Pohon Tumbang Dominasi Bencana di Buleleng Sepanjang Desember Awal
SINGARAJA, NusaBali - Peristiwa pohon tumbang mendominasi kejadian bencana di wilayah Kabupaten Buleleng dampak cuaca ekstrem.
Tercatat dalam 10 hari pertama sepanjang awal Desember, setidaknya sudah ada 25 peristiwa pohon tumbang yang tersebar di sejumlah kecamatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Buleleng, I Gusti Bagus Rony Ariyana saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dikatakan dia, sejak tanggal 1 hingga 10 Desember 2024, tercatat ada 49 kejadian bencana. Jenis bencana didominasi peristiwa pohon tumbang dengan 25 kejadian.
Rony mengatakan dari berbagai kejadian pohon tumbang itu, ada yang menimpa bangunan di wilayah pura. Seperti yang terjadi di Desa Madenan, Kecamatan Tejakula, pada 2 Desember 2024 lalu. Pohon tumbang menimpa bale gong Pura Prajapati dan ada pula yang menimpa tempat penyimpanan freezer jenazah.
"Kerugian yang ditimbulkan cukup besar. Estimasinya masing-masing Rp 50 juta. Selain itu ada juga peristiwa pohon tumbang yang menimpa bangunan rumah di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt. Kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 15 juta," ujarnya, Minggu (15/12) siang.
Tak hanya pohon tumbang, BPBD juga mencatat adanya peristiwa banjir dan tanah longsor masing-masing 4 kejadian, serta kerusakan infrastruktur lainnya sebanyak 16 kejadian. “Kerusakan infrastruktur lainnya ini berupa tembok rumah jebol, bak penampungan air jebol, senderan jebol, senderan dan penyengker jebol, atap rumah jebol, jalan jebol,” lanjut dia.
Rony tak menampik angka kejadian bencana pada 10 hari terakhir di bulan Desember ini, merupakan rekor tertinggi sepanjang tahun 2024. Ia menyebut, peningkatan jumlah bencana ini disebabkan oleh curah hujan tinggi yang dipengaruhi fenomena La Nina.
"Beberapa wilayah seperti di Kecamatan Busungbiu, Banjar, Sukasada, dan Tejakula mengalami curah hujan dengan intensitas tinggi yang bahkan melebihi ambang batas normal. Wilayah-wilayah tersebut menjadi zona yang harus diwaspadai terhadap potensi banjir dan tanah longsor," jelasnya lagi.
Rony mengatakan, sesuai prakiraan cuaca dari BMKG, cuaca ekstrem ini masih berpotensi berlangsung hingga pertengahan Januari 2025. Kendati intensitas hujan diperkirakan sedikit menurun pada akhir Desember, namun peluang terjadinya hujan dengan intensitas tinggi masih bisa saja terjadi.
Untuk mengantisipasi risiko bencana yang lebih besar, BPBD Buleleng bersama instansi terkait telah melakukan berbagai langkah pencegahan. Meliputi sosialisasi kepada masyarakat, pemangkasan pohon di jalur rawan, serta menyiagakan personel dan peralatan penanggulangan bencana.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan menghindari aktivitas di lokasi rawan bencana saat hujan deras," imbuh dia.7 mzk
1
Komentar