Dua Pendaki yang Tersesat di Gunung Agung Ditemukan dalam Kondisi Selamat
Sempat Terperosok ke Jurang, 1 Orang Patah Tulang Paha
Pendaki Ridho Adi Yudistira ditemukan di ketinggian 1.700 MDPL dalam keadaan tertidur karena mengalami patah paha kiri dan tulang rusuk
AMLAPURA, NusaBali
Dua pendaki yang sempat tersesat di Gunung Agung saat melakukan perjalanan pulang dari puncak akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat. Satu pendaki atas nama Ridho Adi Yudistira,23, asal Desa/Kecamatan Kediri, Tabanan mengalami luka-luka berupa patah tulang paha kiri dan tulang rusuk. Satu pendaki lagi, yakni Putu Diki Adi Warta,27, asal Desa/Kecamatan Mengwi, Badung dalam keadaan selamat.
Keduanya ditemukan petugas gabungan dipimpin Kepala Seksi Operasi dan Siaga SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar I Wayan Suwena di tempat berbeda di Gunung Agung, Jumat (27/12) pukul 10.45 Wita. Suwena menuturkan, pencarian hari ketiga melibatkan SAR Bali sebanyak 8 orang, Brimob Polda Bali 6 orang, SAR Samapta Polda Bali sebanyak 8 orang, Koramil Rendang sebanyak 4 orang, Polsek Rendang sebanyak 8 orang, Samapta Polres Karangasem sebanyak 5 orang, BPBD Karangasem sebanyak 3 orang, Puskesmas Rendang sebanyak 2 orang dan pemandu lokal sebanyak 10 orang.
Pencarian mulai pukul 07.20 Wita, korban atas nama Putu Diki Adi Warta ditemukan pukul 09.50 Wita di ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut (Mdpl) dan langsung dievakuasi ke Posko Pura Tunggul Besi di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang. Kemudian pukul 10.45 Wita giliran Ridho Adi Yudistira ditemukan di ketinggian 1.700 MDPL dalam keadaan tertidur karena mengalami patah paha kiri dan tulang rusuk, karena sempat jatuh ke jurang walau tidak terlalu dalam.
Ridho dievakuasi menggunakan tandu dipikul petugas secara bergantian. Setiba di posko pukul 13.00 Wita langsung dijemput ambulans diantar ke Puskesmas Rendang, di Banjar Menanga Kawan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang. “Satu korban atas nama Ridho mengalami patah kaki kiri karena terpeleset ke jurang. Evakuasi berlangsung selama 2 jam dan 15 menit terkendala cuaca kabut, hujan, dan jalan licin,” kata Suwena. Korban yang terpeleset ditemukan dalam posisi tidur tidak bisa berdiri. Salah satu korban Putu Diki menuturkan selama tersesat dia memilih bertahan di puncak.
Salah satu pendaki, Putu Diki Adi Warta. –IST
“Kalau turun dalam kondisi hujan dan berkabut, tapi kalau cuaca mulai terang kembali berjalan. Sedangkan lampu senter telah mati, berjalan di kegelapan,” kata Putu Diki. Dia mengaku menyusuri jalan menurun bukan melalui jalur pendakian. Dia menyaksikan temannya Ridho jatuh, dan kakinya patah, tetapi dirinya tidak mampu memapah mengajak turun. “Saya juga sempat terjatuh, untungnya nyangkut di pohon. Selama ini saya dua kali mendaki di sini,” kata Putu Diki.
Putu Diki menyarankan kepada para pendaki agar tidak meniru dirinya. Menurutnya mendaki mesti berkelompok agar bisa saling menjaga. Awalnya mendaki 5 orang, Selasa (24/12) pukul 02.00 Wita melalui jalur Pura Pengubengan Besakih, Banjar Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang dan tiba di puncak pukul 08.00 Wita. Sampai di puncak mereka sempat foto-foto berlatar belakang kawah Gunung Agung yang mengepulkan asap, dan berlatar belakang kabut tebal di sekeliling puncak. Juga buat video yang terlihat dalam video empat orang mengingat satu pendaki yang merekam.
Selanjutnya mulai turun dari puncak di ketinggian 3.142 meter dari permukaan laut pukul 09.30 Wita. Begitu menuruni puncak Gunung Agung, hujan mulai turun.
Mulanya turun berlima, kemudian rombongan jadi dua kelompok masing-masing beranggotakan 3 orang dan 2 orang. Yang beranggotakan 3 orang lebih dulu berjalan menurun, termasuk pelapor Georgi Elfraim Waleleng ada di dalamnya. Rombongan 3 orang itu sempat menunggu kedua korban yang berjalan di belakangnya, mengingat dirinya basah kuyup tanpa mengenakan jas hujan, maka terus melanjutkan perjalanan turun, sehingga kedua korban ditinggalkan.
Elfraim tiba di pos 3, sempat berhenti, sambil menunggu kedua korban, tetapi 2 pendaki itu tidak muncul-muncul. Kembali melanjutkan perjalanan pulang tiba di pos 2, menunggu kedua korban hingga pukul 14.00 Wita, ternyata kedua korban tidak juga muncul. Saat itu Elfraim melaporkan kejadian tersebut ke Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem.
Awalnya hari pertama pencarian Selasa (24/12) melalui jalur Pura Pengubengan Besakih, kemudian berpindah melalui jalur Pura Tunggul Besi, Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang. 7 k16
Komentar