Hujan Hilang, Petani Kelimpungan
Masalahnya, petani belum bisa mengolah areal sawahnya lantaran kesulitan air.
SINGARAJA, NusaBali
Petani pada sejumlah subak di Buleleng, kelimpungan. Penyebabnya, sawah yang semestinya sudah bisa ditanami padi, justru belum bisa diolah. Masalahnya, air hujan yang selama ini menjadi tumpuan petani, justru menghilang sebelum waktunya.
Musim tanam kali ini merupakan masa tanam Kertamasa atau musim tanam pertama dalam satu tahun. Musim tanam Kertamasa, biasanya dimulai dari bulan Oktober-Maret, kemudian musim tanam kedua (Ngegadon) April-September. Dibeberapa subak telah menetapkan jadwal awal tanam, dengan memperkirakan musim hujan. Umumnya jadwal awal tanam dimulai Desember-Januari.
Seperti di Subak Keloncing, Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, jadwal tanam dimulai Desember. Namun faktanya, hingga memasuki Januari, belum banyak areal sawan ditanami padi. Masalahnya, petani belum bisa mengolah areal sawahnya lantaran kesulitan air. “Ngantiang hujan, sing ade hujan. Yeh telabah cenik, (Menunggu hujan, ternyata tidak ada hujan. Air sungai juga kecil,” ujar Ketut Warsa, salah satu petani di wilayah Subak Keloncing.
Warsa dan petani lainnya mengaku, pada musim tanam Kertamasa biasanya seluruh areal bisa ditanami padi, karena pada musim itu air berlimpah karena ditopang oleh musim penghujan. Sedangkan musim tanam Ngegadon, luas areal tanam berkurang karena air mulai berkurang. “Jani jeg kenyat kene yehne, adi be kebus kene, care be musim panes. Megae keweh, nu neng umane jani (Sekarang air sulit, kok sudah panas, seperti musim kemarau. Membajak susah, sekarang belum berisi apa-apa),” ujarnya.
Data di Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Buleleng, dari 12.270 hektare lahan sawah, yang sudah ditanami padi hingga Desember 2015 baru 1,706 hektar. Itu berarti masih ada seribu hektare lebih lahan sawah yang belum ditanami padi, yang dipicu kondisi cuaca.
Kepala Distanak Buleleng Nyoman Swatantra yang dikonfirmasi Selasa (11/1), mengakui ada keluhan dari petani. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, karena kondisi itu akibat cuaca. “Kita tidak bisa kalau sudah menyangkut alam. Tapi kami tetap menghimbau dan mendorong petani dengan pola-pola yang ada. Kita juga berusaha membantu petani dari sisi peralatan,” terangnya. 7 k19
Komentar