran drainase oleh petugas Dinas PUTR Buleleng intens saat musim penghujan. –IST
Rencana pembuatan sodetan ini baru akan diusulkan pada tahun 2025. Sodetan ini diperkirakan menelan anggaran Rp 4 miliar. Sementara itu persoalan banjir yang selalu mengepung Kelurahan Kampung Anyar, selain karena seluruh air bermuara di kali mumbul, daerah itu memang titik terendah Buleleng. Adiptha menyebut Kelurahan Kampung Anyar lebih rendah dari air laut dan sangat rentan terdampak banjir, saat musim penghujan maupun saat air laut pasang.
“Persoalan di Kampung Anyar ini memang sangat komplek. Posisi daratan yang lebih rendah dari laut ini solusinya pemerintah daerah memang harus merelokasi warga. Kalau warga tidak mau direlokasi bisa dibuatkan rumah susun untuk menghindari genangan, ini solusi permanennya,” imbuh pejabat asal Kelurahan Banyuasri ini.
Masalah lain juga timbul seiring pertumbuhan penduduk. Saluran drainase di kali mumbul mengalami penyempitan. “Salurannya di utara lebar tapi di tengah-tengah sempit karena ada rumah-rumah warga yang mengambil sempadan. Kalau normalisasi pengerukan sedimentasi untuk perbaikan dimensi sudah kita lakukan tahun lalu,” kata Adiptha.
Sementara itu, di musim penghujan ini, Dinas PUTR Buleleng menstandbykan 200 personel Tenaga Harian Lepas (THR) drainase, penjaga pintu-pintu air. Mereka rutin menormalisasi saluran drainase setiap hari. Begitu hujan turun mereka juga kembali membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran.7 k23
Komentar