4 Buruh Galian C Tertimbun, 1 Meninggal, 3 Luka-luka
Tebing setinggi sekitar 30 meter di galian C Banjar Badeg Dukuh, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, menimbun 4 pekerja, 2 unit truk, dan 3 motor.
AMLAPURA, NusaBali
Longsor terjadi di areal galian C Banjar Badeg Dukuh, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Jumat (13/12) pukul 06.30 Wita. Peristiwa tersebut mengakibatkan 4 buruh galian tertimbun, 1 orang di antaranya meninggal dunia di tempat, dan 3 orang luka-luka. Korban meninggal atas nama I Kadek Ambara, 38, asal Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, telah dikubur di Setra Banjar Adat Bambang Biaung, pukul 13.00 Wita kemarin.
Informasi di lokasi kejadian, sebanyak 4 orang buruh galian C ada yang tugasnya memecah batu dan menaikkan batu ke atas truk. Pada saat peristiwa terjadi, aktivitas di galian C belum dimulai. Batu yang diolah tersebut merupakan hasil galian C sebelumnya yang dikumpulkan di tepi jalur galian C, di dekat tebing setinggi sekitar 30 meter.
Sejumlah pekerja menaikkan batu ke atas truk nomor polisi DK 8705 TF. Di luar dugaan, tebing dari sebelah barat lokasi roboh menimbun empat orang buruh. Tetapi yang paling parah menimpa korban I Kadek Ambara. Dia tertindih batu, dan saat dievakuasi korban sudah tidak bernyawa.
Mendapati korban sudah tidak bernyawa, kemudian jenazahnya dibawa ke Puskesmas Selat menggunakan pick up. Setiba di Puskesmas Selat, jenazah korban ditangani dokter jaga, dr I Ketut Juli Mahardika. Di tubuh korban hanya ditemukan luka di pelipis dan patah tulang leher.
Sedangkan tiga buruh lainnya yang selamat dari maut hanya menderita luka-luka ringan. Ketiga pekerja dimaksud adalah Kadek Agus Juliana, 24, dari Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Ali Murtado, 39, dan Siyono, 40, asal Jawa.
Ketiga korban luka-luka tidak diketahui asal daerah secara lengkap karena tidak membawa identitas. Ketiganya hanya menjalani perawatan beberapa jam, kemudian diizinkan pulang.
Salah satu dari tiga anak korban ditemui di Puskesmas Selat, I Made Parwata, siswa kelas VI SDN 1 Selat, menuturkan, sebelum ke sekolah sempat pamitan dengan ayahnya. “Saya tidak merasakan ada firasat apa-apa sebelum musibah ini, tidak mimpi yang aneh-aneh,” tuturnya sembari berlinang air mata.
Made Parwata mengaku mendengar musibah yang menimpa ayahnya saat di sekolah. Dia langsung bergegas pulang menemui ibunya Ni Ketut Merta.
Peristiwa tersebut dilaporkan I Made Berata warga Banjar Badeg Dukuh, Desa Sebudi, Kecamatan Selat ke Polsek Selat. Menerima laporan tersebut, Kapolsek Selat AKP I Dewa Gede Ariana melakukan olah tempat kejadian perkara bersama anggotanya.
“Korban beraktivitas menaikkan batu di tepi jalan dekat tebing. Di luar dugaan, tebing itu longsor, menimpa korban hingga meninggal,” kata AKP Dewa Ariana.
Mengenai pihak mana yang lalai, AKP Dewa Ariana tidak merinci. “Saya hanya mengimbau, agar berhati-hati beraktivitas di dasar tebing, rawan longsor di musim hujan, karena struktur tanah jadi labil dan berat karena basah,” ucapnya.
Kondisi di lokasi kejadian, 100 meter sebelum menuju ekskavator galian C, melintasi jalur galian C dan di tepi jalan ada tumpukan batu hasil galian sebelumnya. Di sana buruh galian memecah batu dan menaikkan ke dalam truk. Batu baru dinaikkan setengah truk, keburu terjadi tanah longsor. Tebing setinggi 30 meter dan panjang 15 meter yang roboh menimpa dua unit truk, DK 8821 MH dan DK 8705 TF, dan 3 unit sepeda motor. Kerugian material dari peristiwa tersebut diperkirakan mencapai Rp 50 juta, karena terjadi kerusakan 2 unit truk dan 3 sepeda motor. 7 k16
Komentar