Gubernur Minta Evaluasi Buleleng Festival
Versi Bupati Agus Suradnyana, untuk benahi pariwisata harus ada atraksi melalui festival, jika tak mau tertinggal daerah lain
Sentilan Ketika Lantik Paket PASS Jadi Bupati-Wakil Bupati Buleleng
DENPASAR, NusaBali
Bupati-Wakil Bupati Buleleng 2017-2022 terpilih hasil Pilkada 2017, Putu Agus Su-radnyana-dr Nyoman Sutjidra (Paket PASS) dilantik Gubernur Bali Made Mangku Pastika atas nama Presiden, Minggu (27/8). Pelantikan tersebut diwarnai sentilan, di mana Gubernur Pastika minta Paket PASS evaluasi pelaksanaan Buleleng Festival.
Dalam acara pelantikan yang digelar di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernuran, Niti Mandala Denpasar, Minggu kemarin, Gubernur Pastika menyatakan kegiatan Buleleng Festival perlu dievaluasi dampak dan konstribusinya terhadap pengentasan kemiskinan di Gumi Panji Sakti. “Saya apresiasi gerakan festival di Buleleng. Tapi, saya juga pertanyakan efektivitasnya dalam pengentasan kemiskinan. Penyelenggaraan festival dengan dana yang cukup besar itu, sejauh mana kontribusinya terhadap kemiskinan?” tanya Pastika.
Menurut Pastika, Buleleng dengan penduduk terbanyak dan banyak pula miskinnya, berpengaruh signifikan terhadap prosentase kemiskinan di Bali. Karenanya, segala program untuk pembangunan jangka panjang harus diarahkan kepada pengentasan kemiskinan. Dan, sesuai dengan Undang-undang 23 Tahun 2014, tidak boleh ada ego sektoral lagi.
”Saya ingatkan, dengan penduduk miskin di Buleleng yang merupakan terbanyak se-Bali, program pembangunannya harus terkoordinasi dengan provinsi dan nasional. Tidak boleh ada ego sectoral,” ujar mantan Kapolda Bali ini.
Pastika juga mengingatkan Paket PASS bahwa Pemprov Bali sudah banyak mengarahkan progrma pengentasan kemiskinan untuk Buleleng. Program Bali Mandara yang diarahkan provinsi ke Buleleng, mulai dari bedah rumah, kesehatan, pertanian, hingga pendidikan. Salah satunya, SMAN/SMKN Bali Mnadara di Air Sanih, Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan yang sebagian besar siswanya dari Kabupaten Buleleng,” tandas Pastika.
Menurut Pastika, Bupati Agus Suradnyana bukan lagi milik partai pengusung Pilkada maupun konstituen pemilih, tapi sudah menjadi milik rakyat Buleleng. Pastika kemudian mengutip pidato Bung Karno saat HUT ke-5 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1950 silam. “Kita boleh bangga dengan berhasil menurunkan Sang Tri Warna (Bendera Belanda) di Muka Bumi Indonesia ini. Tapi, semasih ada ratap tangis di gubuk-gubuk orang miskin, pekerjaan kita belum selesai,” petikan Pidato Bung Karno disitir Pastika kemarin.
Kepada wartawan seusai acara pelantikan Paket PASS kemarin, Pastika mengatakan dirinya ingin ada kajian lagi soal penyelenggaraan festival dengan dana APBD Buleleng itu. “Festival saya bilang bagus dan apresiasi. Saya katakan bagus, tapi mari kita hitung,” jelas Pastika.
“Ya dong, duit yang dipakai duit siapa? Coba dipakai menyelokahkan anak, berapa anak itu bisa sekolah? Saya ingatkan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) di Buleleng harus mengacu koridor RPJMD provinsi dan nasional,” lanjut Gubernur asal Desa ‘miskin’ Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini.
Disinggung bahwa semua daerah juga menggelar fesival, menurut Pastika, tidak masalah kalau duitnya banyak. Tapi, kalau daerah miskin, sebaiknya jangan gelar festival. “Badung duitnya banyak, silakan banyak festival. Denpasar juga silakan. Tapi Buleleng? Orang Buleleng bilang ‘petilesang ibane, awake lacur, selegang melajah (tahu dirilah, kalau sudah miskin, lebih baik belajar dengan rajin, Red)’ . Saya kan orang Buleleng, punya tanggungjawab moral,” papar mantan Asisten Perencanaan Kapolri ini.
Sementara itu, menanggapi sentilan Gubernur Pastika, Bupati Agus Suradnyana mengatakan tergantung kacamata dan sejauh mana memandang gerakan festival di Buleleng. “Sejauh mana melihatnya? Dilihat 5 kilometer, 10 kilometer, ya tergantung sudut pandang. Tergantung angle dan ketinggian. Aspek secara langsung dari masyarakat kan belum tentu dilihat orang lain,” tegas Agus Suradnyana.
“Festival di Buleleng itu paling hebat. Dengan Rp 500 juta bisa buat festival. Bandingkan dengan daerah lain yang uangnya banyak,” lanjut politisi PDIP asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang sudah dua kali periode terpilih menjadi Bupati Buleleng ini.
Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali tiga kali periode ini menegas, Buleleng Festival anggarannya tidak banyak, hanya Rp 500 juta. Itu pun, banyak dibantu sponsorship. “Tamu yang diundang itu datang sendiri, menginap di Buleleng dengan biaya sendiri. Bagi saya, mari bangun Bali menyeluruh dengan potensi keunggulan kabupaten-kabupaten. Ya, saling mendukunglah,” tegas Agus Suradnyana yang kemarin didampingi Wabup Nyoman Sutjidra.
Menurut Agus Suradnyana, kalau membenahi pariwisata, harus ada atraksi. “Upaya mengejar daerah lain, kalau tidak ada festival, kita ketinggalan. Iklim berkesenian di Buleleng bangkit dan dinikmati warga desa. Masyarakat Buleleng yang nggak suka festival hanya segelintir. Makanya, berpikir objektif, jangan subjektif,” kata Bupati yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Paket PASS (Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra) sendiri untuk kedua kalinya terpilih menjadi Bupati-Wakil Bupati Buleleng melalui Pilkada, 15 Februari 2017 lalu. Paket PASS diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB. Dalam tarung Pilkada Buleleng 2017, Paket PASS tarung head to head melawan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), pasangan jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS.
Paket PASS memenangkan Pilkada Buleleng 2017 dengan 214.825 suara atau dominasi 68,18 persen. Sedangkan Paket Surya hanya mampu mendulang 100.262 suara atau 31,82 persen. Satu catatan lagi, Paket PAS sapu bersih kemenangan di seluruh 9 kecamatan se-Buleleng, seperti halnya saat memenangkan Pilkada Buleleng 2012. *nat
Komentar