Banjar Dualang Tampilkan Ogoh-Ogoh Tiga Karakter Sistem Bongkar Pasang
DENPASAR, NusaBali.com – Yowana wilayah Denpasar Utara tidak mau ketinggalan menyambut semarak Tahun Baru Caka 1947. Salah satu yang menarik perhatian adalah kreasi ogoh-ogoh dari ST Yowana Mekar, Banjar Dualang, Peguyangan Kaja, Denpasar Utara. Dengan semangat muda, anggota Sekaa Teruna ini memulai persiapan sejak awal November untuk menghasilkan karya terbaik.
Ketua ST Yowana Mekar, I Putu Basten Alusiana (21), mengungkapkan bahwa pembuatan ogoh-ogoh dimulai pada 10 November 2024. “Persiapan sudah kami matangkan, dan tahun ini kami kembali mencoba mengikuti lomba. Kami menampilkan tiga tokoh karakter dengan sistem bongkar pasang untuk mempermudah proses pengerjaan dan mobilisasi,” ujar Basten.
Ogoh-ogoh yang dirancang oleh ST Yowana Mekar memiliki tiga karakter utama yang didesain dengan sistem bongkar pasang. Sistem ini tidak hanya memudahkan transportasi, tetapi juga memberikan fleksibilitas dalam pengerjaan.
“Kami ingin menonjolkan detail dan kesan megah dalam karya kali ini. Dengan konsep ini, kami bisa lebih fokus pada setiap bagian ogoh-ogoh untuk memastikan hasil akhirnya
maksimal,” tambah Basten.
Basten menegaskan bahwa semangat para anggota ST Yowana Mekar bukan hanya untuk berkompetisi, tetapi juga untuk melestarikan seni budaya Bali yang adi luhung. “Kami ingin karya ini menjadi bukti komitmen pemuda Banjar Dualang dalam menjaga tradisi Bali. Kompetisi hanyalah bonus, yang terpenting adalah kebersamaan dan dedikasi kami dalam berkesenian,” jelasnya.
Harapan untuk Tahun Baru Caka 1947
ST Yowana Mekar berharap agar momen Tahun Baru Caka 1947 menjadi titik balik bagi para pemuda di Denpasar Utara untuk semakin kreatif dan berperan aktif dalam pelestarian budaya.
“Semoga apa yang kami kerjakan bisa menjadi inspirasi bagi pemuda lainnya, tidak hanya untuk berkompetisi tetapi juga untuk menjaga harmoni dan tradisi yang sudah diwariskan oleh leluhur kita,” tutup Basten.
Dengan kreasi ogoh-ogoh yang unik dan penuh semangat, ST Yowana Mekar membuktikan bahwa tradisi Pengerupukan terus hidup dan berkembang di tengah kreativitas generasi muda Bali. *m03
Komentar