Angka Kemiskinan Buleleng Capai 23 Persen
Persentase kemiskinan mengalami penurunan dari angka sebelumnya 32 persen. Dan diyakini angka kemiskinan riel pasca validasi bulan depan bisa di bawah 23 persen.
Dinsos Verifikasi dan Validasi Siskada Satu
SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Buleleng yang lima tahun terakhir konsen terhadap masalah kemiskinan terus berbenah. Bahkan saat ini melalui Dinas Sosial sedang melaksanakan verifikasi dan validasi Sistem Informasi dan Konfirmasi Data Sosial Terpadu (Siskada Satu) di 148 desa dan kelurahan yang ada.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Gede Komang, yang ditemui di ruangannya Senin (28/8) siang kemarin menjelaskan bahwa verifikasi dan validasi yang dilakukan untuk membersihkan data kemiskinan kabupaten Buleleng tahun 2015, sesuai dengan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Karena sejauh secara riil di lapangan, angka kemiskinan sudah jauh berkurang. Terakhir sesuai dengan data TNP2K 2015 ada sebanyak 49.231 Keluarga Sangat Miskin (KSM). Dari jumlah tersebut selama dua tahun terakhir, banyak ditemukan di lapangan KSM yang masuk dalam daftar tersebut sudah meninggal, pindah, sudah mampu dan juga banyak yang tidak jelas domisilinya.
Atas permasalahan tersebut Dinas Sosial Buleleng dari Agustus hingga September mendatang melakukan verifikasi dan validasi terhadap data. Sehingga di akhir tahun nanti didapatkan angka pasti kemiskinan yang ada di Buleleng. Menurut Gede Komang, angka kemiskinan di Buleleng yang dikeluarkan oleh TNP2K pada tahun 2014 lalu, sudah mengalami penurunan sebanyak 32 persen dari hasil pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011, dengan total 51.384 Rumah Tangga Miskin (RTM).
Sebelum mencapai angka bulat 49.231 KSM, dari data evaluasi TNP2K tahun 2014, angka kemiskinan di Buleleng mencapai 41.929 KSM. Mengalami penurunan 9.455 KSM dari jika dibandingkan dengan data PPLS 2011. Kemudian pada tahun 2015, Dinas Sosial Kabupaten Buleleng melakukan verifikasi dan pemutakhiran data kembali sehingga ditemukan penurunan kembali sebanyak 7.060 KSM.
Sehingga total penurunan angka kemiskinan di Buleleng pada tahun 2015 mengacu data TNP2K sebanyak 16.524 KSM atau 32,16 persen. Namun dari hasil verifikasi dan pemutahiran data tersebut kembali ditemukan keluarga miskin yang tercecer dengan jumlah yang cukup besar, yakni 14.371 KSM, sehingga jumlah total kembali meningkat mencadi 49.321 KSM.
Meski demikian angka tersebut pun tidak dipersoalkan dan terus menjadi lecutan Pemkab Buleleng untuk menuntaskannya dengan sejumlah program. Seperti Program Keluarga Harapan pada tahun 2017 dengan 11.407 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), bantuan perumahan baik bedah maupun rehab rumah yang bersumber dari APBM, APBD I, APBD II, CSR sebanyak 7.440 unit, dan bantuan pemberdayaan masyarakat berupa Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebanyak 342 KUBE atau 3.420 KPM. Sehingga dalam jangka lima tahun terakhir, dinyatakan mustahil jika angka kemiskinan di Buleleng meningkat. “Dengan begitu banyak program pengentasan kemiskinan, mustahil jika tidak ada perubahan,” kata dia.
Sementara itu, Gede Komang juga menyampaikan, angka kemiskinan di Buleleng jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada sebanyak 811.929 jiwa, sudah sangat kecil. Yakni 23,75 persen sesuai data tahun 2015. Angka tersebut pun dipastikan akan berubah setelah timnya usai melakukan validasi dan verifikasi angka kemiskinan di akhir September mendatang.
“Kalau dilihat dari jumlah angka memang Buleleng sangat tinggi, tetapi jika dibandingkan dengan luasan wilayah dan jumlah penduduk, hanya 23,75 persen sekarang,” imbuh Gede Komang. Jumlah tersebut pun jika dilihat dari kajian data tim pusat, jauh di bawah kabupaten lain di Bali seperti Karangasem, Klungkung dan Bangli. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Buleleng yang lima tahun terakhir konsen terhadap masalah kemiskinan terus berbenah. Bahkan saat ini melalui Dinas Sosial sedang melaksanakan verifikasi dan validasi Sistem Informasi dan Konfirmasi Data Sosial Terpadu (Siskada Satu) di 148 desa dan kelurahan yang ada.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Gede Komang, yang ditemui di ruangannya Senin (28/8) siang kemarin menjelaskan bahwa verifikasi dan validasi yang dilakukan untuk membersihkan data kemiskinan kabupaten Buleleng tahun 2015, sesuai dengan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Karena sejauh secara riil di lapangan, angka kemiskinan sudah jauh berkurang. Terakhir sesuai dengan data TNP2K 2015 ada sebanyak 49.231 Keluarga Sangat Miskin (KSM). Dari jumlah tersebut selama dua tahun terakhir, banyak ditemukan di lapangan KSM yang masuk dalam daftar tersebut sudah meninggal, pindah, sudah mampu dan juga banyak yang tidak jelas domisilinya.
Atas permasalahan tersebut Dinas Sosial Buleleng dari Agustus hingga September mendatang melakukan verifikasi dan validasi terhadap data. Sehingga di akhir tahun nanti didapatkan angka pasti kemiskinan yang ada di Buleleng. Menurut Gede Komang, angka kemiskinan di Buleleng yang dikeluarkan oleh TNP2K pada tahun 2014 lalu, sudah mengalami penurunan sebanyak 32 persen dari hasil pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011, dengan total 51.384 Rumah Tangga Miskin (RTM).
Sebelum mencapai angka bulat 49.231 KSM, dari data evaluasi TNP2K tahun 2014, angka kemiskinan di Buleleng mencapai 41.929 KSM. Mengalami penurunan 9.455 KSM dari jika dibandingkan dengan data PPLS 2011. Kemudian pada tahun 2015, Dinas Sosial Kabupaten Buleleng melakukan verifikasi dan pemutakhiran data kembali sehingga ditemukan penurunan kembali sebanyak 7.060 KSM.
Sehingga total penurunan angka kemiskinan di Buleleng pada tahun 2015 mengacu data TNP2K sebanyak 16.524 KSM atau 32,16 persen. Namun dari hasil verifikasi dan pemutahiran data tersebut kembali ditemukan keluarga miskin yang tercecer dengan jumlah yang cukup besar, yakni 14.371 KSM, sehingga jumlah total kembali meningkat mencadi 49.321 KSM.
Meski demikian angka tersebut pun tidak dipersoalkan dan terus menjadi lecutan Pemkab Buleleng untuk menuntaskannya dengan sejumlah program. Seperti Program Keluarga Harapan pada tahun 2017 dengan 11.407 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), bantuan perumahan baik bedah maupun rehab rumah yang bersumber dari APBM, APBD I, APBD II, CSR sebanyak 7.440 unit, dan bantuan pemberdayaan masyarakat berupa Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebanyak 342 KUBE atau 3.420 KPM. Sehingga dalam jangka lima tahun terakhir, dinyatakan mustahil jika angka kemiskinan di Buleleng meningkat. “Dengan begitu banyak program pengentasan kemiskinan, mustahil jika tidak ada perubahan,” kata dia.
Sementara itu, Gede Komang juga menyampaikan, angka kemiskinan di Buleleng jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada sebanyak 811.929 jiwa, sudah sangat kecil. Yakni 23,75 persen sesuai data tahun 2015. Angka tersebut pun dipastikan akan berubah setelah timnya usai melakukan validasi dan verifikasi angka kemiskinan di akhir September mendatang.
“Kalau dilihat dari jumlah angka memang Buleleng sangat tinggi, tetapi jika dibandingkan dengan luasan wilayah dan jumlah penduduk, hanya 23,75 persen sekarang,” imbuh Gede Komang. Jumlah tersebut pun jika dilihat dari kajian data tim pusat, jauh di bawah kabupaten lain di Bali seperti Karangasem, Klungkung dan Bangli. *k23
Komentar