nusabali

Penghujung Tahun Harga Cabai Mulai Naik

TPID Sebut Pasokan Masih Aman

  • www.nusabali.com-penghujung-tahun-harga-cabai-mulai-naik

SINGARAJA, NusaBali - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng memantau ketat harga pangan di penghujung tahun 2024.

Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) seringkali memicu kenaikan harga akibat permintaan pasar meningkat. Terutama di sektor pangan.

Pantauan di lapangan sejauh ini, harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional masih relatif terkendali. Namun sejumlah bumbu dapur seperti cabai rawit merah dan bawang merah harganya merangkak naik. Kenaikan harga dua komoditas ini mulai sejak awal bulan lalu. Cabai merah yang harga normal Rp 30.000 - Rp 35.000 per kilogram saat ini Rp 50.000 - Rp 55.000 per kilogram. Begitu juga dengan harga bawang merah yang harga terkini di pasar kisaran Rp 36.000 - Rp 38.000 per kilogram.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Buleleng Ni Made Rousmini ditemui Jumat (27/12) kemarin mengatakan, secara umum pasokan dan harga pangan di penghujung tahun masih stabil dan terkendali. “Harga cabai dan bawang merah mulai naik tetapi masih diambang batas wajar. Ini karena produksi menurun di musim hujan juga sebagian besar baru memasuki musim tanam belum ada yang panen,” ucap Rousmini.

Kebutuhan cabai rawit merah Buleleng juga disebutnya sebagian besar masih bergantung dengan produksi cabai Pulau Jawa khususnya di Banyuwangi Jawa Timur. Sedangkan produksi cabai lokal Buleleng sejauh ini belum mampu memenuhi kebutuhan pasar.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga yang tidak masuk logika, TPID Buleleng masih menerapkan pola memaksimalkan peran dua perusahaan daerah milik Pemkab Buleleng. Perumda Pasar Argha Nayottama dan Perumda Swatantra bertindak sebagai offtaker yang telah menjalin kerjasama dengan produsen-produsen cabai rawit dari Banyuwangi maupun di lokal Buleleng.

Dua perusahaan daerah ini menyerap hasil panen petani dan langsung sebagai distributor ke pedagang pasar serta konsumen. Pola ini memotong rantai distribusi untuk menekan biaya operasional. Sehingga cabai yang dijual melalui perusahaan daerah bisa lebih murah.

Sementara ini, Rousmini mengatakan pergerakan ekonomi Buleleng juga masih stabil. Data bulan November lalu, Buleleng mengalami inflasi 1,8 persen. Kondisi ini disebut Rousmini masih bertahan hingga pekan ketiga bulan Desember. “Target kita akumulasi inflasi tahun 2024 ini 2,5 plus minus 1, sejauh ini masih aman,” terang Rousmini.

Dia pun berpesan kepada masyarakat dalam menyambut dan merayakan tahun baru nanti agar bijak membeli kebutuhan. Begitu juga pengepul-pengepul bahan pokok untuk tidak berlaku curang dengan menimbun pasokan yang menjadi pemicu kenaikan harga.7 k23

Komentar