Konsultasi Publik Penanganan Tebing Retak di Pura Uluwatu Serap Suara Masyarakat
MANGUPURA, NusaBali.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung menggelar konsultasi publik terkait penanganan keretakan tebing di kawasan Pura Uluwatu. Acara ini dilaksanakan di Kantor Perbekel Desa Pecatu, Selasa (24/12/2024), sebagai bagian dari proses penyusunan dokumen analisis dampak lingkungan (Amdal).
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Badung, AA Rama Putra, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk menangani keretakan tebing Uluwatu yang menjadi perhatian publik.
“Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Badung, DLH Provinsi Bali, serta instansi terkait lainnya, guna memastikan pelaksanaan proyek ini sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujar Rama Putra.
Progres Penanganan dan Tantangan Cuaca
Menurut Rama Putra, hingga minggu ke-22, progres proyek penanganan tebing telah mencapai 70 persen. Namun, cuaca ekstrem menjadi salah satu tantangan utama yang memengaruhi kelancaran pekerjaan, terutama terhadap arus gelombang laut yang berdampak pada stabilitas tebing.
“Pekerjaan kami melibatkan metode khusus, termasuk pemasangan batu boulder dan pengelolaan drenase untuk mencegah infiltrasi air laut yang dapat memperburuk keretakan tebing,” jelasnya. Ia menambahkan, pekerjaan diprediksi rampung pada pertengahan Januari 2025, dengan penambahan alat berat dan percepatan pengiriman material.
Konsultasi Publik terkait penanganan keretakan tebing di kawasan Pura Uluwatu digelar di Kantor Perbekel Desa Pecatu, Selasa (24/12/2024). -MAO
Konsultasi publik juga membahas fungsi jalan akses yang sedang dibangun. Rama Putra menegaskan bahwa jalan ini dirancang khusus untuk mendukung pemeliharaan tebing dan akses teknis, bukan untuk aktivitas pariwisata.
“Jalan ini dimaksudkan sebagai sarana untuk kegiatan keagamaan dan pemeliharaan tebing di masa mendatang. Kami berkomitmen menjaga fungsi jalan ini agar sesuai dengan tata ruang yang berlaku,” imbuhnya.
Proyek ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, termasuk geologi, hidrologi, dan oseanografi, untuk menangani kompleksitas struktur tebing dan dampak lingkungan. Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi secara intensif melalui media lokal untuk memastikan masyarakat memahami tujuan utama proyek ini.
“Kami berharap masyarakat mendukung proyek ini karena bertujuan menjaga kawasan Uluwatu sebagai salah satu warisan budaya dan spiritual yang penting di Bali,” kata Rama Putra.
AA Rama Putra juga mengapresiasi dukungan dari masyarakat sekitar, termasuk doa yang diberikan oleh pihak terkait, seperti Jero Mangku di Pura Uluwatu. “Kami sangat bersyukur atas dukungan ini, karena keselamatan para pekerja dan kelancaran proyek sangat dipengaruhi oleh sinergi yang baik dengan masyarakat,” pungkasnya.
Proyek penanganan tebing retak di Uluwatu menjadi salah satu upaya penting untuk menjaga keberlanjutan kawasan ini, sekaligus melindungi nilai-nilai keagamaan dan budaya yang melekat erat di Pura Uluwatu.
1
Komentar