Semangat Berkarya Yowana Banjar Pande Mas Kuta, Pusat Pariwisata Bali
MANGUPURA, NusaBali.com – ST Sanggraha Yasa, Banjar Pande Mas, yang berlokasi di Jalan Pantai Kuta No. 18, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, memulai pembuatan Ogoh-Ogoh untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947. Sebagai salah satu ST yang berada di jantung pariwisata Bali, momen ini menjadi ajang bagi para pemuda untuk menunjukkan kreativitas sekaligus melestarikan tradisi budaya Bali.
Ketua ST Sanggraha Yasa, I Wayan Christyan Widnyana (24), yang akrab disapa Ipunk, menjelaskan bahwa pengerjaan Ogoh-Ogoh telah dimulai sejak Senin, 18 November 2024. "Kami menyiapkan lima tokoh karakter dan satu karakter hewan. Ogoh-Ogoh dirancang dengan sistem bongkar pasang untuk mempermudah pengeluaran dari balai banjar," ujarnya.
Ipunk menekankan pentingnya peran pemuda dalam melestarikan seni budaya Bali melalui pembuatan Ogoh-Ogoh, terutama di Kuta yang dikenal sebagai pusat pariwisata Bali. "Momentum Pengerupukan bukan hanya tentang seni, tetapi juga simbol perang melawan sifat negatif dalam diri. Tradisi ini mencerminkan kebersamaan, gotong royong, dan kreativitas pemuda banjar," jelasnya.
Menurutnya, keterlibatan generasi muda dalam proses ini menciptakan suasana yang harmonis di tengah aktivitas tradisional dan modern. Seni Ogoh-Ogoh yang dipadukan dengan promosi pariwisata di Kuta menjadi contoh ideal bagaimana budaya dapat mendukung ekonomi lokal tanpa kehilangan identitasnya.
Ipunk menyampaikan beberapa harapan untuk tahun mendatang:
- 1. Pelestarian Tradisi – Seni Pangerupukan, termasuk pembuatan Ogoh-Ogoh, gamelan, dan tari-tarian khas Bali, diharapkan tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya.
- 2. Solidaritas ST – ST Sanggraha Yasa ingin semakin solid sebagai wadah kebersamaan, gotong royong, dan kolaborasi untuk kegiatan tradisional maupun sosial.
- 3. Dukungan Pemerintah – Peran pemerintah daerah dan pihak pariwisata sangat diharapkan untuk mendukung pengembangan banjar-banjar di pusat pariwisata tanpa kehilangan nilai tradisional.
"Evaluasi di tahun baru Caka 1947 menyoroti pentingnya proses bersama dan saling mendukung, baik di lingkungan ST, Banjar, maupun Desa Adat. Seni Ogoh-Ogoh di Badung dapat menjadi model kolaborasi budaya dan pariwisata," kata Ipunk.
Ia berharap ke depannya pemerintah dan industri pariwisata dapat lebih aktif berkolaborasi dengan banjar-banjar untuk mendukung seni budaya Bali. “Kreativitas pemuda banjar sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian tradisi dan dinamika modern di tengah arus pariwisata,” tutupnya. *m03
Komentar