Pekerja Migran asal Jembrana Meninggal di Turki
Pemulangan Jenazah Sempat Terhambat Masalah Biaya
NEGARA, NusaBali - Kasus Pekerja Migran asal Kabupaten Jembrana meninggal dunia di luar negeri kembali terulang. Teranyar, seorang pekerja migran bernama Ni Putu Kariani,44, asal Banjar Taman, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, meninggal di Turki, Sabtu (14/12).
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, Kariani dinyatakan meninggal dunia karena penyakit meningitis. Pemulangan jenazah Kariani pun sempat terhambat masalah biaya. Di mana pihak perusahaannya di Turki tidak sanggup membiayai pemulangan jenazah setelah sebelumnya mengeluarkan biaya yang besar untuk pengobatan ataupun perawatan medis Kariani. Sementara dari pihak keluarga Kariani yang termasuk salah satu keluarga kurang mampu juga tidak memiliki biaya.
Namun berkat upaya penggalangan dana yang dilakukan sekolompok relawan bersama sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Turki, pemulangan jenazah Kariani akhirnya bisa diproses dan dijadwalkan akan segera tiba di Terminal Kargo Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kuta, Badung. Kepala Bidang Penempatan Pelatihan Produktivitas dan Transmigrasi (PPPT) pada Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Nakerprin) Jembrana, Putu Agus Arimbawa saat dikonfirmasi, Jumat (27/12) membenarkan adanya pekerja migran asal Jembrana yang meninggal di Turki tersebut. Pihaknya menyatakan bahwa almarhum sudah dua kali berangkat kerja ke Turki.
"Dari keterangan keluarga ataupun dokumen-dokumennya, dia sudah dua kali berangkat. Pertama tahun 2022. Kemudian sempat pulang dan kembali berangkat pada tahun 2023 lalu," ucap Agus Arimbawa yang juga aktif mengawal proses pemulangan jenazah almarhum.
Menurut Agus Arimbawa, Kariani diketahui telah dinyatakan sakit sejak bulan Agustus 2024 dan sempat diajukan upaya pemulangan pada bulan Oktober 2024. Namun karena kondisinya memburuk dan masih ada proses penyembuhan terhadap penyakit meningitis yang diderita Kariani, pemulangannya pun tidak bisa dikabulkan pihak perusahaan ataupun pihak otoritas terkait di Turki. "Pemberangkatannya termasuk non prosedural. Tapi meski begitu, perusahaannya juga masih mau membiayai pengobatan. Sempat 3 kali dibiayai untuk kemoterapi dan 2 kali operasi otak. Tapi karena penyakitnya sangat parah, akhirnya meninggal pada hari Sabtu tanggal 14 Desember sekitar pukul 10.00 waktu setempat (waktu di Turki)," ujar Agus Arimbawa.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, Agus Arimbawa mengaku bahwa upaya pemulangan jenazah sempat terhambat masalah biaya. Di mana pihak perusahaan yang telah berusaha membiayai pengobatan Kariani, menyatakan tidak sanggup untuk membiayai pemulangan jenazah. Akhirnya, jenazah Kariani yang sempat terancam dimakamkan di Turki pun bisa dipulangkan berkat kepedulian sekelompok relawan bersama Satuan Tugas PMI di Turki.
"Penggalangan dana pemulangan dilakukan sekelompok relawan bekerja sama dengan Satgas PMI yang ada di Turki. Informasi terakhir terkumpul sejumlah dana untuk pemulangan almarhum sekitar 4.500 USD," ujar Agus Arimbawa.
Agus Arimbawa pun menyatakan bahwa pemulangan jenazah sudah diproses. Sebelumnya, sempat ada kabar bahwa jenazah akan tiba di Terminal Kargo Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, pada Sabtu (28/12) malam. Namun dari informasi terakhir ada penundaan keberangkatan karena pertimbangan cuaca dan dijadwalkan akan tiba di Bali pada Minggu (29/12) pagi sekitar pukul 09.00 Wita.
"Kami bersama keluarga dan perwakilan relawan berencana menjemput jenazah almarhum di bandara. Termasuk nanti akan didampingi petugas BP3MI (Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) Bali yang juga telah mengkonfirmasi untuk pendampingan dalam proses penjemputan di bandara," ucap Agus Arimbawa.
Untuk diketahui, dalam sebulan terakhir ini ada dua kejadian pekerja migran asal Jembrana yang meninggal dunia di luar negeri. Sebelumnya, seorang pekerja migran bernama I Ketut Ardika Yasa,26, asal Banjar Sari Kuning, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, meninggal dunia di kapal pesiar pada 23 November 2024 lalu.
Ardika sendiri dinyatakan meninggal dunia karena diduga mengalami serangan jantung. Setelah sempat dilakukan investigasi terkait kematiannya, jenazah Ardika akhirnya dipulangkan dan tiba di Bali pada Jumat (20/12) malam lalu. Jenazah Ardika pun telah diaben di Setra Desa Adat Taman Sari, Desa Tukadaya, pada Redite Pon Prangbakat, Minggu (22/12) lalu. 7 ode
Komentar