Pohon Bertumbangan, BPBD Imbau Waspada
Angin Kencang Pengaruh Bibit Siklon Tropis
DENPASAR, NusaBali - Pohon tumbang menjadi kejadian bencana yang patut diwaspadai selama wilayah Bali diguyur hujan lebat berkepanjangan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melaporkan setidaknya 44 pohon tumbang terjadi sejak, Senin (9/12) setelah terjadi hujan di beberapa wilayah di Bali.
“Pohon tumbang di 44 titik, yaitu 13 titik di Kabupaten Karangasem, 5 titik di Kabupaten Jembrana, 8 titik di Kabupaten Tabanan, 2 titik di Kabupaten Badung, 3 titik di Kabupaten Bangli, 9 titik di Kabupaten Gianyar, dan 4 titik di Kabupaten Buleleng,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, Selasa (10/12).
Rentin mengungkapkan, hujan deras dan angin kencang yang melanda hampir merata di seluruh Bali pada, Senin (9/12) juga mengakibatkan sejumlah kejadian bencana lain meliputi atap rumah roboh, dahan pohon patah, senderan jebol, dan angin puting beliung. Hujan dan angin kencang mengakibatkan atap rumah warga roboh di 2 titik di Bali, yaitu Kabupaten Jembrana 1 titik, Kabupaten Karangasem 1 titik.
Kejadian dahan pohon patah tercatat di 2 titik di Kabupaten Jembrana. Kejadian senderan jebol terjadi di 1 titik di Kabupaten Gianyar yang merenggut 2 korban jiwa. Angin puting beliung dilaporkan di Kecamatan Negara di 3 desa. Hasil kaji cepat BPBD Jembrana melaporkan beberapa KK terdampak dan fasilitas umum mengalami kerusakan. “Hujan deras yang mengguyur sepanjang hari dan diikuti oleh angin kencang pada, Senin 9 Desember 2024 merenggut 2 korban jiwa. Kerusakan yang ditimbulkan sedikitnya Rp 260 Juta,” sebut Rentin.
Rentin mengatakan, terhitung mulai tanggal 9-13 Desember 2024, Tim Gabungan yang dikoordinir oleh BPBD Provinsi Bali, melaksanakan perompesan pohon di sepanjang jalan bypass Ida Bagus Mantra jalur Banjarangkan ke Goa Lawah. Tim gabungan terdiri atas Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) III Bali, BPBD dan DKLH Provinsi Bali, OPD Pemkab Klungkung (BPBD, Dinas Perhubungan, Dinas PUPR, dan Dinas LH), bersama unsur BUMN (PLN, Telkom, Asosiasi Jaringan Telekomunikasi), serta pelaksanaan di lapangan dibantu oleh personel Polri dan TNI.
Hari pertama, Senin (9/12) diawali dengan pendataan dan assesment pohon-pohon yang besar, usia tua, dan rapuh yang terindikasi atau berpotensi roboh atau menghalangi (mengganggu) pengguna jalan, termasuk pohon-pohon yang mengganggu instalasi dan jaringan kabel. Setelah data lengkap, di hari kedua Selasa (10/12) sampai hari Jumat (13/12) akan dilakukan perompesan (pemangkasan).
Rentin menjelaskan, berdasarkan Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Dasarian I Desember 2024 dari BBMKG Wilayah III Badung, Bali sudah memasuki musim hujan. Warga diimbau untuk mewaspadai curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir, longsor, dan bencana lainnya.
“Dengan semakin seringnya kejadian bencana, BPBD Provinsi Bali mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, demi mewujudkan Bali yang tangguh bencana,” pesannya.
Sementara itu angin kencang yang melanda wilayah Bali dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh dampak tidak langsung dari bibit Siklon Tropis 93S. Berdasarkan data terakhir laporan kecepatan angin maksimum di wilayah Bandara Ngurah Rai, dapat mencapai sekitar 50 kilometer per jam. Menurut Prakirawan Cuaca Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Rizki Dwi Saputro, fenomena ini telah meningkatkan intensitas hujan dan kecepatan angin di Bali.
“Faktor penyebab angin kencang yang terjadi di Bali saat ini adalah dampak tidak langsung dari bibit Siklon Tropis 93S dalam 24 jam terakhir. Untuk Pulau Bali sendiri terkena dampak seperti peningkatan intensitas hujan dan kecepatan angin,” ujar Rizki, Selasa (10/12) pagi. Dia menerangkan, dari laporan kecepatan angin maksimum di wilayah Bandara Ngurah Rai terakhir dapat mencapai sekitar 50 kilometer per jam. Rizki mengaku jika angka tersebut termasuk dalam kategori ekstrem. Fenomena ini pun diperkirakan akan masih berlangsung dalam satu hingga dua hari ke depan, meskipun terdapat tren penurunan kecepatan angin permukaan.
“Masyarakat Bali tetap selalu waspada walaupun ada tren penurunan kecepatan angin, terutama saat berkegiatan di luar ruangan, karena kondisi cuaca saat ini masih tidak stabil,” tambahnya. Selain dampak bibit siklon, Rizki menjelaskan bahwa angin kencang berdurasi singkat juga dapat terjadi secara alami sebagai tanda akan atau sedang berlangsungnya hujan. Hingga saat ini, dia mengaku belum ada laporan terkait dampak signifikan angin kencang terhadap sektor transportasi darat, udara, maupun laut. Namun, BMKG tetap berharap kondisi ini tidak menimbulkan kerugian atau gangguan besar.“Kami selalu update dan sampaikan informasi terkini informasi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) sehingga pihak terkait bisa mengambil aksi dan tindakan yang diperlukan,” pungkasnya. 7 adi, ol3
Komentar