Matangkan Strategi Pengamanan Nataru, Jasa Raharja Hadiri Tactical Floor Game Bersama Enam Polda
JAKARTA, NusaBali.com - Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Jasa Raharja, Harwan Muldidarmawan, turut menyaksikan Tactical Floor Game (TFG) kesiapan pengelolaan arus lalu lintas mudik serta libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang dilaksanakan Korlantas Polri di Gedung NTMC Jakarta, pada Sabtu (14/12/2024).
TFG ini dilakukan sebagai bentuk kesiapan Operasi Lilin 2024, dengan tujuan menyamakan persepsi seluruh jajaran Polda dan para pemangku kepentingan melalui pendekatan kolaboratif.
Agenda tersebut dihadiri oleh para Dirlantas dari enam Polda di luar Polda Banten, yang diprediksi akan mengalami kepadatan tinggi selama periode Nataru. Keenam Polda tersebut adalah Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah, Polda DIY, Polda Jawa Timur, dan Polda Bali.
Harwan menyampaikan bahwa TFG merupakan agenda rutin yang bertujuan mengevaluasi pelaksanaan Nataru pada tahun-tahun sebelumnya, sekaligus menentukan berbagai langkah antisipatif untuk pengamanan Nataru mendatang.
Harwan Muldidarmawan.
“Melalui kegiatan ini, Kepolisian bersama para pemangku kepentingan melakukan perbaikan serta simulasi cara bertindak (CB) yang telah direncanakan dan memastikan pelaksanaannya dikawal dengan baik,” ujarnya.
Jasa Raharja mengimbau masyarakat yang akan melaksanakan libur Nataru untuk selalu memantau informasi terkait arus lalu lintas di wilayah tujuan. “Tidak hanya memperhatikan kondisi arus lalu lintas, masyarakat juga harus mewaspadai cuaca ekstrem agar perjalanan tetap aman dan nyaman,” tambah Harwan.
Harwan juga menekankan pentingnya mitigasi risiko dan inventarisasi risiko berdasarkan pengalaman lapangan, seperti di wilayah mana saja yang pernah mengalami kemacetan saat Nataru, terlebih prediksi jumlah wisatawan yang mencapai 40 persen dari total jumlah mobilitas masyarakat disertai prediksi cuaca ekstrem.
Selain itu juga pentingnya mengantisipasi potensi terjadinya kecelakaan, dengan mengamati aktivitas masyarakat di sekitar atau pinggir jalan tol, seperti asap pekat menutupi pandangan pengendara yang timbul akibat pembakaran lahan pertanian yang ada di pinggir jalan tol.
Kondisi struktur jalan yang menurun atau menanjak dengan jarak yang panjang, juga memiliki potensi risiko yang sering menimbulkan kecelakaan sehingga perlu juga dilakukan upaya pencegahan.
“Pemilihan moda transportasi juga mempengaruhi terhadap kemacetan. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat untuk selalu mengikuti informasi terbaru dan merencanakan perjalanan dengan bijak,” jelas Harwan.
Jasa Raharja telah menetapkan langkah strategis untuk mendukung pengamanan Operasi Lilin Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, yakni menyiapkan 2.000 personel, siaga layanan di seluruh Indonesia, monitoring data kecelakaan lalu lintas online, dan koordinasi aktif melalui Forum Komunikasi Lalu Lintas.
Selain itu, juga menyiapkan mobil unit keselamatan lalu lintas di 102 kantor cabang dan perwakilan, terlibat dalam 20 pos pelayanan terpadu, memasang 635 rambu keselamatan, dan posko digital data laka online IRSMS dan rumah sakit.
Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol. Aan Suhanan mengatakan bahwa TFG bertujuan menyamakan persepsi antar-Polda sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan tanpa hambatan.
“Catatan-catatan yang disampaikan dalam TFG ini perlu ditindaklanjuti oleh para Dirlantas untuk kemudian dirumuskan dalam cara bertindak yang lebih baik. Dengan begitu, kinerja kita dapat terus disempurnakan,” jelasnya.
Irjen Pol. Aan Suhanan (kedua dari kanan).
Dari pemaparan para Dirlantas selama TFG, Kakorlantas menyimpulkan bahwa meskipun Nataru merupakan agenda tahunan, tantangan yang dihadapi selalu berubah setiap tahun. “Tahun ini, berdasarkan prediksi BMKG, kita akan menghadapi cuaca ekstrem yang perlu diantisipasi secara serius. Persiapan harus dilakukan baik untuk jalur mudik, jalur wisata, jalur penyeberangan, hingga jalur udara,” terangnya.
Aan juga menambahkan bahwa pihaknya telah memitigasi berbagai potensi masalah, baik di jalur arteri, tol, maupun jalur wisata, terutama di daerah rawan kecelakaan, kemacetan, hingga bencana alam. “Hal yang sama berlaku untuk jalur penyeberangan dan bandara. Dengan demikian, diharapkan kegiatan pengamanan yang kami lakukan dapat berjalan optimal,” tutupnya.
Komentar