nusabali

Cuaca Ekstrem, Pelaku Pariwisata Cemas

  • www.nusabali.com-cuaca-ekstrem-pelaku-pariwisata-cemas

Bisa mengganggu aktivitas wisatawan, sehingga pengaruhi animo ke Bali

DENPASAR, NusaBali 
Kalangan praktisi pariwisata Bali mengkhawatirkan dampak cuaca ekstrem, hujan lebat disertai angin kencang belakangan ini. Kondisi cuaca tersebut menyebabkan aktivitas wisatawan terganggu, sehingga bisa saja mempengaruhi animo wisatawan datang berlibur ke Bali.

Selain mengharapkan kondisi cuaca secara alami membaik, stakeholder terkait dari pemerintah diminta melakukan langkah-langkah antisipasi.

“Itu yang kita khawatirkan itu,” ujar Ismoyo R Soemarlan, Penasehat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Minggu (15/12).

Dia menunjuk sejumlah kejadian banjir, hingga pohon tumbang yang sampai menyebabkan korban jiwa seperti di Monkey Forest Ubud, dimana dua warga negara asing tewas tertimpa pohon tumbang (Selasa,10/12).

“Jangan sampai kejadian seperti itu terjadi lagi,” harapnya. Karena itulah, kata dia perlu dilakukan antisipasi dan kewaspadaan agar peristiwa serupa tak terulang.

Menurut Ismoyo Soemarlan, tingkat hunian kamar hotel berkisar 70 persen. Okupansi tersebut masih normal dan optimis akan meningkat setelah minggu ketiga Desember ini.

“Lepas tanggal 20 (Desember) sudah full,” ujar pemilik Vila Uma Sapna di kawasan Seminyak, Kuta Badung.

Wisatawan asal Australia tetap menjadi yang terbanyak. “Ya, tetap wisman Australia paling banyak,” ujarnya.

Dia mengiyakan keadaan tersebut menunjukkan warning dari Pemerintah Australia, agar warganya berhati-hati dan memikirkan ulang untuk berwisata terkait  kasus deman berdarah dengue (DBD), relatif tidak banyak berpengaruh.

“Itu kan imbauan  dan sudah sering. Yang kita khawatirkan adalah dampak cuaca ekstrem,”  ujar Ismoyo Seormarlan.

Apabila berlanjut, kondisi cuaca ekstrem bisa saja mengurangi minat wisatawan bepergian, akibat   kegiatan atau program mereka terganggu atau terkendala oleh cuaca yang tidak bersahabat.

”Mudah-mudahan cuaca segera normal kembali,” harapnya. Sebelumnya Wakil Ketua III Gabungan Industri Pariwisata Indonesia(GIPI) Bali, I Nyoman Astama menyampaikan kunjungan wisman pada November lalu sebanyak 533.734. Dari jumlah tersebut 23 persen yakni sebanyak 122.496 adalah wisman Australia.

“Masih tetap wisatawan Australia yang mendominasi,”  ujarnya. Dibawahnya ada wisatawan asal India  sebanyak 47.402. Dan wisatawan asal China atau Tiongkok  sebanyak 28.736 pada posisi ketiga. Serta wisatawan asal Timor Leste sebanyak 4.412 berada di peringkat 20 dengan dengan kontribusi  1 persen.

Khusus terkait wisman Australia, Astama mengatakan sepertinya   turis dari negeri Kanguru itu sudah terbiasa dengan imbauan dan warning dan pemerintahnya terhadap imbauan dari pemerintahnya  terkait dengan topik isu.

“Itu sudah sering, kecuali pandemi (Covid-19) baru tak datang,” kata Astama. Karena itulah Astama, optimis wisman asal Australia akan meniadi yang terbanyak ke Bali, pada musim libur, khususnya liburan Nataru (2025/2026). K17.

Komentar