SMKN 2 Singaraja Jadi Sekolah Revitalisasi
SMKN 2 Singaraja merupakan sekolah berbasis pariwisata ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan SMK.
SINGARAJA, NusaBali
Sekolah ini dipercaya sebagai salah satu sekolah revitalisasi di Indonesia dari total 125 SMK. Program sekolah revitalisasi cetusan dari program Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2015. Program ini merupakan terobosan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing Indonesia.
Ada empat SMK Revitalisasi di Bali yakni SMKN 3 Denpasar, SMKN 2 Negara, SMKN 3 Sukawati, dan SMKN 2 Singaraja. SMKN 2 Singaraja langsung mendapatkan pendampingan dari salah satu dosen Universitas Malang, untuk mewujudkan tujuan dan target sebagai Sekolah Revitalisasi. Tim manajemen SMKN 2 Singaraja, Selasa (29/8), berbaur dengan pihak Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) untuk memadukan kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pendampingan ini akan berlangsung selama sepekan.
Pendamping Sekolah Revitalisasi di SMKN 2 Singaraja, Dr Dwi Agus Sujimat ST MPd, ditemui di sela-sela pendampingan, mengatakan penunjukan sekolah revitalisasi tersebut dimaksudkan untuk menyiapkan lulusan SMK yang memiliki kualitas dan daya saing. Sehingga sekolah dapat bersaing di kancah global dan pasar bebas terutama maraknya tenaga asing ke Indonesia.
Dalam proses pendampingan tersebut, pihaknya pun akan memastikan SMK yang ditunjuk sebagai sekolah revitalisasi, melaksanakan program yang digariskan oleh pusat. Salah satunya meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi, DUDI dan juga Lemdiklat untuk meningkatkan kualitas lulusan. “Ke depannya sekolah bisa mewujudkan kerjasama nyata yang lebih intens dengan Perguruan Tinggi, DUDI dan Lemdiklat, sesuai dengan bidang dan jurusan yang dibuka di sekolah,” kata dia.
Sebelum mencetak lulusan yang berkualitas sebagai sekolah revitalisasi, pemenuhan SDM guru pengajar juga harus diperhitungkan. Hal tersebut dapat dicapai dengan pelibatan perguruan tinggi tidak hanya sebagai dosen tamu, tetapi juga mendesiminasi hasil penelitian pembelajaran perguruan tinggi kepada sekolah. Sehingga guru di sekolah revitalisasi dapat mengupdate materi dan strategi pembelajaran terkini yang disesuikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini.
Jelas dis, hal tersebut harus dilakukan di DUDI dan Lemdiklat. Keterlibatan pihak ketiga itu, menurut Dwi, tidak hanya saat siswa melaksanakan prakerin, tetapi juga pemberian motivasi, guru tamu untuk mendekatkan pembelajaran menyerupai dunia kerja termasuk serapan lulusannya.
Kepala SMKN 2 Singaraja Drs I Made Darwis Wibawa menyatakan kesiapannya sebagai sekolah revitalisasi yang ke depannya akan mengimbas lima sekolah SMK lain di Buleleng. SMKN 2 Singaraja yang sebelumnya adalah sekolah rujukan SMK berbasis pariwisata sejak tahun 2014, membuka empat jurusan. Jurusan dimaksud, Akomodasi Perhotelan (AP), Tata Kecantikan, Tata Boga dan Tata Busana.
Dari lulusan setiap tahunnya 40 persen dinyatakan langsung terserap di dunia kerja, 35 persen melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan 25 persen masih menunggu panggilan kerja. “Kami menyambut baik dan kehormatan bagi kami yang ditunjuk sebagai sekolah revitalisasi. Dengan program ini siswa lulusan kami mampu bersaing di dunia kerja. Selain juga motivasi bagi sekolah, guru dan pegawai untuk terus berbenah menyiapkan generasi yang memang kompeten di bidangnya,” ungkap dia.*k23
Ada empat SMK Revitalisasi di Bali yakni SMKN 3 Denpasar, SMKN 2 Negara, SMKN 3 Sukawati, dan SMKN 2 Singaraja. SMKN 2 Singaraja langsung mendapatkan pendampingan dari salah satu dosen Universitas Malang, untuk mewujudkan tujuan dan target sebagai Sekolah Revitalisasi. Tim manajemen SMKN 2 Singaraja, Selasa (29/8), berbaur dengan pihak Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) untuk memadukan kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pendampingan ini akan berlangsung selama sepekan.
Pendamping Sekolah Revitalisasi di SMKN 2 Singaraja, Dr Dwi Agus Sujimat ST MPd, ditemui di sela-sela pendampingan, mengatakan penunjukan sekolah revitalisasi tersebut dimaksudkan untuk menyiapkan lulusan SMK yang memiliki kualitas dan daya saing. Sehingga sekolah dapat bersaing di kancah global dan pasar bebas terutama maraknya tenaga asing ke Indonesia.
Dalam proses pendampingan tersebut, pihaknya pun akan memastikan SMK yang ditunjuk sebagai sekolah revitalisasi, melaksanakan program yang digariskan oleh pusat. Salah satunya meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi, DUDI dan juga Lemdiklat untuk meningkatkan kualitas lulusan. “Ke depannya sekolah bisa mewujudkan kerjasama nyata yang lebih intens dengan Perguruan Tinggi, DUDI dan Lemdiklat, sesuai dengan bidang dan jurusan yang dibuka di sekolah,” kata dia.
Sebelum mencetak lulusan yang berkualitas sebagai sekolah revitalisasi, pemenuhan SDM guru pengajar juga harus diperhitungkan. Hal tersebut dapat dicapai dengan pelibatan perguruan tinggi tidak hanya sebagai dosen tamu, tetapi juga mendesiminasi hasil penelitian pembelajaran perguruan tinggi kepada sekolah. Sehingga guru di sekolah revitalisasi dapat mengupdate materi dan strategi pembelajaran terkini yang disesuikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini.
Jelas dis, hal tersebut harus dilakukan di DUDI dan Lemdiklat. Keterlibatan pihak ketiga itu, menurut Dwi, tidak hanya saat siswa melaksanakan prakerin, tetapi juga pemberian motivasi, guru tamu untuk mendekatkan pembelajaran menyerupai dunia kerja termasuk serapan lulusannya.
Kepala SMKN 2 Singaraja Drs I Made Darwis Wibawa menyatakan kesiapannya sebagai sekolah revitalisasi yang ke depannya akan mengimbas lima sekolah SMK lain di Buleleng. SMKN 2 Singaraja yang sebelumnya adalah sekolah rujukan SMK berbasis pariwisata sejak tahun 2014, membuka empat jurusan. Jurusan dimaksud, Akomodasi Perhotelan (AP), Tata Kecantikan, Tata Boga dan Tata Busana.
Dari lulusan setiap tahunnya 40 persen dinyatakan langsung terserap di dunia kerja, 35 persen melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan 25 persen masih menunggu panggilan kerja. “Kami menyambut baik dan kehormatan bagi kami yang ditunjuk sebagai sekolah revitalisasi. Dengan program ini siswa lulusan kami mampu bersaing di dunia kerja. Selain juga motivasi bagi sekolah, guru dan pegawai untuk terus berbenah menyiapkan generasi yang memang kompeten di bidangnya,” ungkap dia.*k23
Komentar