Kasus HIV/AIDS di Tabanan Meningkat
Dari angka yang tercatat belum mencerminkan kondisi nyata di masyarakat. Bisa jadi banyak penderita belum mendapatkan pengobatan dan masih berpotensi menularkan virus.
TABANAN, NusaBali
Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok usia produktif menjadi sasaran utama penyebaran virus tersebut.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Tabanan, ada 116 kasus baru HIV/AIDS tercatat sejak Januari hingga November 2024. Peningkatan ini menunjukkan penanggulangan dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyakit ini masih perlu ditingkatkan.
Pada tahun 2022, Dinas Kesehatan Tabanan mencatat 94 kasus baru, dengan rincian 49 kasus HIV dan 54 kasus AIDS. Jumlah kasus ini meningkat pada tahun 2023 menjadi 99, dengan rincian 50 kasus HIV dan 49 kasus AIDS. Namun, lonjakan tajam terjadi pada tahun 2024, dengan 64 kasus HIV dan 52 kasus AIDS, yang menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Rentang usia yang terpapar virus HIV/AIDS di Tabanan berkisar dari usia 1 hingga 60 tahun, dengan kelompok usia produktif antara 20 hingga 60 tahun menjadi yang paling banyak terinfeksi. Faktor utama penyebab penyebaran HIV/AIDS ini adalah hubungan heteroseksual dan penularan perinatal. Selain itu, masih terdapat tantangan dalam disiplin mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV) yang menjadi terapi utama bagi para penderita HIV/AIDS.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tabanan dr Anak Agung Ngurah Putra Wiradana, mengungkapkan, meskipun angka kasus yang tercatat meningkat, kondisi tersebut belum sepenuhnya mencerminkan situasi di lapangan.
Menurutnya, penyebaran HIV/AIDS seperti fenomena gunung es, di mana hanya sebagian kecil penderita yang terdeteksi. "Dari angka yang tercatat belum mencerminkan kondisi nyata di masyarakat. Bisa jadi banyak penderita belum mendapatkan pengobatan dan masih berpotensi menularkan virus," jelas dr. Wiradana, Kamis (5/12).
Untuk menekan angka kasus HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Tabanan melakukan berbagai upaya pencegahan, antara lain dengan melakukan kegiatan zero survey di tempat hiburan malam, yang dibantu oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tabanan. Selain itu, program skrining Voluntary Counseling and Testing (VCT) juga dilakukan untuk memastikan bahwa warga binaan di Lapas Kelas IIB Tabanan mendapatkan layanan kesehatan yang optimal.
"Kami melakukan skrining VCT bagi warga binaan di Lapas Tabanan melalui Puskesmas Tabanan III, guna memastikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi mereka," tambah dr. Wiradana.
Peningkatan kesadaran dan upaya pencegahan yang lebih intensif diharapkan dapat menekan angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tabanan. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan disiplin dalam menjalani pengobatan untuk mencegah penularan lebih lanjut.7cr79
Komentar