Gajah Moly Ditemukan Tak Bernyawa
Setelah Hanyut di Sungai, Evakuasi Gunakan Alat Berat
Terkait kejadian gajah hanyut ini menjadi catatan khusus bagi BKSDA Bali, sebab kecelakaan ini baru pertama kali terjadi di Lembaga Konservasi di tanah air
GIANYAR, NusaBali
Seekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) koleksi lembaga konservasi Bali Zoo di Jalan Raya Singapadu, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar yang hanyut akhirnya ditemukan pada, Selasa (17/12) pagi sekitar pukul 06.30 Wita dalam kondisi mati. Gajah betina yang dinamai Moly ini ditemukan tersangkut di bebatuan di selatan DAM Tukad Cengcengan belakang Pura Subak Cengcengan, Banjar Tegal, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar atau 2,8 kilometer dari titik awal yakni di pinggir aliran Sungai Wos di area lembaga konservasi Bali Zoo.
Bobot gajah yang ternyata berusia 45 tahun ini diperkirakan mencapai 2,5 ton. Untuk evakuasi tim Bali Zoo bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali menggunakan alat berat. Sementara terkait kejadian gajah hanyut menjadi catatan khusus bagi BKSDA Bali. Sebab kecelakaan ini baru pertama kali terjadi di Lembaga Konservasi di tanah air. Sementara di alam liar, peristiwa gajah hanyut hanya dialami oleh anak-anak gajah yang tertinggal ketika mengikuti induknya menyeberangi sungai.
Maka dari itu, BKSDA Bali akan melakukan evaluasi terhadap Bali Zoo. Seperti diungkapkan Kepala BKSDA Bali Ratna Hendratmoko bersama manajemen dan Kepala Humas Bali Zoo Emma Kristiana Chandra dalam keterangan pers terkait gajah hanyut, Selasa (17/12).
"Satwa gajah memang harus tetap dapat kesejahteraan tidak hanya aspek gizi juga mental. Dia harus melakukan sosialisasi berinteraksi dengan alam. Tapi setelah kejadian ini, evaluasi kami Bali Zoo jangan lagi ada sosialisasi di seberang sungai apalagi di musim hujan," tegasnya. Ratna Hendratmoko yang baru bertugas sejak 3 bulan lalu ini meminta Bali Zoo untuk melakukan interaksi gajah dengan alam di area yang tidak menyebrangi sungai. "Jangan sampai terjadi lagi, jangan dulu di seberang sungai," jelasnya.
Petugas memasang terpal untuk menutupi bangkai Gajah Moly. –NOVI
Berdasarkan catatan BKSDA Bali, jumlah gajah di Bali sebanyak 85 ekor. Sebanyak 15 ekor di antaranya diberikan hak penitipan di Lembaga Konservasi Bali Zoo. "Gajah merupakan salah satu satwa yang dilindungi UU dan otomatis menjadi milik negara. Zoo hanya dapat hak penitipan. Ada register yang kami punya itu adalah milik negara. Jadi peristiwa ini akan kami sampaikan secara runut ke pusat," jelasnya.
Selain evaluasi tersebut, BKSDA juga meminta Bali Zoo meningkatkan mitigasi bencana agar hal serupa tidak terulang kembali. "Dari kejadian ini, tentu kita dapat pembelajaran. Sejauh mana nanti antisipasinya agar tidak terulang kembali kecelakaan ini," pintanya. Atas evaluasi dari BKSDA Bali ini, Manajemen Bali Zoo melalui Humas Emma Candra memastikan untuk menyanggupi. "Akan kami terapkan dan evaluasi internal," jelas Emma. Atas kepergian Gajah Moly, keluarga besar Bali Zoo merasakan duka mendalam.
Moly merupakan gajah yang berasal dari Way Kambas, Lampung yang diterima Bali Zoo melalui BKSDA Jawa Tengah sejak tahun 2013 silam. Selama kurang lebih 11 tahun, Moly dikenal sebagai satwa yang baik dan bersahabat. "Kami bersama BKSDA Bali dan dibantu masyarakat akhirnya menemukan gajah kami yang terseret arus setelah hampir 15 jam pencarian," kata Kepala Humas Bali Zoo Emma Chandra. Pasca ditemukan, pihaknya tengah melakukan evakuasi terhadap gajah tersebut.
"Saat ini kami fokus proses evakuasi, bawa Moly ke Bali Zoo dan penguburan di Bali Zoo," jelasnya. Proses evakuasi rencananya menggunakan bantuan alat berat. Bobot Moly diperkirakan sekitar 2,5 ton dan diasumsikan terjadi penambahan berat sampai 1 ton lagi karena kemasukan air dan pembusukan organ. "Angkat manual tentu tidak mungkin. Sementara masih menunggu jalur akses alat berat, masih koordinasi sama desa, mana jalur yang bisa dilalui," imbuhnya. Jarak antara lokasi hanyutnya Moly sampai ditemukan diperkirakan sepanjang 2,8 kilometers. Meskipun gajah termasuk satwa yang bisa berenang, ketika arus sungai terlalu besar dan kuat, Moly pun tak berdaya.
Kepala BKSDA Bali Ratna Hendratmoko bersama manajemen dan Humas Bali Zoo Emma Candra memberikan keterangan terkait gajah hanyut, Selasa (17/12). –NOVI
Pasca ditemukan, tim paramedis dari Bali Zoo juga telah melakukan pemeriksaan. Diduga Gajah Moly mengalami patah kaki. "Belum bisa dilakukan assesment secara keseluruhan, kemungkinan ada patah di kaki. Luka fisik hanya ada codetan di telinga kiri tapi kecil. Dan perutnya kembung, kemungkinan karena perubahan cuaca, arus terlalu deras dan dingin," jelas Ade, kurator Satwa Bali Zoo menambahkan. Mengenai penyebab kematian Gajah Moly, diduga karena tenggelam.
Mengenai kronologi kejadian pada Senin (16/12), dijelaskan Emma bahwa sekitar pukul 15.30 Wita, Molly, gajah betina berusia 45 tahun itu sedang dipandu oleh mahout (pawang gajah) untuk kembali ke holding area setelah menyelesaikan kegiatan sosialisasi rutin. Aktivitas ini merupakan bagian dari perawatan harian Bali Zoo, gajah diberikan waktu untuk bermain, menjelajahi lingkungan, dan mendapatkan stimulasi mental serta fisik untuk menjaga kesejahteraan mereka. Rute perjalanan menuju holding area melewati sungai yang biasanya memiliki arus tenang.
Setelah bermain air bersama gajah lainnya yakni Tina dan dikawal dua orang pawang, Molly berjalan menyeberangi sungai untuk kembali ke kandangnya. "Saat itu gajah Tina sudah berhasil menyeberangi sungai disusul Molly dan ada pawang di belakang. Molly hampir sampai di tepi, tiba-tiba dia (Molly) terdiam dan saat itulah diterjang arus deras dan pawang kami berusaha mengejar dan tidak bisa," imbuh Emma dengan terisak tangis. Saat itu kondisi cuaca di hampir seluruh wilayah Bali sedang dilanda hujan deras yang berlangsung sejak pagi hingga petang.
"Hujan deras yang terjadi menyebabkan debit air sungai meningkat secara tiba-tiba dan menciptakan arus yang sangat deras. Dalam situasi ini, Molly kehilangan keseimbangan dan terseret arus," jelasnya. Dari kejadian tersebut, Tim Bali Zoo bergerak cepat melakukan pencarian intensif dengan berkoordinasi bersama BKSDA Bali (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) di bawah arahan Kepala Balai BKSDA Bali Ratna Hendratmoko dan Kepala Seksi II Sulistyo Widodo dan BPBD Gianyar (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), serta melibatkan masyarakat lokal.
Pencarian dilakukan menyusuri aliran sungai dan area sekitarnya secara manual dan dengan bantuan pemantauan lapangan. "Dengan sangat berat hati, kami informasikan bahwa pada Selasa, 17 Desember 2024, pukul 06.30
Wita, Molly ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di Sungai Cengceng, Sukawati, Gianyar," ujar Emma sedih. Emma Chandra menyampaikan segenap team di Bali Zoo sangat berduka atas kehilangan Molly, gajah betina yang selama ini telah menjadi bagian penting dari keluarga besar Bali Zoo. Molly dikenal sebagai gajah yang baik dan bersahabat.
"Kejadian ini sangat sulit untuk dihindari, namun kami berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur operasional dan langkah mitigasi risiko, khususnya di musim hujan, demi memastikan keamanan seluruh satwa kami di masa mendatang," ujarnya. Emma menyampaikan apresiasi kepada tim internal, pihak BKSDA Bali, dan masyarakat lokal yang telah bekerja keras dalam proses pencarian Gajah Molly. Sepeninggal Molly, Bali Zoo saat ini memiliki 14 koleksi gajah, yakni empat jantan dan 10 betina. Apabila berhasil dievakuasi, rencananya Bali Zoo akan menguburkan Molly di dalam kawasan lembaga konservasi tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya hujan deras yang mengguyur kawasan Gianyar pada, Senin (16/12) siang hingga sore hari kemarin menyebabkan sejumlah bencana. Selain pohon tumbang dan banjir di sejumlah lokasi, seekor gajah dilaporkan hanyut terbawa arus sungai. Gajah yang diketahui koleksi dari Bali Zoo yang berlokasi di Jalan Raya Singapadu, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini dilaporkan hanyut sekitar pukul 17.41 Wita.
"Informasi dari Bali Zoo Park, 1 gajah hanyut," ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta, Senin sore kemarin. Namun BPBD Kabupaten Gianyar memastikan tidak bisa membantu melakukan evakuasi. Sebab seperti diketahui, gajah memiliki bobot yang tak main-main yang mengharuskan evakuasi dilakukan secara khusus oleh profesional. Menurut Ngurah Dibya, perlu dicarikan solusinya untuk mengangkat ketika posisi gajah berhasil ditemukan.
Belum diketahui secara pasti bagaimana ceritanya seekor gajah tersebut bisa hanyut. Kuat dugaan, gajah tersebut hanyut dari tempat biasa para gajah tersebut mandi dan berendam di sungai sebelah barat Bali Zoo. 7 nvi
Komentar