nusabali

Wamen Pariwisata Luh Puspa Pulang Kampung

Rancang Lovina Menjadi Destinasi Pariwisata Berkualitas

  • www.nusabali.com-wamen-pariwisata-luh-puspa-pulang-kampung

SINGARAJA, NusaBali - Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ernawati atau Luh Puspa akhirnya pulang ke kampung halaman di Buleleng, Sabtu (7/12) sore.

Dia mengunjungi Pantai Lovina di Kawasan Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng sebelum menuju tanah kelahirannya di Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Wamen Luh Puspa berharap Daya Tarik wisata (DTW) Pantai Lovina dalam pengembangannya ke depan menjadi destinasi pariwisata berkualitas.

Luh Puspa hadir didampingi Deputi Bidang Pengembangan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Hariyanto, Karo Komunikasi Publik Kemenpar I Gusti Ayu Dewi Handayani, dan sejumlah pejabat lainnya, usai membuka acara talkshow peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB) Buleleng di kawasan Lovina. Saat menginjakkan kaki di Pantai Lovina, Luh Puspa mengaku pikirannya langsung bernostalgia ke masa kecil. Pantai Lovina adalah tempat yang selalu dituju saat hari raya untuk berekreasi.

“Kalau pulang saya selalu ke sini. Pagi-pagi suka jogging dan kalau sudah di sini jadi ingat masa kecil. Dulu saat ngembak (sehari setelah Nyepi), Hari Raya Galungan, saya selalu ke sini nonton tari-tarian dan beli bakwan,” ucap Luh Puspa.

Dia pun sempat berdiskusi sambil berkeliling mengecek situasi dan sarana prasarana (sarpras) DTW Pantai Lovina, bersama Kadis Pariwisata Buleleng, PHRI, Pengelola Destinasi Wisata Lovina, anggota DPRD hingga perbekel setempat. Usai berkeliling Luh Puspa mengatakan Pantai Lovina adalah destinasi utama Buleleng yang menjadi tujuan utama wisatawan datang ke Buleleng. Meskipun banyak destinasi wisata lainnya, namun yang masih menjadi ikon pariwisata Buleleng adalah Pantai Lovina.

“Saya sudah bicara dengan PHRI, dengan pengelola, sebenarnya banyak potensi yang perlu didorong, bagaimana wisatawan yang datang tidak hanya singgah sebentar dan pergi. Tetapi bagaimana agar wisatawan bisa lama dan menikmati beberapa aktivitas di Lovina,” ucap wanita asal Banjar Dinas Bululada, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, ini.

Kondisi dan hal-hal lain menyangkut sarana prasarana pendukung pariwisata Buleleng yang disampaikan pengelola, PHRI maupun Pemkab Buleleng, disebutnya sudah didengarkan dengan baik. Luh Puspa pun mengajak seluruh stakeholder terkait untuk berkolaborasi memetakan dan merancang pengembangan pariwisata di Buleleng.

“Harapan kami bagaimana Lovina menjadi destinasi quality tourism, tidak mass tourism. Harus tukar image pariwisata Bali yang dikenal murah menjadi berkualitas. Yang datang juga berkualitas. Tidak harus yang pariwisata mahal, tetapi dari length of stay bisa lebih lama, atraksi yang mendorong wisatawannya tinggal lebih lama, banyak yang perlu dibenahi dan dikembangkan. Sekali lagi semua harus pelan-pelan dan step by step,” jelas Luh Puspa.

Deputi Bidang Pengembangan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Hariyanto juga menyebut potensi Buleleng luar biasa. Buleleng menurutnya bisa menjadi bagian strategi mengatasi over concentrate tourism di Bali Selatan. “Bali bukan over tourism tetapi over concentrate tourism di Bali Selatan. Kemarin 25 September jalur 3B (Banyuwangi, Bali Barat, dan Buleleng) sudah soft launching, kami tindaklanjuti. Ada shortlist akan kita kawal bersama dan akan ditindaklanjuti jangka pendek. Khususnya Buleleng dan Lovina ini bagaimana bisa bersaing dengan destinasi di Indonesia,” papar Hariyanto.

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara menyatakan setelah kunjungan Wamen Luh Puspa, Pemkab Buleleng segera akan memetakan dan membuat daftar prioritas untuk pemenuhan sarpras penunjang pariwisata. Menurutnya Buleleng masih membutuhkan banyak sarana prasarana pendukung pariwisata dan juga akses. Hal ini perlu dukungan dan kolaborasi dengan pemerintah pusat.

“Salah satu yang akan kami prioritaskan jalur kapal cepat 3B dari jalur laut menggunakan kapal cepat. Mudah-mudahan 2025 jalur ini bisa cepat terealisasi,” kata Dody.

Setelah di–soft launching September lalu saat periode Menteri Sandiaga Uno, jalur 3B ini masih terkendala dermaga untuk sandar kapal cepat. Pemerintah Kabupaten Buleleng dan pelaku pariwisata mengusulkan agar pemerintah pusat membantu untuk menambah panjang dermaga sandar yang sudah ada di Lovina. Dermaga yang ada saat ini dinilai kurang panjang sehingga saat laut surut, kapal tidak bisa sandar karena banyak karang di bawah. 7 k23

Komentar